Saat waktu menunjukkan pukul delapan malam, Dean dan Bryana sedang mampir untuk makan di restoran sebelum pulang ke rumah Bryana.
Mereka mampir di sebuah restoran bertema musik klasik dengan banyaknya poster pemusik legendaris dan peralatan musik lawas yang tertata rapi di sekitar ruangan sebagai hiasan dan penarik minat untuk mengetahui tentang sejarah alat musik itu.
"Katanya lapar, tapi kenapa kamu tidak menghabiskan nya?" tanya Dean sembari menatapi Bryana yang tampak malas makan.
"Aku sudah kenyang," jawab Bryana dengan lesu, kemudian memilih untuk memainkan ponselnya. "Kamu habiskan makananmu dulu, setelah itu kita lanjut pulang," serunya kemudian.
Dean pun mengangguk. "Oke."
Dalam diam, sesekali Bryana memperhatikan Dean yang sedang makan. Dia merasa jengah menunggu sebuah balasan atas perasaan nya pada bodyguard tampan itu. Bahkan selera makannya mulai hilang hanya karena menunggu dan terus menunggu, sedangkan yang ditunggu adalah pria yang minder.
___
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com