Sudah tiga menit berlalu, Hailora masih memejamkan mata. Ia jadi takut ketinggian.
"Hailora," ucap Alceo. Hailora dapat merasakan tangan hangat Alceo menggenggam tangannya yang masih memegang pinggir basket. "Bukalah matamu."
"Tidak, tidak, tidak!" ringis Hailora yang semakin merapatkan kelopak matanya.
"Percayalah!" kata Alceo meyakinkan.
Perlahan Hailora membuka mata dan melihat keseluruhan kota Hunter Valley. Matanya jadi terpaku pada pemandangan indah di hadapannya. "Alceo, ini begitu indah!" serunya terkagum. Ia melihat banyak gunung berjejer, kemudian ada beberapa rumah yang jaraknya berjauhan karena di sekeliling mereka penuh kebun.
"Aku tidak menyangka kau bisa mengendarai ini. Apa ini hobimu juga?" tanya Hailora heran.
"Niatku belajar mengendarai ini karena ingin me-time," jawab Alceo sambil masih mengontrol panas balon udara.
"Apakah mantan-mantanmu pernah kau ajak ke sini?" tanya Hailora curiga.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com