webnovel

Ch. 184

Sehun terbangun dengan peluh yang membanjiri tubuhnya, mimpi apa dia tadi itu? Kenapa mengerikan sekali!

"Apa yang kau mimpikan hingga kau berteriak memanggil namaku seperti tadi?" Suzy merengut kesal karena tidurnya cantiknya terganggu.

Sehun terkejut. Menoleh kearah kanan dan benar! Suzy ada di sampingnya! Masih dengan piyama tidur berwarna merah muda dengan gambar donat berwarna-warninya.

"Ini benar kau?" Tanya Sehun tak percaya.

"Apa maksud terselubung dari pertanyaanmu itu?" Membuka matanya, Suzy menatap sinis Sehun yang matanya sudah berkaca-kaca. "Ya! Kau kenapa?" Panik Suzy.

Sehun masih terdiam, jika yang tadi mimpi apa itu artinya Jasper, Jinyoung, dan Haowoen juga merupakan bagian dari mimpinya?

"Anak-anak?" Tanya Sehuun random.

"Anak-anak? Ada apa dengan anak-anak?"

Tanpa menunggu waktu lagi, Sehun langsung melompat dari atas ranjang dan berlari keluar kamar. Ia harus memastikan beberapa hal.

Ceklek.

Brak.

Kamar pertama.

Sehun menitikan air matanya, yang ia lihat di atas ranjang sana adalah gundukan besar berbalut selimut. Berjalan mendekat, Sehun bisa melihat bahwa itu adalah Jasper. Tengah tidur tenang dengan wajah damainya.

Kembali keluar kamar, Sehun membuka pintu kedua dengan tangan bergetar.

Ceklek.

Blam.

Jinyoung baik-baik saja dengan beberapa buku dan sebuah laptop yang ikut tidur bersamanya di atas ranjang.

Satu lagi, dan Sehun rasa ia akan baik-baik saja setelah ini.

Ceklek.

Kriet.

Dan Sehun benar-benar menangis di depan pintu kamar ini. Haowen ada di sana, bergelung dengan selimut dan boneka singanya yang besar.

Sehun benar-benar baik-baik saja. Semuanya lengkap di rumahnya. Tidak ada yang hilang dan tidka ada yang kurang.

"Ya Tuhan, terima kasih."

**

Puk.

Puk.

Puk.

"Sudah aku katakan! Jangan minum alkohol dan kau tetap keras kepala dengan pilihanmu! Lihat! Kau merasakan akibatnya?!" Omel Suzy seraya menepuk-nepuk punggung lebar Sehun yang tengah mengeluarkan semua isi perutnya.

"Huek, berhenti mengomeliku!" Sungut Sehun kesal. Sekarang ia butuh pelukan hangat atau minimal sup. Bukan ocehan panjang tak bermutu macam tadi!

Sret.

"Sudah?" Tanya Suzy seraya mengusap wajah Sehun yang sungguh minta dikasihani.

Anggukan Suzy dapatkan. Membawa Sehun kedalam pelukannya, Suzy megusap punggung lebar Sehun. Menghilangkan rasa yang mengganjal dengan usapan ajaibnya, Suzy tersenyum kecil saat merasakan pelukan Sehun yang mengerat pada pinggangnya.

"Apa yang kau mimpikan, hm?" Tanya Suzy sedikit penasaran. Teriakan Sehun bukan sekali atau dua kali! Tapi berkali-kali! Untung saja anak-anak mereka tidak terbangun.

"Aku tidak ingin mengingatnya, itu terlalu mengerikan!"

Suzy mengangguk, kembali mengusap punggung Sehun dan menggoyang-goyangkan tubuh mereka berdua.

Tap.

Tap.

Tap.

"Ini masih pagi dan tolong jangan menebar keju!" Jasper muncul dari balik anak tangga terakhir dengan wajah baru bangun tidurnya.

Berjalan menuju meja makan dan meneguk segelas air untuk menghilangkan rasa tak nyaman pada tenggorokannya. "Bayi besar itu kenapa, Mom?" Telunjuk Jasper mengarah pada Sehun yang bahkan tak menggeser sedikitpun posisi mereka.

"Mimpi buruk." Jawab Suzy seadanya. "Dan, oh mana Jinyoung?"

"Masih tidur, kemarin ia mengerjakan tugas hingga pukul empat pagi." Jasper berjalan mendekati kedua orang tuanya itu dan menarik kerah belakang baju Sehun.

"Permisi, ini giliranku untuk berpelukan manja dengan mommy." Mendorong Sehun dengan senggolan pantat seksinya. Jasper hanya tersenyum saat Suzy mulai mengusap kepalanya belakangnya.

Ah, Jasper ingin tidur lagi rasanya.

"Nah, Oh Sehun. Pergi kekamar dan segera mandi. Kau harus bersiap kekantor." Suzy mendorong bahu Sehun hingga pria itu mendelik kesal dan menatap sinis padanya.

"Aku tidak ingin kekantor! Aku hanya akan di rumah!" Sungut Sehun. Bersedekap dada dan berjalan menaiki tangga untuk menuju kamar Haowen. Mengganggu si bungsu seru sepertinya.

Suzy menggeleng pelan dengan tingkah Sehun. Pria itu sudah tua dan tetap saja! Tingkahnya masih seperti anak-anak.

"HUWAAAA! MOMMY! DADDY MENYEBALKAN!" Suara pekikan Haowen membuat Suzy naik darah. Menghela nafas lelah, Suzy menatap tajam anak tangga seolah-olah ada Sehun di sana.

"OH SEHUN! AKU MENYURUHMU UNTUK MANDI! BUKAN MENGGANGGU ANAKMU!" Pekik Suzy. Bergacak pinggang seraya meniup poni yang menutupi tatapan matanya.

Melihat bahaya mengancam, Jasper mulai mengendap-ngendap melewati Suzy untuk kembali masuk kedalam kamarnya. Seb-

"Jangan lari, Oh Jasper! Cepat mandi!" Titah Suzy dengan mata yang memicing tajam.

Mendesah kecewa, Jasper mulai menatap ibunya itu. "Aku tidak ada kelas, Mom." Menatap Suzy dengan tatapan memelasnya, Jasper bisa mati jika mandi di pagi hari saat hari libur begini.

"Cepat!" Menekankan katanya, Suzy menunjuk anak tangga dengan tangan kirinya yang bebas. Jika tidak seperti ini, maka semua penghuni rumah itu akan menjadi kerbau hingga sore hari.

"Baik, aku akan membangunkan Jinyoung." Jasper mengalah. Berjalan lesu menuju tangga dengan semua rapalan mantra-mantra penangkal dinginnya.

"Jangan membangunkan Jinyoung, ini masih terlalu pagi untuknya."

Mendengar ucapan Suzy membuat Jasper naik darah, memutar lagi tubuhnya. Jasper menatap Suzy tak percaya. "Nah, itu! Mommy tau ini masih sangat pagi! Maka dari itu biarkan aku kembali bersemedi di alam mimpiku." Protes Jasper.

"Tidak! Jinyoung baru tidur selama tiga jam."

"Aku anakmu juga, Mom. Berhenti untuk membeda-bedakanku dengan Jinyoung. Jika memang kau tak menyukaiku katakan saja, ambil pisau dan belah dadaku ini, Mom." Menatap Suzy tak percaya, Jasper memulai dramanya. Sungguh!

Sret.

"Kemari kau!" Menggoyangkan pisau di tangannya, Suzy menyuruh Jasper untuk mendekat. Tersenyum manis dengan mata sipitnya hilang membentuk garis lurus.

Sret.

Tap.

Tap.

Tap.

Membalikan badan seketika saat tau Suzy benar-benar akan membelah dadanya. Jika di belah pun, yang terlihat pasti nama Yoojung.

Eeaaaak.

Bucheeeeen.

"BAWA YOOJUNG KESINI SAAT MAKAN SIANG NANTI!"

"TIDAK MAU! MOMMY KEJAM!"

"SAY GOOD BYE TO YOUR TYTYD!"

"IYA AKU TELFON!"

"JEMPUT!"

"IYA!"

**

Sehun yang tengah bersemedi dengan Haowen di kamar Jinyoung hanya bisa terkikik kecil. Jika di kamar Jinyoung, Suzy mana tega untuk berteriak-teriak. Jinyoung kenyataannya memang baru tidur jam empat tadi. Bersyukur saja bahwa Jinyoung tidak ada kelas hari ini.

"Daddy, apa mommy thudah thelesai menjadi monyet?" Bisik Haowen seraya memeluk leher Sehun.

Sehun mengeryitkan dahinya, sudah atau belum ya? Hening untuk beberapa saat. Sehun balas memeluk Haowen, "sepertinya sudah." Balas Sehun seraya berbisik.

"Apa kalian akan tetap di sini?" Suara serak Jinyoung membuat Sehun dan Haowen menggeleng panik. Ini bahaya!

"Psst!"

"Psst!"

Sehun dan Haowen serentak membekap mulut Jinyoung yang bahkan masih setengah sadar. Jika Suzy menemukan mereka di sini, habis sudah mereka di suruh mandi pagi.

Tidak!

Itu ide paling buruk sepanjang masa!

"Hmmph!"

"Aithhh, thhut up!" Kesal Haowen seraya menempelkan sebelah tangannya di depan bibir. Jinyoung ini berisik sekali, heran.

Ceklek.

"AKU MENYURUH KALIAN BERDUA," memunjuk Haowen dan Sehun yang hanya mematung di atas ranjang sana, "UNTUK MANDI!"

"Hmmph!"

"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA BAEJIN?!"

Menyadari situasi yang makin memanas, Sehun segera membawa Haowen kedalam gendongannya dan berlari kencang keluar kamar Jinyoung untuk mengungsi kedalam kamar milik Jasper.

Ceklek.

Blam.

"Gila!" Sungut Sehun saat sudah berhasil masuk kedalam kamar Jasper dan mengunci pintu kamarnya.

Jasper hanya memandang heran ayah dan juga adik bungsunya. "Kenapa?" Tanya Jasper yang sedang bersantai di balik selimut tebal.

"Macan kumbang bunting menyuruh mandi pagi." Jawab Sehun seraya mendekat kearah Jasper dan menggeser tubuh bongsor itu dengan kaki panjangnya.

"Jadi?"

"Pintu sudah terkunci dan saatnya kita untuk kembali menjelajah alam mimpi."

**

Sehun tersenyum kecil dari sofa ruang keluarga. Rumahnya tidak bisa dikatakan tenang sekarang, semuanya sedang berkumpul di sini dengan berbagai macam kerubutan yang sungguh menganggu.

Sebenarnya.

Xukun, Lucas, Jinyoung, dan Jasper tengah sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Bermain PUBG dengan beberapa keluhan dan teriakan yang sungguh, memekakan telinga.

"Hyung! Aish! Tolong aku!" Jinyoung menjerit kesal.

"Aku tak bisa! Mereka juga mengepungku!" Xukun naik darah, tolong bagaimana jika dia sendiri juga sedang di ambang hidup dan mati?!

"Sorry to say, Bro. Aku masih mengumpulkan nyawaku setelah mati beberapa saat lalu." Lucas terlihat santai walau di dalam hati sedang mengumpat beribu bahasa. Ia sudah menghindari lawan dan malah terjerembab masuk kedalam zona merah?! Dimana letak keadalian.

"Jasper hyung!" Pekik Jinyoung lagi. Menendang kecil kaki Jasper yang hanya diam damai sedari tadi.

"Aku sedang berdansa dengan lawan ini, berjuang saja kau sendiri dulu." Dan jawaban Jasper sukses membuat Jinyoung menempeleng kepala kakak kesayangannya itu.

Di sudut lain, Kris, Siwon, Kai, dan Suho sedang bergosip tentang perusahaan baru yang akan Chanyeol bangun. Membuat si pemilik telinga caplang hampir saja kelepasan meneriaki para pria dewasa di sana.

"Jadi, itu perusahaan apa?" Tanya Siwon yang merupakan sesepuh di sana. Paling tua dan paling berpengalaman. Paling dihormati juga tentunya.

"Fashion." Jawab Chanyeol tak mau ambil pusing.

"Perusahaan lama?" Kris ikut ambil bagian. Setidaknya Chanyeol pasti meminta suntikan dana dari mereka bukan? Dan mereka harus tau jelas itu perusahaan bagaimana.

"Masih berjalan tentu saja."

"Kenapa ingin membuka cabang?" Kai menaikan alisnya. Jika di hitung-hitung perusahaan Chanyeol yang lama itu termasuk masih baru. Dan sekarang ingin membuka cabang? Dengan dorongan berupa apa pria tinggi itu mengambil keputusan?

"Menambah penghasilan."

Siwon terkekeh kecil, menambah penghasilan? Kenapa tidak dengan membuka usaha kecil? Kenapa harus membangun perusahaan lagi? Yakin hanya karena itu? Atau ada niat terselubung?

Sehun ikut terkekeh, berani sekali pria itu mengambil keputusan. Sehun yakin pasti karena ada niat terselubung itu.

Sudut lain lagi, ada Baekhyun dengan piano yang tengah ia mainkan, Haowen yang ikut merusuh di

sebelahnya, Jiyeon dengan perut besarnya, dan Yoojung yang sebentar lagi akan menjadi Dokter anak.

Perbincangan mereka random saja. Dari Yoojung yang kapan akan di lamar oleh Jasper, Jiyeon yang kapan akan melahirkan putra pertamanya dengan Kris, Baekhyun yang di tanya kapan punya kekasih atau tengah menjalani hubungan apa dengan Chanyeol, dan Haowen yang kembali di singgung-singgung tentang cadel S-nya.

Suzy?

Wanita itu tengah berjalan menuju tempat Sehun duduk sekarang, dengan secangkir teh hangat dan senyum manisnya.

Sehun rasa ia akan baik-baik saja mulai saat ini.

"Tidak ikut bergabung dengan obrolan membosankan pada pengusaha?" Tanya Suzy seraya menyerahkan cangkir tehnya.

Menggeleng, Sehun membawa Suzy kedalam dekapannya. Menciumi puncak kepala istri kecilnya itu dan menggesekan hidung mereka berdua.

"Aku benar-benar bahagia dengan kenyataan kau yang pergi meninggalkanku dengan Haowen itu hanya mimpi buruk saja. Aku benar-benar bahagia dengan kau yang masih bertahan di sisiku saat ini. Terima kasih." Bisik Sehun.

Suzy tersenyum, mengangguk semangat lalu memeluk Sehun dengan erat. "Aku mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu."

"Jadi... siap untuk anak kedua?" Tanya Suzy dengan pipi berisinya yang sudah memerah malu.

"Kapanpun kau siap."

Suzy makin tersenyum lebar, memberikan sebuah benda pada Sehun dan mencium puncak hidung Sehun yang hanya bisa melongo tak percaya.

Testpack dengan dua garis merah yang menghiasinya.

"Selamat Oh Sehun, kau akan menjadi ayah lagi untuk empat anakmu!" Teriak Suzy bahagia.

"BENARKAH?!"

TBC

THANK U

DNDYP