Kurapika memutuskan untuk meninggalkan kota Yorknew. Meskipun Kurapika sudah kelihatan cukup stabil, akan tetapi Leorio masih merasa khawatir dengan kondisi tubuh Kurapika yang masih belum pulih sepenuhnya. Dia mengantar kepergian Kurapika dan Senritsu ke bandara.
Kurapika : Leorio...
Leorio hanya menatap Kurapika.
Kurapika : Sudah saatnya aku pergi sekarang.
Leorio : Ya.
Kurapika hanya bisa tersenyum tipis saat melihat kekhawatiran Leorio yang kelihatan cukup jelas di matanya. Namun, keputusannya sudah bulat untuk memulai bekerja kembali.
Kurapika : Titip salamku untuk Gon, Killua dan Lucia ya. Mereka sedang berlatih ke tahap berikutnya dan aku tidak bisa mengganggu mereka. Katakan pada mereka sampai jumpa lagi nanti. Dan jaga baik-baik dirimu juga, Leorio.
Leorio : Ya (sambil mengacungkan jempol)
Sekilas Leorio melihat ke arah Senritsu yang tersenyum padanya. Dia pun merasa sedikit lega karena ada Senritsu di samping sahabatnya, Kurapika. Lalu akhirnya dia pun merelakan kepergian Kurapika dengan senyuman.
Leorio : Dadah... Hubungi aku, jika ada terjadi sesuatu ya. Harus ya!
Kurapika hanya mengangguk pelan lalu tersenyum lembut, setelah itu dia pergi meninggalkan Leorio begitu saja dan masuk ke dalam ruangan tunggu.
Senritsu : Akhirnya kau merasa lega.
Leorio : Eh?
Senritsu : Beberapa menit yang lalu, detak jantungmu kedengaran sangat khawatir tapi sekarang kau merasa baik-baik saja. Kau memiliki detak jantung terbaik dari semua orang yang kutemui di kota ini. Itu suara yang tenang, lapang dan hangat. Kupikir menjadi seorang dokter itu cocok buatmu tapi menjadi seorang guru juga sangat sesuai denganmu. Kusarankan bagaimana kalau kau coba mengganti pekerjaanmu itu? Aku bisa menjamin kau pasti bisa sukses besar.
Leorio hanya terkekeh sambil memegangi kepalanya. Dia tersipu malu atas pujian yang dia terima dari Senritsu.
Leorio : Yah, aku akan pikirkan itu nanti.
Senritsu : Kalau begitu, aku pergi ya. Dah...
Leorio : Ah, sebentar.
Senritsu menoleh.
Leorio : Um, apa ya...
Leorio berjongkok lalu berkata dengan suara pelan.
Leorio : Tolong jaga Kurapika buatku ya. Jika ada sesuatu, tolong infokan semuanya padaku. Kau tahu kan dia itu tipe orang yang tampak tenang tapi sangat nekat. Dia juga sangat pintar, tapi suka melakukan hal-hal gila tanpa berpikir panjang. Aku bisa merasa lega karena kau bersamanya. Dia sepertinya terbuka denganmu. Jadi tolong hentikan dia jika dia terlihat aneh.
Senritsu : Baik. Aku mengerti.
Setelah itu, Senritsu pun meninggalkan Leorio dan pergi menyusul Kurapika yang sedang menunggunya di ruangan tunggu.
☆
Leorio menemui Gon dan Killua ketika mereka sedang beristirahat. Leorio menyampaikan pesan dan salam Kurapika. Gon sedikit terkejut dengan kepergian Kurapika yang sangat mendadak itu.
Kemudian berkat Zepile, Gon akhirnya bisa mendapatkan kembali kartu Lisensi Hunter yang dia gadaikan sebelumnya supaya bisa mengikuti perlelangan.
Sementara itu, Battera masih terus memenangkan sisa 6 set konsol game Greed Island yang tersisa di perlelangan dengan tawaran harga yang lebih tinggi dua kali lipat dari pada harga konsol game yang dia dapatkan di hari pertama perlelangan.
Setelah perlelangan berakhir, Battera langsung mengadakan penyeleksi pemain bagi yang bisa memainkan dan menyelesaikan game Greed Island yang sudah berlangsung 10 tahun lamanya di dalam gedung perlelangan.
-Di luar gedung, hari penyeleksian pemain Greed Island-
Wartawan TV : Permisa, lihatlah antrean panjang yang berada di belakang saya ini. Setelah memenangkan 7 set konsol game yang legendaris itu, tepat pada hari ini juga sang kolongmerat Battera langsung mencari para pemain yang bisa memainkan game tersebut. Namun batas waktunya cuma hari ini saja!
-Di dalam gedung-
Pegawai : Maaf membuat para peserta sekalian menunggu! Ujian seleksi pemain Greed Island akan segera di mulai. Seperti yang kalian ketahui, untuk dapat bermain game ini, setiap pemain harus dapat menggunakan kekuatan Nen. Jadi pertama-tama, setiap peserta harus menunjukkan kekuatan Nen. Dan Hunter pro, Tsezguerra yang akan menjadi jurinya.
Tsezguerra muncul dari balik tirai panggung, lalu berdiri di tengah-tengah. Dia menatap remeh dan sombong pada ratusan peserta. Para peserta mulai berbisik satu sama lain.
Peserta 1 : Itu Hunter pro Tsezguerra!
Peserta 2 : Jika dia terlibat...
Peserta 3 : Berarti game ini memiliki saham yang besar.
Tsezguerra : Kalau begitu, langsung saja kita mulai ujian seleksinya.
Gon yang duduk berada di tengah-tengah bersama ratusan peserta lainnya sedikit mengerutkan dahinya. Dia tidak menyukai sikap dan tatapan remeh yang ditunjukkan oleh Tsezguerra. Sedangkan Killua hanya menatap lurus dengan ekspresi wajah serius.
Tsezguerra : Satu per satu, naiklah dan tunjukkan kekuatan Nen kalian padaku. Tirai akan menutupi panggung. Jadi para peserta lain tidak dapat melihat apa yang akan terjadi di dalam sana. Pada saat 32 pemain telah terpilih, maka seleksi ini pun berakhir.
Setelah itu, Tsezguerra kembali masuk ke dalam. Secara perlahan-lahan tirai panggung turun ke bawah dan menutupi panggung bagian depan.
Pegawai : Kalau begitu, silakan satu per satu lewat sini untuk di seleksi.
Peserta pertama pun langsung bergerak maju ke depan, dia menaiki atas panggung lalu diikuti oleh peserta lainnya yang berbondong-bondong maju ke depan karena tidak mau kalah.
Seketika itu juga para peserta lainnya yang takut tidak kebagian pun langsung ikut berbaris di belakang. Para peserta pun mengantre panjang atau menunggu giliran mereka untuk dapat memasuki panggung bagian dalam.
Sedangkan Gon dan Killua bersama beberapa peserta lainnya tidak ikut mengantre ke depan. Mereka masih duduk diam di tempat mereka. Mereka sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.
Killua : (Hanya itu penjelasannya?)
Killua hanya diam melihat antrean yang sangat luar biasa panjang itu.
Pegawai : Peserta berikutnya, silakan.
Killua : (Hanya memberikan sedikit penjelasan, lalu sisanya tidak diketahui. Tapi yang lainnya sudah bergerak secara alami. Mereka pasti tahu sesuatu dan tidak akan menjawab pertanyaan jika kita bertanya. Jika menyimpulkan semua informasi yang di dapat dan melakukan yang terbaik, aku yakin mereka pasti menilai kita dari proses keseluruhan.)
Killua kembali melihat ke sekelilingnya. Lalu berpikir keras.
Killua : (Sekitar dua ratus peserta yang berada di dalam ruangan ini. Sekitar seratus lebih sudah berbaris. Kira-kira sekitar 50 peserta sedang berdiri dan melihat dari samping. Dan 20 peserta termasuk diriku dan Gon masih duduk dan tidak bergerak sama sekali. Kelompok mana yang benar?)
Pegawai : Peserta berikutnya, silakan masuk!
Satu menit kemudian...
Pegawai : Nah, selanjutnya!
Killua : (Ini aneh... Sudah sekitar sepuluh peserta yang masuk, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang kembali keluar. Apa itu artinya mereka semua lulus? Atau sebaliknya? Ini gawat! Apa kita juga harus berbaris?)
Killua kebingungan. Tiba-tiba terdengar suara seorang peserta yang tertawa dari kursi belakang. Peserta itu berambut pirang kecoklatan dan bernama Puhat. Dia langsung menjelaskan situasi yang sekarang sedang terjadi secara panjang lebar. Killua dan Gon pun menoleh untuk melihat siapa.
Secara singkat kata, Puhat berkata bahwa peserta lain yang terburu-buru untuk berbaris ke depan dan yang berkumpul di samping itu tidak mempunyai sebuah harapan dan kesempatan untuk lulus seleksi.
Setelah mendengar ocehan panjang dari Puhat, Killua tiba-tiba teringat kembali dengan perkataan Tsezguerra dan Battera beberapa hari yang lalu dan langsung menyadari sesuatu. Killua melirik ke arah Gon yang sejak tadi bersikap sangat tenang.
Killua : Gon, apa kau menyadari sesuatu?
Gon : Tidak. Ini hanya dugaanku saja sih. Kupikir itu hal yang wajar jika Battera-san dan Tsezguerra-san ingin menyeleksi semua orang yang berada di sini.
Tiba-tiba Puhat tertawa keras karena setuju dengan perkataan Gon. Gon langsung menoleh ke belakang. Tiba-tiba Puhat berdiri lalu memperkenalkan dirinya penuh percaya diri, setelah itu dia beranjak dari sana dan naik ke atas panggung.
Pegawai : Peserta berikutnya, silakan.
Sekilas Killua menatap ke arah Gon yang hanya diam menatap tangannya. Setelah itu, dia berdiri.
Killua : Gon, aku pergi duluan ya.
Gon : Killua!
Killua terus berjalan tanpa menoleh ke arah Gon.
Gon : Semoga berhasil!
Killua hanya tersenyum tipis. Dia hanya mengangkat satu tangannya ke atas sebagai jawaban untuk Gon. Tirai terbuka sedikit dan Killua memasuki panggung. Dia melihat ke arah sekelilingnya dengan waspada.
Killua : (Hanya ada sebuah pintu.)
Killua berjalan masuk secara perlahan-lahan ke arah pintu dan membukanya. Tampak Tsezguerra berdiri dihadapannya seolah-olah seperti sedang menunggu kedatangannya. Killua menatap tajam ke arah Tsezguerra yang tersenyum meremehkannya.
Tsezguerra : De wa, Ren wo misete morau ka (Baik, perlihatkan kekuatan Ren-mu.)
Killua : Anou sa, Hatsu de mo ii? (Hei, bolehkah aku menggunakan Hatsu?)
Killua mengeluarkan kedua tangannya dari saku celananya. Tsezguerra masih tersenyum remeh.
Tsezguerra : Hmph. Mondai nai (Tidak masalah.) Kau bebas menunjukkan kekuatanmu seperti apapun. Memperlihatkan Ren-mu pada dasarnya menunjukkan hasil latihanmu sebagai Hunter. Dengan kata lain, kau menunjukkan kepadaku seberapa kuatnya dirimu itu. Aku ingin tahu apa yang akan kau lakukan, padahal sebelumnya kau tidak tahu dan hanya menunjukkan Ren normalmu padaku. Yah, sekarang coba tunjukkan sedikit kekuatan barumu itu padaku.
Killua tersenyum penuh percaya diri. Dia langsung melebarkan kesepuluh jarinya ke arah lantai. Lalu meletakkan ke dua tangannya di depan wajahnya dengan memberi sedikit jarak.
Killua : Kalau begitu, akan kuperlihatkan!
Tiba-tiba muncul aliran listrik yang cukup besar melalui kesepuluh jarinya Killua. Lalu Killua menarik dan melebarkan listrik pada jarinya, kemudian melentangkan kedua tangannya ke arah samping.
Seketika itu juga, listrik itu langsung menyambar dan menggosongkan lantai. Tsezguerra terkejut. Matanya pun melebar. Dia hanya bisa terdiam dan melonggo melihat kekuatan Killua yang luar biasa itu. Setelah itu, satu bola lampu pada ruangan itu langsung berkedip-kedip tanpa henti. Lalu bola lampu itu langsung pecah.
Tsezguerra : (Ba-bagaimana bisa dia merubah auranya menjadi petir?!)
Killua tersenyum dan menatap Tsezguerra yang tidak dapat menunjukkan senyumannya lagi karena masih kaget. Senyuman remeh yang tadi Tsezguerra tunjukkan juga sirna begitu saja.
Killua : Dou? Mou sukoshi miru kai? (Bagaimana? Apa mau melihat sedikit lebih banyak lagi?)
Seketika itu, ekspresi wajah Tsezguerra berubah serius. Dia menatap Killua, lalu menunjukkan senyuman terpaksa.
Tsezguerra : Tidak. Itu sudah cukup. Kau lulus.
Tsezguerra langsung bergeser ke arah samping.
Killua : Yosha! (Yes!)
Killua tersenyum lebar, kemudian kembali memasukkan kesepuluh jarinya pada saku celananya lalu berjalan ke arah pintu dan melewati Tsezguerra.
Tsezguerra : (Aku sedikit terkejut, secara teori itu memang memungkinkan, hanya saja aku tidak menyangka dalam kurun waktu sesingkat ini. Ini sulit dipercaya! D-dia berhasil menunjukkan hal yang luar biasa. Tapi bagaimana bisa?! Aku merasa hal seperti itu tidak mungkin bisa didapat dari nol dan belajar hanya dalam 3 hari saja.)
Lalu pada saat Killua memegangi ganggang pintu, tiba-tiba dia dihentikan oleh Tsezguerra.
Tsezguerra : Ada yang mau kutanyakan. Teknik itu bukan sesuatu yang dapat dipelajari dengan mudah. Pelatihan yang dibutuhkan untuk menciptakan tegangan listrik yang kuat seperti yang kau lakukan tadi setidaknya perlu mengambil dalam waktu beberapa tahun. Apalagi untuk membangkitkan aura tegangan yang kuat, kau itu sebenarnya siapa? Apa anak perempuan (Lucia) yang bersamamu waktu itu yang mengajarimu?
Killua : Tegangan listrik yang kuat?
Killua tersenyum sinis. Tanpa menatap ke arah Tsezguerra, Killua sedikit menoleh ke arah samping.
Killua : Aku sudah disetrum sejak aku lahir karena alasan keluarga dan Luci tidak pernah mengajariku.
Killua tersenyum dan menatap Tsezguerra yang dengan cukup jelas sedang menunjukkan ekspresi ketegangan dan kebingungan pada wajahnya. Setelah itu, Killua membuka pintu dan masuk lagi ke dalam sebuah ruangan.
Killua tidak terkejut saat melihat ada sekitar delapan orang di dalam ruangan tersebut. Seolah-olah seperti melihat musuh atau saingan mereka, orang yang berada dalam ruangan itu menatap Killua dengan tatapan sinis, dingin dan tajam. Killua melihat Puhat yang duduk di deretan paling belakang tersenyum dan mengangkat satu tangannya sebagai sapaan.
Selain itu, ada seorang wanita berambut pirang (Biscuit Krueger) yang cuek menatap ke arah lain dan seorang pemuda tampan berambut biru gelap yang seumuran dengannya menarik perhatiannya karena tatapan pemuda itu sedikit berbeda dari tatapan yang lainnya. Pada saat Killua menatapnya, pemuda itu buru-buru langsung menundukan kepalanya ke bawah. Wajahnya memerah hingga ke telinga.
Killua : (Orang aneh.)
Killua yang cuek mengabaikan hal itu. Dia berjalan santai untuk mencari kursi kosong dan kursi tersebut tepat di belakang pemuda itu. Killua melewati kursi pemuda itu dan pada saat Killua duduk, pemuda itu tersentak kaget.
Killua : (Dia kenapa? Ya, terserahlah. Hm, apa Gon baik-baik saja, ya?)
Kemudian tiba-tiba terdengar suara ledakan yang cukup besar. Ruangan menjadi sedikit bergetar karena ledakan tersebut. Semua orang di dalam ruangan kecuali Biscuit Krueger sedikit tersentak kaget. Setelah itu, tidak lama kemudian, pintu ruangan terbuka. Gon muncul di ambang pintu dengan ekspresi polosnya. Puhat tersenyum.
Killua : Gon! (sambil mengangkat satu tangan ke atas)
Gon langsung tersenyum lebar.
Gon : Killua!
Gon langsung berlari ke arah tempat duduk Killua.
Gon : Syukurlah kau juga terpilih!
Killua : Tentu saja! Suara ledakan yang tadi itu punyamu, kan?
Gon : Ya!
Killua : Teknik seperti apa itu?
Gon : Hehe... Hi-mi-tsu! (Ra-ha-sia!)
Killua langsung memiting kepala Gon sambil menyeringai lebar.
Killua : Sialan, jangan pelit memberitahuku napa! Beraninya kau balas dendam padaku karena sebelumnya aku juga bilang rahasia ya?!
Gon hanya tertawa sambil berusaha melepaskan diri dari serangan Killua. Sementara itu, di ruangan sebelah, terlihat Tsezguerra masih terpaku diam di tempatnya. Dia menatap ngeri pada dinding yang jebol dan hancur lebur itu.
Tsezguerra : Ya ampun... Mereka anak-anak yang luar biasa dan mengerikan.
☆
-Di restoran-
Leorio, Killua dan Gon : Kanpai! (Bersulang!)
Gon dan Killua mengundang Leorio untuk makan siang bersama di sebuah restoran masakan China di kota Yorknew, sekalian mengadakan sebuah perayaan kecil karena telah lulus dari seleksi pemain Greed Island. Leorio pun menyambutnya dengan senang hati.
Leorio : Selamat kalian sudah lulus di tahap pertama! Tapi ngomong-ngomong, di mana Lucia? Aku sudah empat hari tidak melihatnya. Coba panggil dia.
Killua : Entahlah. Mungkin dia sedang bermain bersama laba-laba sialan itu.
Killua mengaduk-aduk minumannya.
Leorio : Lho? Kok gitu? Memangnya dia tidak ikut ujian seleksi ya bersama kalian?
Gon : Tidak, Lucia hanya bilang kita akan bertemu kembali di dalam game (sambil mengunyah dimsum)
Leorio : Cih! Dasar wanita berhati dingin! (sambil meneguk minumannya)
Gon hanya tertawa kaku.
Leorio : Jadi kudengar hadiah gamenya sebesar 50 Milyar jika berhasil menyelesaikan gamenya ya? Aku jadi penasaran apa yang dipikirkan oleh Battera.
Gon menyerahkan sebuah kertas pada Leorio. Lalu Leorio membaca kertas tersebut.
Leorio : Kontrak game Greed Island? Lalu ada 3 syarat penting ya. Yang pertama, tidak boleh komplain/tuntut jika terbunuh atau cedera. Kedua, item apapun yang kau bawa dari game adalah milik tuan Battera. Lalu ketiga, akan ada hadiah game sebesar 50 Milyar jika berhasil menyelesaikan game. Jika setuju, silakan tanda tangan pada kertas kontrak tersebut.
Killua : Apa tidak apa-apa? Maksudku syarat no 2 itu.
Gon : Ya. Apapun itu akan kuserahkan, aku tidak butuh semua item itu. Karena yang kucari dan kuinginkan hanyalah supaya bisa semakin dekat dengan Ging meskipun hanya sedikit saja!
Gon tersenyum lebar dan yakin dengan perkataan. Killua dan Leorio tersenyum lebar mendengar perkataan Gon yang masih sama saat pertama kali mereka mendengarnya. Mereka hanya bisa makhlum dengan Gon yang keras kepala dan teguh pada pendiriannya itu.
Setelah menandatangani kontrak dan menyelesaikan makanan mereka, Gon dan Killua pun berpisah dengan Leorio. Dan Leorio berencana ingin melanjutkan belajar lalu mengikuti ujian masuk kedokteran. Lalu mereka bertiga pun memutuskan untuk kembali bertemu lagi jika semua urusan masing-masing sudah tercapai dan terselesaikan.
☆
-Di dalam game Greed Island-
Lucia, Shalnark, Kortopi dan Shizuku tiba di titik awal pertemuan yang biasanya dikunjungi oleh setiap pemain yang bermain game Greed Island. Lucia tersenyum lebar.
Lucia : Uwaaaa!! (mata berbinar-binar)
Shalnark : Jadi, ini dunia di dalam game? Terlihat sangat nyata ya. Pembuatnya pasti sangat genius karena dapat merancang game yang sangat sempurna ini, sehingga gamenya tampak seperti di dunia nyata.
Shizuku : Pemandangannya cukup menakjubkan.
Lucia : (Tidak, ini bukan dunia di dalam game. Ini memang dunia nyata. Sebaiknya aku tidak memberitahu mereka dan menikmati game ini sambil menunggu Killua dan Gon datang, lalu menemukan di mana para bomber itu berada sebelum Killua dan Gon tiba di sini. Lagipula Shalnark akan mencari tahu sendiri dan segera menyadarinya kalau dunia ini bukanlah dunia dalam game.)
Kortopi : Jadi, apa selanjutnya?
Lucia : Setelah mendengar tutorial dari NPC, aku ingin segera mencoba semuanya. Pertama-tama, ayo kita mencari informasi lebih mengenai gamenya. Sekalian mencari si pengkhianat! Hihi..
Shizuku : Pengkhianat? Siapa?
Kortopi : Mungkin yang Zero maksud adalah Feitan dan Phinks.
Shalnark hanya bisa tertawa melihat tingkah laku dan senyuman Lucia yang cukup menyeramkan. Seolah-olah sekeliling Lucia adanya api yang membara karena terbakar emosi.
Lucia : Shal, ayo cepat jalan!
Shalnark : Baiklah, kita ke arah situ ya (tersenyum lebar)
☆
-Di stasiun-
Killua, Gon dan 21 peserta lainnya menaiki kereta express khusus yang diberikan oleh Battera untuk menuju ke tempat lokasi bermain game.
Killua : Jadi kereta express ini dikhususkan untuk kita. Sepertinya mereka menjadi lebih berhati-hati karena salah satu konsol game telah dicuri. Tapi entah kenapa firasatku mengatakan yang mencurinya kemungkinan Luci dan anggota laba-laba lainnya.
Gon : Eh? Begitu, kah?
Killua : Yap! 100%.
Gon : Kenapa bisa seyakin itu?
Killua : Karena dia tiba-tiba menghilang dan tidak ikut ujian seleksi bersama kita. Jika bertemu nanti, bantu aku menginterviewnya ya, Gon! (tiba-tiba ekspresi dan mata Killua berubah jadi mata kucing)
Gon hanya tersenyum kaku melihat kejahilan Killua yang tiba-tiba muncul. Lalu dia dan Killua melihat ke arah depan.
Killua : Selamat tinggal kota Yorknew.
-Bersambung-