Di rumah, Raymond masih sering diam termenung semenjak ayahnya dimakamkan. Dia bahkan tidak berselera untuk makan atau minum. Biasanya jika sedang murung dia akan minum sampanye atau minuman beralkohol lainnya, namun kali ini tidak ada yang bisa membuatnya melupakan kejadian penculikan hingga kematian ayahnya sebelum berkesempatan menimang seorang cucu darinya.
Raymond berdiri di atas balkon teras depan kamarnya, menatap langit senja yang berwarna oranye. Sekelebat bayangan saat dirinya sering menghabiskan waktu setiap sore dengan mengobrol bersama ayahnya sepulang dari kantor, membuatnya menitikkan air mata. Pria itu sungguh kehilangan orang tua satu-satunya yang selalu bersamanya setelah sang ibu tiada. Ya, karena setelah ibunya meninggal, dia tinggal hanya berdua dengan sang ayah karena Bryana pindah ke Jakarta.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com