webnovel

My Psycho Husband (Indo)

Bagaimana jika suatu pagi anda terbangun ditempat yang asing ,ditambah lagi pengakuan seorang lelaki kejam yang mengklaim bahwa kau adalah istrinya? Farsya, wanita itu dikekang dibawah kuasa lelaki arogan yang sangat jahat. Memperlakukan dirinya dengan kasar, bukan lagi menjadi hal asing dihidup Farsya.

laisastory · Teenager
Zu wenig Bewertungen
14 Chs

Siksaan

Selama tiga hari wanita itu hanya terus mengurung diri dikamar. Tak banyak berubah, Farsya lebih sering melamun.

Farsya memandang dirinya pada pantulan cermin, rambut acak-acakan semakin membuat perempuan itu terlihat tidak bahagia dan tidak berdaya.

Farsya tahu orang yang memeluk tubuhnya dari belakang adalah David.

"Makan dulu ya," ucap lelaki itu.

Farsya tak mengiyakan, juga tak menolak.

Setelah kejadian dimana David membuatnya lumpuh, disaat itu juga dimulai perubahan sikap David yang semakin manis.

Entahlah, Farsya sama sekali tak mempercayai lelaki itu.

Farsya mengerjapkan mata, lamunannya hilang saat David mengangkat tubuhnya dan mendudukannya dikursi makan.

Dengan cekatan, salah satu maid langsung mengupaskan buah-buahan untuk Farsya dan David. Setelah menyelesaikan tugasnya, para maid itu langsung keluar meninggalkan ruangan untuk David dan Farsya.

Farsya tetap tak bergeming, selera makannya lenyap entah kemana.

"Mengapa tak makan?" Tanya David dengan tangan yang mengelus lembut rambut Farsya.

Farsya sedikit menjauhkan kepalanya dari tangan David, "Apa pedulimu?!"

"Kau istriku, tentu saja aku peduli," jawab David.

"Tidak ada seorang suami yang menginginkan apalagi dengan sengaja membuat istrinya lumpuh," jawab Farsya dengan tajam.

David tertawa, "Itu salah mu."

Farsya memandang sinis pada David, "Kau memang tak pernah merasa bersalah."

"Memang, lebih baik kau sekarang makan," bujuk David.

Farsya mengalihkan pandangannya untuk tidak memandang David, enggan untuk memakan makanan.

David berdesis pelan, "Jika kau tak makan akan ku buat bisu mulutmu."

Farsya melotot, tak mengerti dengan jalan pikiran David.

"Bagus," ucap David tersenyum puas saat Farsya makan dengan wajah yang ditekuk.

"Mengapa kau tak memilih wanita lain saja untuk jadi istrimu, mengapa harus aku?!"

David mengangkat bahu, "Kau bawel sekali."

What, bawel katanya. Sepertinya ini kali pertama Farsya berbicara selama tiga hari ini.

"Kata ibu mu kau akan melindungi ku, nyatanya tidak sama sekali," ucap Farsya mengeluarkan kekesalannya.

"Aku hanya melindungi mu dengan cara yang berbeda," jawab David.

Farsya memutar bola matanya, "Ya ya ya, terserah."

"Permisi tuan, nyonya Kisya menunggu anda."

Salah satu maid masuk dengan hormat sambil memberikan informasi kepada sang tuan.

"Bilang padanya untuk menemui ku disini."

Tak lama, ibu dari David datang sambil menatap tajam pada sang anak.

David mengangkat alisnya, bingung.

"Kenapa?" Tanya David.

"Aish, anak ini. Apa yang kau lakukan pada istrimu, hah?!" Kisya memarahi sang anak.

"Aku hanya memberikannya sedikit pelajaran," David menjawab dengan enteng.

"Dengan cara seperti itu?" Kisya memberikan pandangan yang siapa membunuh.

David mengangguk tanpa rasa bersalah.

Kisah menggeleng, kemudian memandang Farsya dengan lembut.

"Sayang, kamu tidak apa-apa 'kan."

Farsya terbelunggu, bagaimana dia bisa baik-baik saja setelah kelumpuhannya.

"Maksud mama, kamu akan baik-baik saja."

Farsya berdiam, tak tahu harus merespon dengan bagaimana.

"Baiklah, mama hanya benar-benar memastikan jika kau baik-baik saja."

Farsya tersenyum kemudian mengangguk.

Baik-baik saja katanya, baiklah.

...

"Mengapa kau terus menerus tidak bicara seperti ini?" Tanya David pada Farsya yang tak mengeluarkan suara.

"Aku salah, ya?" Gumamnya.

David seakan berbicara pada dirinya sendiri.

"Memang!" Sambar Farsya dengan cepat.

"Aku memang salah, seharusnya aku menjadikan mu bisu." Lanjut lelaki itu.

Farsya membulatkan matanya, dia pikir laki-laki ini akan sadar dengan kesalahannya, nyatanya tidak.

"Tenang saja, aku tidak akan menjadikan mu bisu, jika aku melakukan itu aku tak akan bisa mendengar suara mu yang mengatakan cinta padaku." David berbicara dengan panjang.

Sepertinya ini kali pertama laki-laki itu berkata sepanjang itu.

"Aku memang tidak akan mengucapkan kalimat itu," jawab Farsya.

"Benarkah, mari kita liat nanti." Seringaian laki-laki itu terlihat membuat Farsya menatapnya dengan ngeri.

"Lagi pula aku tak akan meninggalkanmu, jadi kau tak perlu khawatir dengan kelumpuhan mu."

David memeluk Farsya yang berada disampingnya. Menyadarkan wajahnya pada bahu wanita itu.

"Tapi aku tak mencintaimu," ungkap Farsya.

"Kau mencintaiku!" Tegas David.

Lelaki itu mengeraskan rahang nya saat Farsya terus berkata tidak mencintainya.

"Mengapa?" Tanya Farsya.

"Kau harus mengatakan jika kau mencintaiku!" Paksa David.

"Ayo katakan," desak David.

Farsya tersenyum miring, "Tidak akan pernah bahkan jika dalam mimpi."

David mengepalkan kedua tangannya, Farsya telah benar-benar berhasil membuatnya marah.

David tersenyum miring, "Baiklah."

Farsya bergidik, lelaki itu mencengkram kuat rahang Farsya.

"Hei, sadarlah. Kau itu lumpuh, bersikap baik padaku karna hanya aku yang menerima kelumpuhan mu itu," Kata-kata kejam David telah benar-benar berhasil membuatnya semakin sakit.

"Hanya aku, hanya aku yang mau menerima mu apa adanya, mengapa tak bersyukur, hm?"

Dengan sekitar tenaga, Farsya mencoba berbicara, "Kau yang membuat ku menjadi seperti ini."

"Memang," jawabnya angkuh.

"Jika bukan karena kau, aku tidak akan lumpuh juga tersiksa dengan segala sifat iblis mu," Teriak Farsya dengan menatap tajam mata elang milik David.

"Hahahaha, aku tidak peduli apa yang kau rasakan," balas David dengan mimik menyeramkan.

"Kalau begitu lepaskan aku," lihirnya.

"Tidak akan," Kata David tajam.

"Mengapa hah?"

David tersenyum devil, "Tentu saja karna aku sudah membelimu,  jika aku melepas mu, aku rugi mengerti?"

Farsya memejamkan mata sejenak, kata-kata dari David benar-benar menancap didadanya.

"Aku sangat membencimu!" Farsya berucap dengan segala emosinya.

"Ah, ayolah nona, bukan kalimat itu yang ingin ku dengar," David berbicara dengan sebelah tangan yang mencengkram dagu Farsya.

"Aku membencimu!" Tegas Farsya.

PLAK!

David menampar pipi wanita itu dengan keras hingga kepala Farsya terbentur.

"Kau benar-benar berhasil membuatku marah."

Farsya mengangkat kepalanya, "Begitukah, iblis sepertimu memang tidak akan pernah tidak marah."

"Istri kecil ku rupanya ingin bermain-main ya." Setelah mengucapkan itu David pergi keluar kamar.

Tangan Farsya dingin, sambil memejamkan mata Farsya berkata, "Tuhan, bantu aku."

"Sudah selesai berdoa, hm?" Suara David membuat Farsya membuka matanya.

Mata Farsya membulat kaget. Tubuhnya bergetar saat melihat tangan David membawa pisau yang terlihat sangat tajam.

"Tolong jangan siksa aku lagi," Ucapnya dengan bergetar.

David tertawa kencang yang semakin membuat tubuh Farsya bergetar, "Kau yang memintanya sayang."

"A-aku minta maaf."

Farsya meminta maaf dengan terbata-bata, biarkan kali ini dirinya yang meminta maaf untuk keselamatan hidupnya.

"Sudah terlambat sayang."

Pisau milik David bermain-main dipermukan kulit Farsya. Sedang perempuan itu memejamkan matanya, pasrah dengan apa yang akan dilakukan David.

"Mulut ini yang berani membantahku," David berucap sambil tersenyum devil.

David memainkan pisaunya pada bibir milik Farsya.

"Kemana keberanian mu tadi!" Teriak David.

Farsya diam, membeku tak sanggup berkata.

"Istriku, kau tau bukan jika aku tak suka diabaikan?"

Farsya mengangguk.

"Jawab!" Kembali David meneriaki Farsya.

"Aku minta maaf." Ucapnya dengan bergetar.

Srrt..

David menggoreskan pisaunya tepat dibibir Farsya.

Farsya mencengkram selimutnya, kini air matanya tak dapat dibendung.

"Ah, tak perlu menangis. Hanya goresan biasa. Ingin merasakan yang lebih?"

Farsya menggeleng kuat.

"Ayolah, kau harus mencoba hal baru sayang."

Srttt...

Kali ini David meninggalkan jejak pada pipi kiri Farsya membuat darah mengucur deras.

"Sakit?"

Farsya tak lagi menjawab, air matanya sudah cukup menjelaskan.