"Kamu akan pergi ke mana, Vania?" tanya Max dari telepon.
"Entah. Aku tidak ingin terus hidup dalam keadaan seperti ini. Menjadi istri kedua dipandang sebelah mata tapi nyatanya suamiku sendiri yang bersikap buruk," ucap Vania menangis.
"Baiklah. Aku akan menjemputmu."
"Tapi, Max ..."
Belum selesai berkata, tiba-tiba sambungan telpon terputus. Vania meletakkan ponselnya ke atas ranjang kemudian lanjut mengemasi pakaiannya. Dia benar-benar sudah nekat akan pergi meski tidak tau bagaimana nanti nasibnya yang tidak memiliki apapun ataupun keluarga selain anaknya yang masih balita.
---
Dean sedang menjalani pemeriksaan oleh dokter spesialis tulang. Gips di kakinya sudah dilepas, membuatnya merasa nyaman dan longgar meski masih sedikit sakit. Dia duduk di tepi ranjang dengan kaki berposisi selonjoran.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com