webnovel

Molded World

Spesies pasca-manusia terjebak dalam sebuah perang yang tidak berkesudahan. Seorang android yang telah tertidur selama ribuan tahun, bangun untuk mempelajari manusia dalam dunia yang tumbuh oleh sisa-sisa peradaban itu.

Kattapulto · sci-fi
Zu wenig Bewertungen
10 Chs

Peradaban

Beberapa hari kemudian…

Daratan Besar Martian, di lokasi yang pernah dikenal sebagai Manhattan, Amerika Serikat.

"Whoaah…"

Attak takjub melihat pemandangan peradaban yang telah dibangun [Ningyo] Mereka tetap mempertahankan fungsi tempat ini sebagai pelabuhan, akan tetapi kini di tengah pulau tersebut berdiri sebuah menara tinggi yang terbuat dari material kaca yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Itu 'Pusat'. Menara itu mengatur seluruh jalur masuk kapal maupun penerbangan pesawat. Mereka juga menjadi komando militer untuk melindungi area ini." Tukas Collen.

Collen, Kapten, serta hampir seluruh tentara Martian menyebut tempat ini sebagai Post. Fungsi utama tempat ini tentunya adalah penghubung material militer dari markas besar hingga ke garis depan pertarungan. Baik prajurit yang menggunakan kapal, ataupun prajurit yang mengudara mengandalkan pos untuk menyalurkan prajurit serta senjata.

"Oleh karena itu kami menjaga tempat ini dengan ketat. Meriam tanpa awak kami siagakan untuk menghalau kapal-kapal induk, dan angkatan udara berpatroli setiap tiga jam sekali."

[Ningyo] dengan [Engine] roket dan sayap terbang tepat melewati kapal mereka. Jejak asap yang ditinggalkan merentang seperti sebuah tali panjang. Tiga [Ningyo] tersebut sama seperti Collen, mereka membawa satu unit senjata jarak jauh, dan satu unit senjata jarak dekat. Mereka terbang berputar, kemudian dua dari diantaranya memisahkan diri dan melakukan gerakan-gerakan aeorobatik yang seragam. Pada akhirnya jejak asap yang mereka tinggalkan membentuk sebuah pola yang indah.

Attak semakin takjub dan bertepuk tangan melihat ketiga patroli tersebut.

"Heh, tukang pamer… aku juga pernah berlatih seperti itu, salah satu cara untuk melatih teknik berperang." Tukas Collen.

"Collen? Kamu juga bisa melakukannya?" Tanya Attak antusias

"Tentu saja, tentunya kalau aku memiliki pasangan."

"Hebatnya… coba saja aku bisa memiliki [Engine] seperti itu."

Collen tersenyum kecil melihat kepolosan Attak. Salah satu dari para penerbang itu melihat ke arah mereka berdua, dan ia meluncur turun ke Collombo. Rose, sebagai kapten kapal memberi hormat kepada tentara penerbang tersebut, dan ia membalasnya.

"Kami mendengar ada penumpang VIP di Kapal Penjelajah Collombo, apakah itu benar?"

"Salah satu tentara kami, Sersan Collen menemukan seorang Android yang baru aktif setelah berabad-abad. Dan dalam perjalanan, kami disergap oleh patroli Venusian. Kami berhasil menangkap salah satu dari mereka."

"Dimengerti. Dengan mandat pasukan pelindung Komando Operasi, kami akan mengamankan Android tersebut, dan tentara musuh yang tertangkap." Katanya. Ia kemudian mengudara, dan menghampiri Attak dan Collen.

"Sersan Collen? Konfirmasi untuk penyerahan tahanan."

"Aku ikut bersama mereka." Collen menyela sebelum petugas tersebut dapat menyentuh Katta. Ia tahu kalau mereka berpisah sekarang, mungkin dia tidak akan bisa bertemu anak itu lagi. Situasi perang membuat semua pihak mengamankan berbagai cara untuk dapat mengungguli lawan, tidak terkecuali jumlah tentara yang siap bertarung.

"Tapi ini melanggar protokol, kau tahu itu."

"Aku menemukan hal lain dari reruntuhan itu. Aku tidak mengerti bahasanya, jadi sebaiknya aku beritakan langsung kepada jenderal."

"Tidak bisakah kau konsultasikan kepada ahli sejarah?"

"Tidak bisa, kelihatannya seperti senjata yang tersembunyi, terlalu penting untuk diketahui pihak non-komando." Collen berbohong. Walau apa yang ia temukan dalam reruntuhan Attak memang asing, tidak ada info sedikitpun tentang senjata yang ia katakan.

Petugas itu terlihat bimbang, tapi kemudian ia memutuskan untuk menuruti keinginan Collen.

"Tapi tahanan perang akan tetap ada di sel tahanan. Kita tidak bisa mengambil resiko ia mengaktifkan kembali engine nya."

***

Menara Pusat menjulang dinggi diantara pelabuhan yang mengelilingi pulau tersebut. Mempunyai seratus lantai, dengan bentuk tabung yang melebar di fondasinya, berbagai kendaraan terbang membawa kargo atau personil terlihat lalu-lalang, menambah kesibukan pangkalan besar Martian tersebut.

Untuk mencapai ruangan jenderal, Collen dan Attak harus melewati lift khusus yang terdapat di pilar terbesar menara tersebut. Lewat lift itu, mereka bisa melihat keseluruhan pelabuhan dari pemandangan langit.

Attak bersama Connor sampai di sebuah ruangan besar dengan 5 meja yang mengelilingi arah mereka masuk. Meja-meja tersebut membelakangi sebuah peta besar, yang terbagi atas dua warna, merah dan biru, warna yang menyimbolkan situasi perang kedua fraksi saat ini.

Orang-orang yang ada di meja tersebut tampaknya sibuk dengan suatu hal. Mereka hampir tidak menghiraukan Attak dan Connor yang baru saja masuk, alih-alih, mereka menghadap ke meja, entah mengetik, menulis, atau membaca sesuatu. Semua orang, kecuali satu orang yang duduk di meja paling tengah.

[Ningyo] itu memperhatikan mereka berdua sambil menopang dagu dengan kedua tangannya. Ia memiliki rambut biru muda panjang, dengan dua tanduk pendek di kepalanya. Mata merahnya tidak menunjukan ketertarikan pada dua orang tamunya. Entah kebetulan atau tidak, seluruh [ningyo] yang duduk di meja-meja tersebut juga memiliki karakteristik yang serupa. Rambut biru muda, mata merah, dan kulit putih pucat. Siapapun akan langsung menyangka kalau mereka semua mungkin bersaudara.

Di dunia ini, gelar 'jenderal' diberikan oleh mereka yang memperoleh pencapaian khusus dalam peperangan, baik dalam pertempuran garis depan, atau peran krusial dalam penerapan strategi pertempuran. Jenderal yang ada di hadapan mereka juga sama, dikenal sebagai I's The Five, mereka adalah lima kesatuan [Ningyo] yang diandalkan dalam penyusunan strategi oleh Martian.

Sebelum percakapan dimulai, Collen memberi hormat, memperkenalkan diri, dan melaporkan divisinya. [Ningyo] itu hanya membalas sekadarnya, alih-alih ia ingin langsung berbicara mengenai Attak yang baru saja ditemukan dari reruntuhan.

"Apa tipe android ini? Kombatan atau sipil? Atau mungkinkah ia adalah database yang menyimpan rahasia peradaban masa lampau?" I's The Third, yang duduk di kursi tengah dan sedari tadi satu-satunya orang yang memperhatikan Collen dan Attak memulai pembicaraan.

Tampaknya posisi duduk mereka sendiri mengindikasikan dengan siapa mereka berbicara. The First duduk di meja yang ada di pojok kiri, dan The Fifth, duduk di pojok kanan.

"Attak tidak memiliki senjata, atau kemampuan untuk melindungi diri. Namun ia memiliki pengetahuan terhadap dunia dan informasi luas terkait kehidupan peradaban manusia." Jawab Collen.

"Berarti, android pengetahuan general. Sayangnya, tipe android seperti itu biasanya hanya berperan sebagai guru atau pemandu tur, dan tidak pernah digunakan sebagai bank data untuk informasi sensitif."

Apa yang dikatakan The Third benar, pada masa lampau, android tidak pernah digunakan untuk menyimpan informasi sensitif seperti kode nuklir, atau blueprint senjata. Alih-alih, bank data seperti itu disimpan dalam sebuah robot super kecil yang dilengkapi berbagai kemampuan untuk mengecoh, hingga menghancurkan diri untuk melindungi data di dalamnya.

"Info tentang senjata itu ada padaku."

Attak tiba-tiba memotong pembicaraan, menyelamatkan Collen yang tidak sempat memikirkan dalih.

"Seperti yang anda katakan, aku memiliki bank data untuk peradaban masa lampau. Aku mengetahui seluruh basis pertahanan serta laboratorium yang pernah dibuat oleh manusia. Salah satunya, pasti memiliki teknologi yang bisa kalian gunakan untuk peperangan." Kata Attak lagi.

Kali ini, semua mata tertuju pada Android berambut merah muda itu. Collen ragu bahwa yang dikatakan Attak adalah kenyataan, sementara kelima I's mengalihkan perhatian mereka terhadap Attak.

"Apa yang bisa kami percaya dari data anda, nona Attak?" Tanya The Second.

"Salah satu dokumen yang aku miliki, mengatakan bahwa militer Amerika pada tahun 2578 telah berhasil mengembangkan purwarupa senjata yang mampu melenyapkan ruang dan waktu pada area tertentu. Akan tetapi pengembangannya dihentikan karena terlalu beresiko, dan disembunyikan dalam markas militer paling rahasia saat itu."

"Apa kamu ingin mengatakan Area 51? Tempat itu hanya mitos." Komentar The Fourth sambil membetulkan kacamata bulatnya.

"Tempat itu nyata. Aku memilikinya di sini." Attak menunjuk kepalanya.

"Dapatkah kami meminta datanya secara langsung?"

Attak menggeleng, "Aku dibuat secara khusus untuk melindungi informasi dan sejarah manusia. Modul otakku diisi penuh oleh informasi, namun tidak ada cara untuk metransfer data itu keluar."

"Walau begitu… Apa kamu sadar kita bisa melakukan dengan cara yang lebih keras?" The Third memberikan ultimatum. Terlihat jelas bahwa sebagai strategis peperangan, mereka tidak akan memberikan pengecualian, selama mereka dapat mendapatkan senjata untuk mengalahkan musuh.

Attak dan Collen berada pada posisi yang cukup berbahaya.

"Aku tidak menyarankannya. Aku memiliki protokol penghancuran diri bila ada tindakan eksternal yang bersifat membahayakan data didalamku. Aku akan hancur, tapi pengetahuan akan manusia akan hilang selamanya. Termasuk informasi yang kalian butuhkan."

Kelima Ningyo tersebut terdiam dan hanya dapat melihat satu sama lain. Sementara Collen juga terkejut dengan negosiasi yang dilakukan Attak. Selama ini ia melihatnya seperti bocah yang baru pertama kali keluar dari rumahnya.

"Sayangnya, harus aku sampaikan bahwa data senjata rahasia ini terenkripsi dalam beberapa segmen yang baru dapat dibuka berdasarkan persetujuan pangkalan militer yang bersangkutan." Lanjut Attak. "Dengan kata lain, aku harus pergi ke pangkalan-pangkalan tersebut, melakukan pengambilalihan izin secara manual, dan baru setelah itu aku dapat memberikan informasi tersebut kepada kalian."

Sekali lagi, ruangan menjadi hening.

I's The Five, kembali melihat satu sama lain, hingga akhirnya The Third berbicara.

"Kami akan melangsungkan diskusi, untuk saat ini, baik Sersan Collen, maupun Attak, silakan menunggu di luar ruangan."

***

"Hei Attak, apa yang tadi kau katakan itu benar?" Collen bertanya ketika mereka sudah keluar. Ia pikir ia akan lebih banyak berbicara, dan melindungi Attak, tapi justru yang terjadi adalah sebaliknya.

Attak mengangguk. "Walau tidak seratus persen." Jawabnya sambil tersenyum jahil. "Setiap pagi, ketika aku melakukan kalibrasi ulang pada sistem operasiku, aku selalu menemukan file yang terenkripsi dengan nama yang tidak relevan dengan data lain yang ada dalam sistem."

"Tapi kau tidak tahu apakah itu adalah senjata?"

"Hehe, benar!"

"Bagaimana dengan perihal enkripsi data yang harus dilakukan melalui pangkalan-pangkalan militer itu?"

"Tentu saja itu bohong!"

Attak menahan tawa kecilnya, sementara Collen hanya melengos, sebagai militer, dia baru saja melakukan kebohongan pada perwira superior, dan mungkin ia juga akan dicap sebagai tentara yang melalaikan tugas.

Sesaat kemudian, pintu terbuka, dan sosok Ningyo putih tersebut muncul di hadapan mereka berdua. Tidak biasanya The Third beranjak dari meja tersebut, tinggi badan, raut wajah, dan warnanya, membuatnya tampak lebih mengintimidasi dibanding sebelumnya.

"Aku akan berbicara dengan singkat kepada kalian berdua." Ketika The Third berbicara, Collen dan Attak hanya bisa berdiri tegang. Mereka berharap jenderal tersebut tidak mendengar apa kebohongan-kebohongan Attak.

"Attak akan dianggap sebagai anggota militer non-kombatan Martian, dengan misi khusus untuk mendapatkan kembali seluruh data militer peradaban manusia. Data yang diambil mencakup lokasi basis pertahanan, topografi, senjata dan kendaraan perang, strategi lampau, serta cetak biru senjata dan kendaraan." The Third menarik nafas. "Oleh karena itu, Attak akan dinyatakan sebagai penduduk Martian, yang memiliki hak perlindungan, serta bantuan ketika bertemu dengan sesama Martian. Tambahan, Sersan Collen dinyatakan sebagai penjaga Attak dalam penuntasan misi, dengan tanggung jawab yang bersangkutan: melindungi keselamatan personel non-kombatan, memantau pelaksanaan misi, dan memastikan data sampai ke pihak Martian."

Itu tidak singkat sama sekali.

Attak dinyatakan sebagai personel non-kombatan dengan pangkat setara private. Setelah inisiasi kilat tersebut, Attak dan Collen dibubarkan, untuk mempersiapkan diri mereka dalam misi panjang yang akan mereka jalani besok.

Collombus menyambut mereka sembari mengisi ulang stok serta bahan bakar kapal. Attak lega bahwa rintangan diplomatik pertama mereka nyaris selesai. Di sisi lain, ia khawatir terhadap kondisi tentara Venusian yang terpisah dari mereka tadi pagi.

***

Minggu lalu belum sempat update karena kesibukan. karena hal yang sama, minggu ini juga hanya bisa update sekarang. baru diupdate lagi kalau ada kesempatan. Terima Kasih.

Kattapultocreators' thoughts