webnovel

Ch. 185 END

Sehun sedang sibuk dengan wajan dan penggorengannya. Menumis ini dan itu. Merebus ini dan itu. Mencoba ini dan itu. Dan Sehun sudah terlalu sabar untuk awal hari ini.

Tiga anaknya?

Tidur tentu saja!

Jika bukan karena permainan konyol mereka semalam, Sehun tidak akan sesibuk ini di hari sabtu pagi. Biasanya Sehun hanya akan bergelung nyaman dengan selimut dan bantal, lalu bermain game di ponselnya hingga sang ibu rumah tangga menyusulnya kekamar untuk memintanya segera sarapan.

"Game terkutuk!" Dengus Sehun. Menambahkan segepok garam pada sup buatannya lalu segepok merica kedalam tumis udangnya.

"Aku tidak akan memainkan game itu lagi!" Sehun bersumpah dengan segenap jiwa dan raganya.

"Tak bisakah dia membantuku memasak?! Dasar, Kerbau Betina!" Lagi. Sehun sudah terbakar amarah di pagi buta seperti ini.

"JASPEEER!" Teriak Sehun. Dia butuh bantuan ngomong-ngomong.

"JASPER STILL SLEEP!"

"JINYOUNG!"

"JINYOUNG IN HIS DREAM!"

"Haowen? Jangan! Dia hanya akan bantu menghabiskan. Aku sedang malas kembali mengulang." Gumam Sehun. Minta bantuan Haowen? Jangan, lebih baik Sehun kerja Rodi saja sendiri dari pagi hingga datang pagi lagi.

"Nghh, Daddy." Duduk di kursi meja makan, Haowen mengucek matanya masih dengan rambut yang keluar main kemana-mana.

"Sudah cuci muka?"

Gelengan Sehun dapatkan. Sungguh, anak bungsunya ini makin besar makin petakilan.

"Naah, silahkan cuci muka dan gosok gigi terlebih dahulu. Setelah itu kembali lagi kesini dengan menggeret mommy berserta dua hyungmu. Mengerti, Jagoan?" Jelas Sehun panjang lebar.

Dengan langkah malas-malasan, Haowen hanya berdengung dengan kaki kecilnya yang mulai menaiki tangga. "Kalau mereka tidak mau bangun?" Tanya Haowen.

"Siram saja."

"Ayeeay, Captain."

Kenapa Sehun tidak memanggil Ibu Negara tercintanya? Malas! Sehun tidak akan mau minta tolong pada itu manusia berbulu domba!

Percuma.

"Rasakan sensasinya!" Senyum licik Sehun terkembang sepanjang Samudra Pasifik.

**

Ceklek.

"Hyung. Bangun. Jika tidak, Haowen thiram dengan minyak panath ya."

Mata Jasper terbuka lebar, kurang ajar sekali si bungsu ini. Apa tadi? Minyak panas? Ramyeon panas saja yang masuk kedalam mulut mata Jasper sudah di buat berbeling-beling. Dan ini? Minyak panas?!

Dasar psycopath!

"Pintar. Thilahkan cuci muka dan gothok gigi. Hyung bau! Iuuuh."

Blam.

Jasper menganga tak percaya. Apa itu tadi? Bau? Iuuuh? Helloooow! S saja masih belum lurus dan ini segala bergaya mengatakan Jasper bau?

"Just wait. What i can to do to your sausage."

**

"Jinyoung hyuung, daddy menyuruh bangun, cuci muka dan gothok gigi. Kita akan tharapan."

Pilih kasih memang si bungsu, jika Jasper tau, maka tamat sudah semua nasib sosis Haowen yang berada di dalam lemari pendingin.

"Hyuuuung." Rengek Haowen.

Jinyoung melenguh, menyembulkan kepalanya dari balik selimut lalu tersenyum kecil kearah Haowen. "Hyung sudah bangun."

"Jika hyung tidak kebawah dalam thepuluh menit, jatah tharapan hyung tidak ada."

Blam.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

"Apa dia baru saja mengancamku? Sungguh?" Gumam Jinyoung tak percaya. Dapat kepercayaan diri dimana itu si cadel?

**

Ceklek.

Blam.

Bruk.

Menjatuhkan dirinya di ranjang king size milik kedua orang tuanya, Haowen mengamati wajah cantik yang saat ini menjabat sebagai ibunya.

"Mom?"

"..."

"Mommy, wake up."

"..."

"Mommy... jangan membuat daddy makin kethal. Daddy menyuruh kita tharapan."

"..."

Haowen mulai kesal, sungguh sangat amat teramat kesal! Kenapa susah sekali membangunkan satu wanita cantik ini?

"MOMMYYYYYYY! BANGUUUUN!"

Slruuup.

Haowen mendengus jijik, memutar malas bola matanya. Si kecil mencubit sayang pipi sang ibu yang hanya mendengung tak tentu arah.

"Mommy ingin Haowen thiram dengan air?"

Sret.

Bruk.

"Berhentilah berceloteh. Lebih baik kita bergelung nyaman saja di sini. Biarkan itu si papan triplek sibuk sendiri."

"Apa tak apa?"

"Tent-"

Ceklek.

Brak.

"YA! OH HAOWEN! LEE SUJI! BANGUN KALIAN!"

**

Sehun naik darah teman-teman, di suruh membangunkan malah ikut kembali tidur si bungsu ini. Eh? Calon mantan bungsu lebih tepatnya.

"Mommy yang menyuruh Haowen, Daddy." Adu Haowen menunjuk Suzy.

Suzy menggeleng dengan wajah polos tak bersalahnya, setelah mendapati empat tatapan tajam mulai dari Sehun, Jasper, Jinyoung, dan juga Haowen. Suzy langsung menunduk dengan wajah yang tertekuk kesal.

"Maaf."

"Habiskan sarapanmu."

Suzy mengangguk pasrah, mulai menyuap semua makanan yang Sehun buat dan sesekali melirik pada para pria yang hanya menatapnya dalam diam.

Suzy risih sebenarnya, tapi ya mau bagaimana lagi?

Suasana sarapan pagi ini lebih hening dari biasanya, mungkin karena Sehun yang memang sedang bad mood ya?

Ah, mengingat itu membuat Suzy kembali merasa bersalah. Apa ia tadi malam keterlaluan ya? Atau sedikit keterlaluan?

Jadi singkat ceritanya, tadi malam itu mereka tengah bermain Dare Or Dare. Semua berjalan lancar saja hingga tanpa direncakan, Oh Sehun mendapat bagian.

Suzy mengatakan jika Sehun harus mau mengirim pesan pada mantan penyuka garis kerasnya yang berinisial Bae Irene. Mengatakan bahwa Sehun merindukan wanita itu atau jika Sehun tidak mau. Sehun harus bangun pagi-pagi buta dan memasak sarapan untuk mereka semua.

Suzy sendiri juga sudah setengah mati takut jika saja Sehun akan memilih mengirim pesan pada Irene. Jika wanita itu kembali menyukai suaminya, Suzy bisa apa? Gigit jari tentu saja!

Dan kenapa Sehun tadi memanggil Suzy dengan Lee Suji? Itu karena Suzy sedang bermusuhan dengan ayahnya hingga wanita bunting itu memilih untuk memakai marga ibunya sementara waktu ini.

Tuan Bae peduli?

Tidak tentu saja!

Lalu hubungannya dengan Sehun?

Tentu ada, Suzy mengancam akan mogok makan jika Sehun memanggilnya dengan marga sang ayah karena Suzy tau jika Sehun sedang marah, maka pria itu akan cendenrung memanggil Suzy menggunakan marga ayahnya. Bukan lagi marga suaminya.

Yaitu Oh Suzy.

Dan Irene yang mantan penyuka Sehun garis keras?

Iya, Irene sudah mengundurkan diri sebagai kandidat istri kedua Sehun dan beralih mengejar Suho yang sedang ketar-ketir menghindari perempuan satu itu.

Alasan?

Hanya nasehat sederhana dari Suho hingga Irene sadar bahwa ada yang lebih penting untuk ia perjuangkan dibandingkan dengan Oh Sehun.

Yaitu Kim Joonmyeon, alias Kim Suho.

Suho? Tentu saja ia misuh-misuh dan meminta Sehun untuk bertanggung jawab. Karena mau bagaimanapun juga, itu disebabkan oleh Oh Sehun.

**

Selesai sarapan dan membersihkan semua bekas peralatan masak beserta piring dan alat makan lainnya. Sehun menghampiri Suzy yang tengah menonton tayangan kartun kesayangannya.

"Ingin jalan-jalan? Liburan?" Tanya Sehun.

Jasper, Jinyoung, dan Haowen sudah menunggu dengan harap-harap cemas dari balik dinding dapur. Mereka berharap jawaban Suzy tentu saja iya.

"Liburan? Kemana?" Suzy menatap Sehun yang tengah tersenyum lembut padanya. Membuat pipi Suzy merona dan langsunug menunduk untuk menyembunyikan rona merah pada wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus.

"Jepang?" Tawar Sehun.

"Baiklah."

"YES!!! AYO KITA BERKEMAS KAWAN-KAWAN!"

-THE END-