webnovel

My Psycho Husband (Indo)

Bagaimana jika suatu pagi anda terbangun ditempat yang asing ,ditambah lagi pengakuan seorang lelaki kejam yang mengklaim bahwa kau adalah istrinya? Farsya, wanita itu dikekang dibawah kuasa lelaki arogan yang sangat jahat. Memperlakukan dirinya dengan kasar, bukan lagi menjadi hal asing dihidup Farsya.

laisastory · Teenager
Zu wenig Bewertungen
14 Chs

Pilihan yang Salah

Farsya mulai tertidur saat berada di mobil. Dia terlalu lelah untuk tetap tersadar setelah perjuangan panjangnya.

Kesadarannya mulai terkumpul saat merasakan tubuhnya mulai tak nyaman.

Dia dikepung, berbaring dengan tangan dan kaki yang di ikat. Farsya shock, masih mulai mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

"Oh, sudah bangun ternyata hm." Farsya mengalihkan pandangannya kepada orang yang sedang berbicara. Itu laki-laki yang memberikannya tumpangan.

Farsya di kepung oleh sepuluh orang, dengan empat orang perempuan.

"Kenapa? Kaget? Iya?" Sekarang giliran para wanita.

Farsya berontak, mencoba melepaskan diri.

"Pemberani juga ternyata." Ucap salah seorang laki-laki dengan nada yang meremehkan.

Farsya sangat menyesali perbuatannya. Ternyata, dua orang yang memberikan tumpangan itu jahat.

"Mau apa kalian." Ucap Farsya dengan tajam. Mencoba memberanikan diri walau jantung nya berdetak tak karuan.

"Bermain dengan mu, nona manis, Haha." Tawa jahatnya menggelegar.

"Aku tidak sudi!"

Ekspresi mereka berubah. Tak lagi ekspresi meremehkan, melainkan ekspresi marah.

"Kurang ajar sekali dirimu." Salah seorang wanita berkata dengan langkah yang semakin mendekati Farsya.

Hening, keadaan semakin mencekam. Farsya pun merasakan jantung nya semakin berdetak tak karuan.

PLAK

Itu sebuah tamparan! Farsya marah, sangat marah. Orang-orang ini menjatuhkan harga dirinya. Farsya mengepalkan tangannya, tanpa bisa melawan.

Kemarahannya bertambah saat mereka semakin menginjak harga dirinya. "Marah? Lemah sekali dirimu."

Farsya tak bersuara, dia hanya menatap mereka dengan benci.

"Cuih, wanita murahan."

Keterlaluan! Seorang wanita meludahi wajahnya dengan kata-kata kasar yang di lontarkan.

Farsya semakin berontak, mencoba melepaskan diri dari rantai besi yang mengikat kedua kaki dan tangan milik Farysa. Itu mustahil, Farsya sangat tau seberontak apapun dia tak akan bisa melepaskan diri, cuma ingin menunjukan jika dirinya tak selemah yang mereka ucapkan.

"Tak akan bisa, nona manis." Itu seorang laki-laki dengan nada menggoda.

Farsya tak mengerti, untuk apa mereka melakukan hal seperti ini. Padahal, selama hidup Farsya tak mempunyai musuh.

Farsya diam, mulai menyerah. Percuma saja seberontak apapun, kekuatannya tak sebanding. Sama saja membodohi dirinya jika dia berontak, pikirnya.

Farsya hanya berharap tuhan memberikannya bantuan dengan perantara apapun. Jika tidak, biarkan dia mati sekarang tanpa siksaan.

Farsya terlalu lemah untuk menjadi tandingan mereka.

"Menyerah, hmm," wanita itu menatap remeh padanya.

Kilat marah dari mata Farsya terpapar jelas.

"Menyerahlah dan katakan ampun pada kami," Wanita itu kembali berbicara.

"Tidak dan tidak akan pernah," jawabnya lantang.

Mereka terkejut, Farsya adalah satu-satunya orang yang memiliki keberanian berbicara seperti itu dengan mereka.

"Kau akan menyesal mengatakan itu, nona manis."

Farsya membelalakan mata saat kulitnya terasa sangat perih.

Farsya menjerit, menahan sakit kulitnya.

Didepannya, lelaki itu menghidupkan sebuah lilin yang lelehan cairannya mengenai kulit Farsya.

Mereka tertawa puas, Farsya bungkam saat tidak memiliki tenaga lagi. Kulitnya melepuh, orang-orang disini sangat tidak berprikemanusiaan.

"Tenang saja, kami tidak akan membunuhmu," salah satu dari mereka berbicara.

Farsya menarik napas panjang.

Jikapun dia memilih untuk dibunuh atau disiksa, Farsya lebih baik dibunuh sekarang dari pada disiksa oleh mereka.

"Kenapa kalian tak membunuhku, aku tak pernah takut untuk itu."

"Ah, kau benar-benar gadis pemberani, kami semakin yakin untuk tidak membunuhmu."

Farsya berdesis, sebenarnya apa yang mereka inginkan darinya.

...

Sedang ditempat lain, David duduk dengan mata elang yang mengawasi sisi tv rumahnya. Tentu saja kabar menghilangkan nya Farsya sudah terdengar ditelinga nya.

Dengan senyum misteriusnya, David berkata, "Kau berani kabur rupanya."

David tidak sebodoh yang dipikirkan Farsya, lelaki itu mengetahui setiap gerak-gerik nya.

Dengan segala kekuasaannya, David tentu saja dengan mudah melacak dimana istrinya berada.

Rahang nya mengeras dengan tangan yang mengepal. Dia tak suka dengan tindakan istrinya yang mencoba meninggalkannya.

David sangat tahu, ini ulah dari salah satu musuhnya.

"Segera lacak keberadaan istriku," setelah berucap, David langsung mematikan telpon sepihak.

...

Tak cukup membuat kulitnya melepuh, orang-orang jahat disekitarnya kembali menyiksa Farsya.

Diatas kulit yang melepuh, mereka menggoreskan pisau ke kulitnya.

Farysa tak lagi berontak, kekuatannya tak lagi ada saat rasa sakit menyerang dirinya.

"AAA, tolong hentikan," Farysa berteriak keras saat mereka kembali berulah.

Dengan kulit melepuh yang dipenuhi goresan luka, mereka menyiramkan alkohol yang membuat perih tak tertahan.

Dengan senyum jahat, salah satu dari mereka berkata, "Kami baik bukan, memberikan mu alkohol pada luka agar lukamu lekas membaik."

Farsya terdiam dengan air mata yang sudah tak dapat tertahan.

"Apa yang kalian inginkan dariku, aku tak memiliki apapun," ucapnya dengan lemah.

"Oh tentu saja kau berguna nona, kami dapat melihat wajah menderita si David brengsek itu hanya dengan menyiksamu."

Tawa keras terdengar, membuat orang-orang jahat itu menatap pada satu titik.

"Kau pikir aku bodoh? Ah, kalian semakin menunjukan kebodohan kalian."

David!

Yah itu David, Farsya menghela napas lega dengan tubuh lemahnya saat melihat David.

Mereka bergetar, tak lagi tersenyum remeh.

Setelah itu, mereka ditarik paksa oleh pasukan David.

"Amankan mereka dan perlakukan mereka seburuk-buruknya!" Perintah David.

"Ampun, kami hanya orang suruhan yang dibayar." Rintih mereka.

"Hahaha, berani-beraninya kau berbicara didepan ku," David tertawa jahat.

Mereka terdiam, menunduk takut.

Sedang Farsya masih dalam posisi semula.

"Tangkap mereka!" Lagi, David memerintah.

Setelah itu, David memandang Farsya dalam.

Farsya diam, tak berkutik. Pandangan David tak dapat diartikan, laki-laki itu sahabat baik dalam menutupi ekspresi.

Dengan ceketan, David membuka bergolan tangan dan kaki Farsya.

"Tetap ingin disini?" Ucap David saat Farsya tak bergerak dari posisinya.

Dengan cepat Farsya mensejajarkan langkahnya dengan David.

"Masuk!" Titah David dengan mendorong keras tubuh Farysa.

Farsya memasuki mobil dengan tatapan dingin David.

Farsya menutup rapat matanya saat David melakukan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata.

Namun David cukup handal dalam mengemudi, membuat mereka sampai dirumah dengan selamat walau dengan jantung yang tak beraturan.

David menyeret Farsya dengan kasar, memasukan wanita itu kedalam kamar.

Mendorong Farsya hingga terduduk diatas keramik.

David berjingkit, mensejajarkan dengan Farsya yang kini telah terduduk, "Ingin bermain denganku, hm?"

Farsya menunduk, "Maaf."

PLAK

David menampar keras pipi Farsya, meninggalkan jejak merah dikulitnya.

"Bodoh sekali dirimu," hina David.

Farsya tak menyahut, membiarkan David menghinanya. Toh, ini memang salah dirinya.

Rahang David mengeras, "Kau harus dihukum."

Farysa menggeleng, rasanya dirinya tak sanggup menerima hukuman setelah beberapa saat bebas dari siksaan.

"Kau pikir aku bodoh hah?!" Teriak David dengan menarik rambut Farsya.

"Tidak tau diri," David  mendorong kembali tubuh Farsya membuatnya terlentang.

"Aku memperlakukan mu dengan baik setelah kau dijual dari orang tuamu dan dengan gampangnya kau mencoba kabur dari ku," David menendang tubuh Farysa yang terlentang membuatnya berputar.

Next?

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

laisastorycreators' thoughts