webnovel

Monster di Batavia

Berakhir dalam 11 - 12 Chapter terakhir. Kisah ini, adalah kisah dari sebuah harapan. Kisah ini juga kisah dari sebuah perjuangan. Kisah dari sebuah cita, kisah dari sebuah asa. Kisah dari seorang gadis bernama Anna, yang kehilangan ingatannya di tengah para penjajah VOC yang bisa merubah wujud mereka. Terbagi dalam tiga babak besar, dimana pada awal tiap babaknya akan di gambarkan keseluruhan alurnya dalam satu puisi singkat. Kisah ini mengangkat catatan sejarah bangsa dalam genre cerita fantasi yang mendebarkan. Mengambil setting di tiga masa berbeda, kisah ini akan membawa pembaca untuk bertualang dan menyaksikan koneksi dari perjuangan para pahlawan Nusantara. Cuplikan : "Di mana ini!?" kata pikirannya mengacau. ... Blap! Blap! ... tiba-tiba dua lampu pijar bersinar. "... Het feest!! ... kita sambut bersama ... ANNA!!" Kemudian ... desahan makhluk yang belum pernah ia dengar ... Slurrpp!! "... AAAAA!!!" "Jangan takut gadis manis, tulangmu tak akan kami sisakan sedikit pun"  "Tidak!" " ... mari kita lihat seperti apa rasa yang dimiliki daging lembutmu ... " "HHYYAAAAAAAA ... TIDAK TIDAK! ...  JANGAN ... JANGAN MENDEKAT! SANA PERGI ...  TIDDAAAAAKKKKKK!!!" Batavia 1628, sebagai salah satu wilayah jajahan VOC kota bergaya eropa ini berubah menjadi tempat yang sangat mencekam. Kemudian tepat di suatu bangunan megah yang berada di tengah kota, digelarlah suatu pesta dansa tepat saat pertengahan malam. Bulan bersinar bulat, tarian dan musik klasik pun mulai diputar, dan seketika lampu ruangan itu dimatikan. Saat itulah panggung mencekam Batavia dibuka....

Tom_Ardy · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
95 Chs

BAB IV Pitung  

Teriakan orang-orang pribumi itu terdengar keras malam itu, begitu juga dengan tangisan mereka yang berlarian ketakutan selagi dibantai oleh puluhan monster kelelawar.

Anna yang mendengar itu semua hanya tertunduk dan terdiam dengan wajah kosong di depan sang serigala yang membuka mulutnya lebar-lebar seakan mempersilakan Anna masuk.

Namun Anna tak bergerak sedikit pun, pandangannya kosong sambil terus menatap lantai.

"Ada apa? Ayo akhiri penderitaan batinmu itu dan masuklah kedalam mulutku, sadarilah nyawamu itu hanya menyu ... BBGGUUHH!!"

Tak selesai sang serigala mengatakannya, sebuah tinju mentah menghantam rahang sampingnya dan melemparnya melambung, serta membawa bagian atas sangkar jeruji besi yang mengurung mereka di tengah ruang dansa itu.

Sang serigala yang terlontar menghantam langit-langit ruangan dansa itu dan terjatuh bersama jeruji besi dari bagian atas sangkar yang terbawa bersamanya.

"SIIIIAAA ... ?!!"

"JAGA MULUTMU SERIGALA BUSUK!!!"

Seorang laki-laki muda berrambut putih yang mengenakan kemeja putih yang tergulung di lengannya hingga ke kebahunya berdiri di depan Anna selagi mengepalkan tinjunya dengan wajah yang sangat geram.

"JANGAN SEENAKNYA MENGATAKAN NYAWA SESEORANG MENYUSAHKAN ATAU SEBAGAINYA!!! TERLEBIH LAGI PADA SEORANG GADIS, KAU SERIGALA BUSUK!!"

"Siapa ... kau, tuan?"

Sang pria kemudian berbalik dan menundukan tubuh tegapnya. Lalu dengan mata tegas ia mengangkat tangan kanan Anna dan menggenggamnya.

"Putri, apa mereka sudah melakukan sesuatu pada anda? Maafkan kami yang terlambat untuk menyelamatkan anda"

Dalam kebingungannya Meleonarch mencoba berdiri, namun rasa terganggu begitu kuat ia rasakan.

"Apa-apaan ini?? tak bisa di maafkan ... SHCLUZT!! CEPAT SINGKIRKAN SERANGGA ITU, SHCLUZT!!!"

Dengan mata yang masih terbelalak Meleonarch memanggil sang pembawa acara itu dengan sangat keras, namun sosok sang pemandu acara yang dipanggilnya dengan sebutan Shcluzt itu tak kunjung datang.

Lalu tiba-tiba muncul lagi dua orang sosok di samping Anna. Seorang adalah sosok seorang wanita muda dengan pakaian gothic hitam lengkap dengan sebuah topi lebar dan payung berrenda dan seorang lagi adalah seorang anak laki-laki yang terlihat lebih muda dari usia Anna, berdiri disamping Anna mengenakan topi loper koran sambil memegang sebuah buku.

"Tuan Serigala, maaf saja tapi kelihatannya pelayanmu itu tak akan datang setelah menyantap 'makanan ringan' yang mereka santap bersama-sama itu!"

"Hah?? Dari mana kalian masuk? Bagaimana bisa ... kalian masuk? Siapa kalian?? ... Shcluzt!"

"sebelum memanggilnya terus, kenapa tidak tuan lihat sendiri akan hal yang terjadi di depan pintu!!"

Seraya menolehkan kepalanya ke pintu besar yang terbuka lebar disinari cahaya rembulan, Meleonarch segera tersentak menyadari bahwa seluruh tamu undangan pesta itu tak ada yang mampu berdiri lagi dan hanya terkapar hangus kehitam-hitaman dalam wujud monster mereka.

"Apa ... yang sudah ... kalian lakukan?!"

"Tak banyak sesungguhnya, kami hanya membiarkan tuan-tuan sekalian memakan kupu-kupu apiku dengan membuatnya terlihat seperti warga pribumi saja. Namun, karena tuan-tuan sekalian begitu serakah maka apa boleh buat kan?"

"Hah??kupu-kupu api?"

"hmmm... bagaimana ya menjelaskannya? Mungkin lebih baik langsung tuan alami saja ya?"

Dengan memutar tangan kanannya di depan seperti membuat sebuah lingkaran, sang wanita berpakaian gothic itu menciptakan percikan api yang berbentuk kupu-kupu yang terbakar. Dan dengan kencang kupu-kupu api itu segera berterbangan ke arah Meleonarch yang masih tertegun. Namun, tepat sebelum kupu-kupu itu bisa meraih Meleonarch dan membakarnya sang pemandu acara segera menghempaskan kupu-kupu api itu dengan kuku tajamnya yang terbentuk dari es.

"Shcluzt!!"

"Maafkan kelalaian saya tuan muda, kalau saja saya tidak cepat menyadari tipuan ilusi itu dan membekukan kerongkongan saya tadi, mungkin saya sudah terkapar hangus di sana bersama puluhan tamu undangan yang lain."

"Baguslah kalau begitu, sekarang cepat bereskan mereka Shcluzt!"

"Baik tuan muda"

Dengan segera Shcluzt merubah wujudnya menjadi monster kelelawar dengan sayap dan tangan yang terpisah dan beberapa bagian kulitnya terlingkupi es putih.

Dan bersamaan dengan itu Shcluzt melesat menyerang ke arah sangkar besi yang telah terbuka itu.

Meleonarch pun segera mengikuti dengan gerakan seperti serigala yang berlari dengan keempat kakinya untuk menerjang sangkar itu.

"Pito!!"

Dengan aba-aba dari sang pria berambut putih, sang anak laki-laki di samping Anna segera membuka bukunya. Kemudian dari buku yang dibuka itu lembar demi lembar terus terbalik dengan sendirinya seakan melayang menuju lembar selanjutnya.

Bersamaan dengan itu sebuah cahaya redup seperti kunang-kunang menyebar keluar dari lembaran-lembaran buku yang terbalik. Dan cahaya itu bersinar dan mengkaburkan sosok Anna dan sang anak laki-laki dari dalam sangkar besi itu.

Sang pria berrambut putih itu kemudian menekuk kakinya seperti hendak melompat dan menerjang maju menuju Meleonarch yang berlari kearah mereka.

Sambil memutar tendangannya, tepat sebelum mereka berbenturan sang pria berhasil mendaratkan tendangannya tepat di rahang bawah Meleonarch dengan menghindari cakar hitam Meleonarch yang menerjang dari atas.

Tendangan itu membuat Meleonarch sedikit melambung ke udara. Tak berhenti di situ sosok sang pria yang seharusnya masih berada di bawah Meleonarch tiba-tiba menghilang dan menerjang dari samping dan memberikan pukulan telak pada rahang samping Meleonarch.

Dilain sisi Shcluzt yang terbang melesat dalam wujud kelelawarnya dengan kuku-kuku es menerjang sang wanita, menghantam langsung tepat ke tempat sang wanita berdiri. Namun dengan membumbungnya debu akibat dentuman itu,kupu-kupu api juga berterbangan di sekelilingnya dan sang wanita yang tadinya di situ telah menghilang.

Menyadari sesuatu Shcluzt segera mengarahkan pandangannya ke atas, dan di sana sang wanita sedang melayang dengan payung yang terbuka dan kupu-kupu api yang mengelilinginya. Tangan sang wanita kemudian terlihat seakan menarik sesuatu di udara dan bersamaan dengan itu jumlah kupu-kupu api di sekeliling Shcluzt semakin bertambah dan berterbangan dengan kencang mengelilinginya.

Shcluzt yang menyadari serangan itu segera berputar dan menghempaskan sayapnya yang telah terlapisi es tipis dalam sekejap.

"Cih licik juga kau wanita!"

"Hah?! 'Wanita'?!! Kasar sekali kau pada nona manis sepertiku, Tuan Kelelawar!"

"SH ...SHCLUUUZT!!!!"

Segera Shcluzt mengarahkan pandangannya pada tuannya itu, dan disana ia melihat tuannya terkapar di tanah dengan tertahan satu kaki sang pria berambut putih yang berdiri tegap selagi menatap tajam kearah Meleonarch.

Shcluzt pun segera menerjang namun puluhan kupu-kupu api segera terjun menghadang jalannya.

"SI ... SIALAAAN!!! SIAPA KALIAN INI SEBENARNYA!!"

Bersamaan dengan turunnya sang wanita berpakaian gothic, sang anak laki-laki dan Anna mulai muncul perlahan dari belakang sang wanita. Lalu bersamaan dengan itu sang pria menundukan wajahnya untuk mendekat pada wajah Meleonarch. Dan bersama-sama mereka berkata.

"Kami adalah petarung yang akan berjuang melawan penindasan kejam kalian, para sekutu Iblis!! Kami adalah tujuh petarung pembawa pembebasan!! Kami adalah PITUNG!!"