Gon, Killua dan semua pemain yang terpilih tiba di sebuah villa besar dan mewah milik kediaman Battera. Mereka mengikuti Tsezguerra dari belakang menuju ke bawah tanah. Di bawah tanah ada sebuah ruangan khusus untuk menyimpan konsol game Greed Island.
Pada saat pintu ruangan terbuka, terlihat ada deretan ratusan konsol game Greed Island yang tersambung pada setiap monitor TV. Layar pada monitor TV tersebut menunjukkan tulisan "Now Playing" yang menandakan para pemain sedang memainkan game tersebut.
Tsezguerra langsung menjelaskan aturan main sebelum para pemain dikirim ke dunia Greed Island. Setelah itu, Tsezguerra memberikan memory card kepada para pemain. Setelah berdiskusi panjang dan menentukan dengan cara bersuit, Gon terpilih menjadi orang pertama yang memasuki game tersebut.
Gon : Hore! Aku yang pertama!
Killua : Sialan! Kenapa aku yang ke-17, sih?! (sambil melihat jarinya sendiri dengan kesal)
Tampak pemuda tampan** berambut biru gelap tersenyum lega karena dirinya mendapatkan urutan ke-16 karena menang suit dari Killua.
(**Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 130.)
Pemuda : (Syukurlah, urutanku duluan sebelum Killua-kun. Dengan begitu, aku tidak akan kehilangan dia lagi.)
Tsezguerra melirik ke arah Gon.
Tsezguerra : Kalau tidak salah, kau punya simpanan datanya ya?
Gon meronggoh saku bajunya dan mengeluarkan satu cincin dan satu memory card.
Tsezguerra : Apa kau ingin menggunakannya?
Sekilas Gon melihat ke arah cincin dan memory cardnya lalu melirik ke arah Killua yang mengangguk. Kemudian Gon melihat ke arah Tsezguerra yang berada tepat di hadapannya.
Tsezguerra : Jangan khawatir, seperti apapun simpanan datanya, semua pemain harus memulainya dari titik awal pertemuan yang sama.
Semua pemain lainnya yang menunggu giliran mereka untuk dapat bermain melihat ke arah Gon yang hanya diam mendengarkan perkataan Tsezguerra. Setelah itu, Gon kembali melihat ke arah cincin dan memory cardnya lalu berpikir.
Gon : (Ging... Akhirnya aku mungkin akan sedikit lebih dekat denganmu dan game ini adalah satu-satunya petunjuk dan pesan yang dia tinggalkan untukku. Aku akan mempercayainya dan bergerak maju!)
Gon yang sudah merasa yakin pun langsung memasangkan cincin pemberian Ging ke jari telunjuknya, lalu kembali menatap Tsezguerra.
Gon : Aku akan menggunakan memory cardku sendiri.
Tsezguerra : (Aku tidak tahu dari mana kau mendapatkan memory card itu, tetapi datamu tidak mungkin bisa melebihi data milikku.) Kalau begitu, langsung saja mulai gamenya.
Gon maju ke arah depan. Dia memasukkan memory cardnya ke lubang konsol game, tempat menaruh memory card, lalu menoleh ke arah Killua karena Killua memanggilnya.
Killua : Gon, setelah kau menyelesaikan tutorialnya, tunggu aku di titik awal sampai aku ke sana ya.
Gon : Oke.
Gon pun langsung menghilang setelah mengalirkan aura Nennya pada konsol game tersebut.
☆
-Di dalam game Greed Island-
Gon memasuki game lalu mendarat di sebuah lingkaran sihir yang berbentuk bulatan kecil dan besar yang berwarna hitam dan putih, kemudian dia sedikit tersentak karena tiba-tiba dapat mendengar suara Ging yang memanggil namanya. Dia pun langsung membuka matanya dan melihat ke sekelilingnya.
Akan tetapi, tidak ada siapa pun melainkan hanya ada sebuah pintu yang cukup menyolok. Dia menatap pintu itu cukup lama lalu berjalan mendekati pintu tersebut. Pintu itu terbuka secara otomatis dan dari kejauhan terlihat ada seorang gadis kecil yang menyerupai robot manusia duduk di depan sebuah system control.
Gon : (Aku datang Ging!)
Gon berjalan maju perlahan-lahan menuju ke tempat gadis kecil itu. Setibanya di tempat, Gon berdiri menjaga jarak dan hanya menatap gadis kecil itu dengan ekspresi bingung bercampur kaget. Pintu kembali tertutup rapat.
Gadis kecil : Selamat datang di dunia Greed Island!
Cincin Gon tiba-tiba mengeluarkan cahaya. Gon mengangkat tangannya ke atas.
Gon : (Cincin Ging...)
Gadis kecil itu langsung memeriksa Gon melalui system control yang berbentuk menyerupai komputer dari tempatnya.
Gadis kecil : Anda adalah Gon-sama?
Gon : Eh? Ya, itu aku.
Gadis kecil : Oh! Saya sudah menunggu kedatangan anda. Izinkan saya memutar kembali pesan yang telah ditinggalkan oleh Ging.
Gadis kecil itu langsung mengarahkan kursornya dan mengklik sesuatu. Tiba-tiba mata gadis itu langsung berubah menjadi seperti mesin dan suara lembutnya berubah menjadi suara Ging.
Gadis kecil : "Yo! Kau sudah sampai sejauh ini, Gon. Ini adalah game yang kubuat bersama dengan teman-temanku. Yah, nikmati saja. Jika kau datang ke sini dan berpikiran akan dapat berjumpa denganku atau akan mendapatkan beberapa petunjuk mengenai diriku, sayang sekali itu salah. Aku hanya ingin memamerkan game yang kami buat ini. Yah, apa pun alasannya, kau yang sudah sampai sejauh ini dan kau juga tidak bisa kembali begitu saja. Jadi kenapa kau tidak mencoba untuk mendapatkan beberapa item game? Bersenang-senanglah."
Gadis kecil itu mengklik tanda stop dan matanya kembali menjadi normal.
Gadis kecil : Ijou desu (Ini saja.)
Gon : Eh? Sore dake? (Hanya itu saja?)
Gadis kecil : Ya, itu semua data yang di simpan.
Gon sedikit kebingungan. Dia sama sekali tidak dapat mengerti apa yang diinginkan oleh Ging dan apa yang dipikirkan oleh Ging.
Gon : (Menikmati game ya... Aku ingin tahu kenapa Ging hanya ingin memamerkan gamenya ini?)
Gadis kecil : Sekarang saya akan memberikan penjelasan tutorial mengenai game ini. Gon-sama, apakah anda ingin mendengar penjelasannya?
Gon mengangguk, setelah itu Gon langsung mendapatkan penjelasan secara mendetail. Game Greed Island mempunyai dua sihir yaitu "BOOK" dan "GAIN". Kedua sihir ini dapat digunakan oleh siapa pun asalkan pemain memakai sebuah cincin pada jari telunjuknya.
Yang pertama, setiap pemain yang mengucapkan mantra "BOOK" dapat mengeluarkan sebuah buku dan dinamakan sebagai "Binder," lalu berfungsi untuk menyimpan semua item game ke dalam bentuk kartu.
Tujuan dari game adalah untuk mengisi Binder dan pemain diharuskan untuk mengumpulkan 100 kartu khusus yang wajib dan beberapa kartu biasa atau normal yang tidak wajib supaya dapat menyelesaikan game tersebut.
Pemain yang berhasil menyelesaikan game akan mendapatkan sebuah reward atau hadiah khusus yang diberikan langsung oleh GM (Game Master.)
Yang kedua, mantra "GAIN." Mantra ini dapat merubah item game yang berbentuk kartu kembali ke bentuk aslinya. Akan tetapi, item yang sekali saja berubah ke dalam bentuk asli dengan menggunakan mantra "GAIN," maka item tersebut tidak akan dapat kembali lagi menjadi kartu. Untuk mendapatkan kembali kartunya, pemain harus mencari item yang sama lagi.
Setelah mendengarkan semua penjelasan tutorial, Gon menuruni anak tangga yang sudah dipersiapkan selangkah demi selangkah, lalu tiba di titik awal. Cahaya matahari yang menyilaukan menusuk masuk ke dalam mata Gon.
Gon langsung menutupi wajahnya dengan satu tangannya lalu melihat ke arah depan. Dia merasa kagum dan terkejut sekaligus karena untuk pertama kalinya dia melihat secara langsung pemandangan padang rumput hijau dan gunung yang sangat luas. Dia merasa dunia game ini sangat menyerupai dunia nyata.
Gon masih terpaku diam di tempatnya. Dia terus melihat dengan sesakma dari ujung kiri sampai ke ujung kanan dengan mata yang bergetar. Angin sepoi bertiup menerpa wajahnya. Akan tetapi, tiba-tiba ekspresi wajahnya langsung berubah serius ketika menyadari ada yang memantau dirinya dari kejauhan.
Gon : (Aku sedang diawasi dari suatu tempat. Tapi aku tidak melihat ada tanda-tanda orang lain.)
Tiba-tiba orang kedua pun turun. Refleks Gon menoleh. Sekilas Gon bertatapan dengan orang tersebut. Kemudian orang itu langsung berjalan lurus ke arah utara. Setelah itu, orang ketiga dan seterusnya juga mulai bermunculan dari atas.
Sembari menunggu Killua, Gon bersandar di pilar dinding yang menghadap ke arah tangga. Dia terus memerhatikan orang-orang yang turun dari atas, lalu tampak Puhat turun. Puhat melihat ke sekelilingnya lalu bersiul kecil dan tersenyum licik karena menyadari ada yang mengawasinya. Puhat pun langsung berjalan lurus ke depan.
Kemudian pemuda tampan berambut biru gelap pun turun, seolah-olah sedang menunggu orang lain, dia juga ikut bersandar di pilar dinding lainnya yang berada di samping Gon. Tanpa ada rasa curiga, Gon hanya diam melihat pemuda itu. Tidak lama kemudian, Killua pun muncul. Pemuda itu langsung tersenyum senang.
Killua : Sepertinya kita diawasi ya.
Gon : Killua!
Killua : Maaf lama.
Killua memerhatikan sekelilingnya.
Killua : Hanya padang rumput hijau dan gunung. Aku tidak melihat ada tanda-tanda kota di mana pun sama sekali.
Gon : Iya sih, tapi semua orang menuju ke arah yang sama. Kenapa ya?
Killua : Hmm... Pasti mereka ke jalan sebelah sini atau jalan sebelah situ, kan?
Gon : Bagaimana kau tahu?
Killua : Karena orang yang sedang memantau kita ini arahnya lebih kuat dari arah depan ini. Anehnya pengawasan membutuhkan banyak kekuatan dan stamina. Masalahnya kita belum tahu kenapa kita diawasi. Tapi yah, jika mereka mengawasi dari jauh begitu, berarti seharusnya mereka tidaklah sehebat itu.
Gon : Begitu ya... Yang terpenting kita tetap harus maju.
Killua : Kalau begitu, ayo pergi sekarang! Aku pilih kiri.
Gon : Kanan.
Gon dan Killua saling menatap dan terdiam sejenak. Karena keduanya tidak mau saling mengalah, mereka pun langsung bersuit dan dimenangkan oleh Gon dengan menggunakan kertas. Killua langsung mengerutkan dahinya.
Gon : Yes! Ke arah kanan!
Killua : Sial!
Terpaksa Killua mengikuti Gon dengan lesu. Selama berjalan dan sudah cukup jauh dari titik awal, Gon dan Killua tidak menyadari ada seorang pemuda tampan yang juga mengikuti mereka beberapa meter dari belakang karena pemuda itu menggunakan Zetsu.
Killua : Jadi bagaimana?
Gon : Apa?
Killua : BOOK.
Killua mengeluarkan Bindernya.
Killua : Aku sedang membicarakan tentang data memory cardmu. Apa yang di simpan? Jadi berapa banyak kartu yang kau terima?
Gon : Tentang itu, aku tidak menerima kartu apapun. Aku hanya menerima sebuah pesan dari Ging.
Killua : Haa?! Serius?! Masa tidak ada petunjuk apapun?!
Gon : Ya (sweatdrop)
Killua : Ya ampun, jadi kita harus mulai dari nol?
Gon : Ya. Ging hanya menyuruhku untuk bersenang-senang dan menikmati game ini.
Killua pun merasa kecewa lalu kembali menghilangkan Bindernya.
Killua : Ngomong-ngomong, entah kenapa aku merasa sepertinya kita sama sekali tidak berada di dalam game...
Tiba-tiba Killua teringat dengan Lucia.
Killua : Ah! Benar juga. Apa Luci sudah berada di sini ya?
Gon : Oh iya, Lucia bilang kita akan bertemu di sini, kan? Bagaimana cara menemukannya ya?
Killua : Entahlah. Kurasa sembari mencari Luci, kita juga harus mengumpulkan informasi lebih untuk memulainya.
Gon : Dengan menemukan kota, kan?
Killua : Benar. Ini dasar untuk bermain game. Mana tahu kita berjumpa Luci di sana.
Tiba-tiba Gon berhenti melangkah karena merasakan sesuatu yang ganjil.
Killua : Ada apa?
Gon : Aku mendengar ada sesuatu yang datang dari atas.
Killua langsung melihat ke arah atas. Tanpa aba-aba ada seseorang mendarat dengan kecepatan super tinggi. Dia adalah Latarza. Gon dan Killua sedikit tersentak kaget dan refleks langsung melompat mundur sedikit ke belakang. Gon dan Killua menatap Latarza dengan waspada. Latarza melihat ke sekelilingnya.
Gon : (Dia terbang ke sini?!)
Killua : (Apa itu barusan? Apa itu kemampuan Nennya?)
Gon dan Killua menatap sinis ke arah Latarza.
Latarza : Jika ini adalah padang rumput yang berada di dekat titik awal, maka...
Latarza tersenyum licik.
Latarza : Kalian berdua baru pertama kalinya bermain game ini, kan?
Killua : Entahlah. Jika kau memegang Binder, maka kau juga seorang pemain ya?
Latarza tetawa kecil. Dia menatap remeh Killua. Dia tersenyum licik.
Latarza : (Hmph. Kau tidak bisa menipuku. Sudah jelas kalian ini masih pemula.)
Latarza melihat ke arah kartu "steal" yang ada pada Bindernya.
Latarza : (Aku bisa menggunakan kartu "steal" ini.)
Kartu "steal" dapat memilih dan mencuri salah satu kartu milik target jika target mempunyai kartu. Selain itu, kartu "steal" juga dapat berfungsi untuk mencuri informasi target yang ingin diketahui oleh si pengguna.
Latarza mengambil satu kartu "steal" dan meletakkan kartunya pada sampul Binder yang ada di bagian belakang. Pada sampul bagian belakang berfungsi sebagai monitor. Latarza meletakkan sebuah kartu "steal" di tempat yang sudah tersedia dan monitor langsung memunculkan tulisan :
"Mengaktifkan kartu "steal." Pilih pemain yang ditargetkan."
Latarza menekan-nekan tombol pada sampul belakang Bindernya. Killua dan Gon yang masih belum mengetahui apapun mengenai game ini pun kebingungan. Mereka hanya bisa diam menatap gerak gerik Latarza dengan waspada. Killua yang merasa geram menggertakkan giginya tanpa suara.
Killua : (Sebenarnya apa yang mau dia lakukan?!)
Binder Latarza menampilkan nama-nama pemain yang berada di sekitarnya. Latarza tersenyum lebar.
Latarza : Hee, jadi Killua-kun dan Gon-kun ya.
Killua dan Gon terkejut bukan main.
Gon : Bagaimana kau bisa mengetahui nama kami?
Latarza : Entahlah. Kira-kira kenapa ya?
Latarza ketawa remeh.
Latarza : Kau tidak akan punya kesempatan jika tidak tahu tentang kartu mantra sihir.
Latarza berencana ingin mengetahui informasi lebih tentang Killua untuk memastikan satu hal. Dia pun menekan tanda panah ke bawah satu kali, lalu tanda panah ke kiri sekali, kemudian menekan tombol bulat pada sampul Bindernya.
"Apa anda ingin melihat kartu bebas Killua? Ya atau Tidak."
Latarza pun langsung menekan tanda "Ya."
"Tidak terdapat kartu apapun di dalam slot kartu bebas milik Killua. Kartu "steal" telah digunakan."
Kartu "steal" milik Latarza pun hangus dan menghilang.
Latarza semakin tersenyum licik sangat lebar. Dia merasa cukup puas dengan hasil yang ingin dia dapatkan dan menjadi sangat yakin kalau Killua dan Gon adalah pemain pemula.
Latarza : (Sudah kuduga, mereka hanyalah pemain pemula yang baru saja tiba. Sudah begitu bocah pula.)
Latarza melihat kartu-kartunya. Dia berniat mau menyerang dan melakukan hal licik lainnya terhadap newbie yang dia temui ini. Dan targetnya sekarang adalah Killua.
Latarza : (Kalau begitu, aku rasa kartu ini sudah cukup untuk menyerang bocah ini. Karena mulai sekarang aku bisa tahu di mana lokasi bocah-bocah ini. Salah satu kunci yang paling penting dari game ini adalah informasi tentang pemain lain.)
Latarza pun mengambil satu kartunya dan kartu itu adalah "trace." Kartu "trace" adalah kartu mantra sihir yang memungkinkan pengguna untuk mengetahui lokasi pemain tertentu setiap saat.
Pada saat Latarza hendak mau mengaktifkan kartu "trace" untuk menyerang Killua. Tiba-tiba dari atas dengan kecepatan super tinggi ada seseorang yang mendarat lagi. Bukan hanya Latarza, melainkan Gon dan Killua juga dikagetkan oleh seseorang yang barusan mendarat itu.
Latarza : SI-SIAPA?!
Asap yang berterbangan di sekitar itu perlahan-lahan memudar sehingga dapat memperjelas sosok yang barusan mendarat itu. Killua dan Gon pun tersentak kaget.
Lucia : Hi, apa kau merindukanku, oniichan?
Killua : Luci!
Lucia tersenyum lebar. Dia berjalan santai ke arah Killua dan Gon.
Gon : Lucia!
Lucia : Halo, Gon.
Pada saat Lucia melewati Latarza yang refleks sedikit mundur dari tempatnya berdiri. Latarza langsung menukar kartu "trace" miliknya menjadi kartu "return."
Dia bisa merasakan tanda bahaya pada diri Lucia dan bersiap-siap untuk kabur menggunakan kartu "return" jika terjadi hal yang tidak diinginkannya.
Akan tetapi, belum sempat mengaktifkan kartu "return," kedua lengan dan kaki Latarza sudah terpisah dari tubuhnya. Darah berhamburan keluar tanpa henti. Latarza pun ambruk ke tanah dan juga berteriak kesakitan.
Latarza : GYAAAAAAAAAAAA! TE GA! ASHI GA! ORE NO TE GA! (TANGAN! KAKI! TANGANKU!) AAAAAAAAAAA!!!
Lucia hanya tersenyum lebar melihat reaksi Latarza yang kesakitan tanpa bisa melakukan apapun. Killua dan Gon tersentak kaget. Mereka yang menyaksikan semua itu hanya terpaku diam di tempat. Mereka merasa cukup tegang.
Lucia : Ssstt. Jangan berisik, paman. Aku sengaja memisahkan kedua tangan dan kakimu supaya kau tidak bisa kabur. Bukannya kau berniat kabur setelah berniat menyerang oniichan-ku, hm?
Latarza masih berteriak kesakitan. Killua sedikit memalingkan wajahnya ke samping. Dia tidak bisa berkata apapun.
Gon : Lucia, kenapa kau menyiksanya seperti itu?!
Lucia berbalik badan dan tersenyum.
Lucia : Gon, apa kau lupa? Dia duluan yang berniat untuk mau mencelakai kalian. Lagian jika bukan aku yang melakukan ini, maka orang lain yang akan melalukannya (Benar aku tidak berbohong atau mengarang cerita. Di cerita aslinya, meskipun bukan aku yang menyingkirkannya, nanti Feitan juga yang bakalan menyingkirkannya.)
Gon : Tapi...
Lucia : Gon, kau harus tahu. Jika kau berhati lemah seperti itu, maka kau yang akan mati. Karena di sini adalah dunia Greed Island. Semua orang melakukan hal yang sama. Siapa yang lemah, maka dialah yang kalah atau mati.
Gon hendak membalas perkataan Lucia akan tetapi dihentikan oleh Killua.
Killua : Gon, apa yang dikatakan Luci ada benarnya. Tapi dari pada dia tersiksa seperti itu sebaiknya kau langsung membunuhnya!
Lucia : Ya, itu benar, tapi jika dia langsung mati, semua kartunya akan menghilang. Itu sangat disayangkan, bukan? Jadi tunggu sebentar, aku akan mengambil semua kartunya dulu baru membunuhnya. Hihi..
Lucia kembali mendekati Latarza dan melihat ke arah Bindernya.
Lucia : Wah, serangga ini mempunyai banyak kartu yang bagus. Oh, lucky! Ada 3 buah kartu "return" juga. Hihi...
Lucia langsung mengambil semua kartu penting milik Latarza. Setelah itu Lucia langsung menusuk jantungnya. Binder milik Latarza langsung menghilang. Bersamaan dengan itu juga, tubuh Latarza langsung mengeluarkan cahaya keemasan dan menghilang tanpa jejak menandakan dirinya telah dikembalikan ke dunia nyata. Lucia tersenyum puas. Dia menoleh ke arah Gon dan Killua.
Gon : . . . . .
Lucia hanya bisa tersenyum melihat reaksi Gon yang masih marah padanya.
Killua : Bagaimana caranya?
Lucia : Hm?
Killua : Kau juga bisa terbang ke sini seperti orang itu.
Lucia : Ah! Itu dengan menggunakan kartu "return" ini.
Killua : Jadi itu bukan kemampuan Nen?
Lucia : Bukan.
Killua : Orang itu tadi ada mengatakan tentang mantra sihir. Apa kartu itu menggunakan sihir?
Lucia : Benar. Jadi game Greed Island ini ada berhubungan dengan sihir. Dengan kartu yang dimiliki, setiap pemain bisa mengucapkan mantra sihir dan menggunakannya. Contohnya kartu "return" ini. Kartu ini dapat membuat pemain pergi ke tempat yang sudah pernah dikunjungi sebelumnya atau asalkan bisa mengetahui nama tempat tujuan, kemanapun bisa dikunjungi.
Gon : Kemanapun?
Lucia : Begitulah. Caranya dengan meneriakkan mantra sihir pada kartu bersamaan dengan nama tempat tujuan. Contohnya, "return on" lalu "nama tempat tujuan." Setelah itu, tubuh kita akan langsung terbang ke tempat tersebut.
Killua : Serius?! Praktis banget!
Lucia : Yap. Tapi kartu ini cukup susah didapatkan. Karena aku baik hati, nih kubagikan untuk kalian. Tidak perlu sungkan. (Lagian itu kartunya orang yang kubunuh tadi. Hihi..)
Gon dan Killua menerima kartu "return" masing-masing satu orang dapat satu.
Gon : Terima kasih.
Killua masih melihat kartu "return" di tangannya.
Killua : Lalu, dari sejak kapー
Belum menyelesaikan semua perkataannya, tiba-tiba Lucia sudah menghilang dari hadapannya. Lucia berada beberapa meter di belakang Gon dan Killua. Dia langsung mengarahkan pedang darahnya ke arah leher seseorang. Killua dan Gon langsung menoleh.
Lucia : Bergerak sedikit saja, maka kepalamu putus. Tunjukkan dirimu.
Pemuda tampan itu langsung panik dan menunjukkan dirinya. Gon dan Killua terkejut.
Pemuda : Ma-maafkan aku. To-tolong jangan bunuh aku. A-aku hanya pemain baru. Aku tidak bermaksud bersembunyi atau melakukan hal kotor. Percayalah! (mata mulai berkaca-kaca)
Lucia : Lalu sejak kapan kau berada di sini? Setahuku tidak ada kartu yang bisa mengubah pemain menjadi transparan, apa ini kekuatan Nenmu? Dan siapa kau? Jika berbohong atau tidak menjawab, maka bersiaplah untuk mati!
Pemuda tampan itu tampak kebingungan dengan pertanyaan beruntun Lucia.
Kaname : Pe-perkenalkan namaku Kaname Wright. A-aku sejak awal hanya mengikuti Killua-kun.
-Bersambung-