Dean duduk di tepi ranjang dan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang, kemudian mengusap kening Bryana dengan begitu lembut. Dia beralih meraba wajah istrinya yang agak lembab, bahkan bantal agak basah karena air mata.
'Maafkan aku, Sayang ... Tidak seharusnya aku pergi hingga kamu seperti ini,' batinnya kemudian mencondongkan tubuhnya, mencium kening istrinya itu dengan lembut, dengan penuh kasih sayang. 'Aku tidak akan pernah meninggalkan mu lagi. Aku bersumpah!'
Merasakan ada yang menyentuhnya, Bryana pun terbangun karena dia memang sukar untuk tidur dengan nyenyak. Dia menatap tangan kekar di hadapannya, perlahan mendongak menatap siapa yang ada di dekatnya. "Apa aku sedang bermimpi?"
Bryana tampak terkejut dan segera duduk, menatap Dean yang tersenyum hangat padanya. Dia bahkan menepuk pipinya sendiri untuk memastikan apa yang dilihatnya itu bukanlah fatamorgana. "Ya Tuhan ...."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com