Deni tidak membuang-buang waktu. Mulai saat ini (satu hari setelah malam itu), kehidupan kampus adalah mitos bagi Deni. Ia tidak pergi ke kampus, tapi ia pergi mencari pekerjaan. Meski Deni memutuskan untuk bunuh diri, tapi Deni masih harus hidup dan menyusun rencana untuknya bunuh diri dan membunuh Lili.
Hampir semua tempat Ia datangi untuk mencari kerja. Kantor swasta, pertokoan, hingga restoran. Sampai di sebuah restoran, Dia diterima bekerja dan tanda tangan kontrak. Deni bisa bekerja di bagian belakang, menjadi orang yang mencuci piring. Dia diperlakukan dengan baik disana.
Namun, 'good fibe' yang didapat tidak bisa mengganti tujuan Deni, karena dari awal matanya memang sudah seperti orang mati. Disana pula Ia bertemu dengan Hera. Hera bekerja sebagai pramusaji (1) dan telah 2 tahun bergelut dengan pekerjaan ini untuk membiayai kuliahnya. Dia bekerja paruh waktu disana.
Ketika Deni pertama kali bekerja di 'Resto MM (Minang Malaysia)', Hera adalah orang yang diminta tolong oleh manajer disana untuk membimbing Deni. Dia adalah orang yang ditunjuk manajer sebagai pengawas Deni. Pada awalnya Hera menganggap Deni sebagai juniornya, namun, saat Hera melihat lagi CV yang dikirim oleh Deni, Hera baru menyadari jika Deni terpaut 10 tahun darinya. Maka saat ini, pada malam hari ke-5 Deni bekerja, di dapur restoran saat semua pegawai sudah pulang, Hera meminta maaf pada Deni.
"Pak." Kata Hera masuk ke dalam ruangan cuci piring.
"Hera? Tumben memanggilku pak. Ada apa?" Deni mengatakan itu dengan wajah tersenyum.
Bukan masalah bagi seorang jenius untuk menyembunyikan rencana bunuh dirinya.
"Sa-saya minta maaf selama ini berlaku tidak sopan pada mu- ah bapak." Gadis itu terlihat kerepotan.
"Hm? Ah… jadi selama ini kau juga menganggapku seumuran dengan mu ya? Ahaha enaknya terlihat muda, tapi maaf dek Hera, tapi saya sudah 30-an tahun." Itu yang dikatakan Deni.
Disaat yang bersamaan didalam pikirannya sekarang memikirkan berapa uang yang harus ia peroleh untuk bisa kembali ke Indonesia dan biaya hidup disana selama 1 minggu. Satu minggu adalah tenggat waktu yang ditetapkan Deni untuk melenyapkan Lili dan dirinya.
Deni berpikir jika ia akan membunuh Lili dengan aman, ia harus mengeluarkan Lili dari rumah Warno, akan banyak saksi mata dan waktu yang sedikit untuk beraksi. Deni ingin menikmati selama mungkin waktu-waktu terakhirnya bersama anak yang sangat dicintainya itu.
"Hehe.. iya pak." Kata Hera sambil memalingkan mukanya.
Deni berpikir, jika mungkin ini adalah saat yang tepat baginya untuk mendekati Hera, dan membuat gadis muda itu jatuh hati kepadanya. Alasannya? Penyamaran. Ia harus bisa berbaur dengan lingkungannya agar ia tidak mencolok. Hera menjadi target Deni, karena bagi Deni, Hera menjadi satu satunya gadis yang dekat dengannya saat ini. Selain itu akan terlihat aneh jika ada 'anak muda' yang tidak mempunyai pacar di zaman sekarang.
"Hei, dek Hera, aku rasa panggilan 'pak' hmm, aku kurang menyukainya. Terlebih jika aku memanggilmu dek itu seperti… emm kau tau ada seperti jarak. Aku juga kurang menyukainya." Kata Deni kepada Hera dan menghentikan mencuci piringnya
"Jadi?" Tanya Hera.
"jika kamu tidak keberatan, bisakah kita seperti biasanya saja?" Kata Deni.
"Emm itu…" Kata Hera ragu.
"Itu pun kalau kamu tidak keberatan." Kata Deni.
Hera menunduk lalu mulai melirik ke atas melihat wajah Deni "Jadi… De-Deni?" Kata Hera
"(tersenyum)Ya! Hera." Kata Deni.
Mereka berdua tersenyum.
Langkah pertama secara mulus dilalui Deni. Tentu hal ini tidak dilakukan Deni tanpa persiapan. Dia memahami betapa pentingnya mendapatkan pacar atau mendapatkan orang yang mengisbatkan dirinya sebagai pacarnya dalam waktu dekat.
Oleh karena itu saat awal masuk ke restoran diam-diam ia mencari informasi siapa yang masih belum mempunyai istri, itu bisa dilihat Deni melalui makeup yang dipakai dan penampilan anggota tubuh tertentu. Dalam hal ini, yang paling terlihat adalah cincin kawin.
Manajer di resto ini hanya mengejar output, dia tidak peduli akan proses yang terjadi. Hal ini dimanfaatkan Deni dengan caranya sendiri. Deni mengatur manajer itu dari awal. setiap kali sang manajer mengajaknya ke suatu bagian di restoran, Deni akan melihat staf yang bekerja disana.
Kalau itu laki-laki, maka Deni akan terlihat ia sangat meminati hal yang dikerjakan di bagian restoran itu, lalu contoh lain saat Deni dibawa manajer ke tempat administrasi, ternyata disana kebanyakan adalah wanita dan semua wanita itu terlihat tua dan banyak dari mereka yang sudah memakai cincin. Deni langsung berkata pada manajer jika dia tidak berkompeten disana. Sampai akhirnya Deni dibawa kebagian terakhir yaitu di depan restoran, dan ia melihat Hera, seorang wanita yang terlihat masih muda. Lalu dengan cepat Deni berkata jika ia sangat ingin bekerja sebagai pramusaji.
Tapi waktu itu manajer tidak menyetujuinya karena jumlah pramusaji sudah cukup. Deni tak patah arang, ia meminta bekerja di bagian cuci piring. Alasan tersembunyi Deni adalah bagian dapur adalah bagian restoran yang paling dekat dengan tempat makan. Kemudian Deni mengatur juga waktu yang tepat. Dia mengatakan ingin bekerja sebagai orang yang mencuci piring saat kebetulan tidak ada pegawai lain yang ada di sekitar sana selain Hera, maka secara alami manajer akan menyuruh Hera sebagai orang yang bertanggung jawab atas Deni (karena memang tidak ada siapa-siapa lagi disana).
Bukan hanya itu saja, Deni juga memeriksa 'First impresson' Hera kepadanya. Deni menggunakan sosial media. Dia menggunakan Twitter. Hera memiliki akun Twitter yang terlindungi (account protected). Kemudian Deni membajak salah satu akun Twitter yang mengikuti Hera. Tidak butuh waktu satu jam, Dia berhasil melakukannya di apartemennya. Dan ternyata banyak cuitan yang menjelaskan jika Deni mempunyai kesan awal yang bagus dimata Hera.
Deni selalu mengawasi perkembangan Hera melalui Twitter. Terlebih saat kejadian malam itu, saat dimana Hera tahu jika Deni ternyata seorang bapak-bapak. Di apartemennya yang sepi pada malam hari Deni menyeringai dan berkata:
"Oh, betapa beruntungnya aku." Kata Deni dan melihat cuitan terbaru dari Hera yang mengatakan jika ia mengatakan "Aku ingin sorang suami tua yang muda! lolololololol"
Mulai dari sekarang, Deni selalu menunjukkan perhatiannya kepada Hera.
Tak butuh waktu lama bagi Deni. Satu minggu kemudian Deni menyatakan cinta palsunya ke Hera. Mulus, mereka mulai berpacaran. Meskipun mereka mulai berpacaran, tetap saja ada suatu jarak bagi mereka. Seperti Hera tidak pernah masuk ke kamar apartemen Deni. Namun, dengan mereka berpacaran, Deni membuat waktu persiapan untuk ke Indonesia menjadi lebih singkat. Hal ini bisa terjadi karena Deni mulai "bertingkah" akan melanjutkan hubungan mereka menjadi serius.
Setelah tiga hari berpacaran. Deni mulai berkunjung ke rumah Hera. Hera merupakan seorang yatim, sedangkan ibunya sendiri sudah sangat tua. Rumah Hera terlihat sangat sepi, karena Hera merupakan anak tunggal. Tentu hal ini juga menjadi Pertimbangan Deni mengapa dia memilih Hera dan berniat untuk menikah dengannya.
Sebuah kunjungan rumah.
Sebuah kegiatan yang melambangkan sebuah keseriusan dalam hubungan. Seorang lelaki akan memperkenalkan diri kepada keluarga wanita dan mulai mengakrabkan diri. Tapi, bukan itu tujuan Deni. Dia berniat mencuri sertifikat rumah Hera untuk digadaikan. Saat Deni melihat ada kesempatan Ia segera beraksi. Rumah Hera sangat sederhana, hanya terdapat satu kamar tidur utama disana. Ibu Hera, saat Deni berkunjung kesana beliau sedang tidur terlelap di ruang tamu. Hera meminta maaf kepada Deni dan akan membangunkannya. Tapi Deni menolak. Ia berdalih jika itu akan buruk bagi kesehatannya.
Tak butuh waktu lama bagi Deni, saat Hera tidak ada di sekitar, Ia segera menuju ke kamar. Membuka lemari, menyingkapnya sampai bagian terbawah. Lalu dia menemukannya. Bukannya diambil sertifikat rumah dan tanah itu, Deni men-Scan-nya untuk membuat salinan seperti difotokopi, lalu dikembalikan lagi ke dalam lemari. Hera datang dengan membawa minuman, tapi Deni pamit pulang. Dia berdalih ada urusan mendadak yang harus ia datangi.
Sebelum pulang Deni memberikan Hera sebuah cincin imitasi seharga RM 10 yang Dia beli di toko mainan, dan bersikap layaknya ia akan meminang wanita itu. Menurut Deni hal itu wajib ia lakukan untuk menghindari pertikaian yang tidak perlu dengan Hera.
(1) Pramusaji: petugas penyaji makanan dan minuman yang berhadapan langsung dengan konsumen.