William mencuci sayuran sesuai perintah, tapi dengan nakalnya ia memercikkan air ke wajah Mentari. Wanita yang sedang mengiris bawang itu memelototi William. Ia mengancam laki-laki itu sambil mengacungkan pisau.
"Wuess! Istriku semakin galak saja," goda William sambil mencolek dagu Mentari.
"Diam! Kalau tidak mau diam, aku tidak mau mengajari," ucap Mentari yang kesal dengan tingkah laku William. Walaupun ia masih berstatus istrinya, tapi mereka sedang terlibat perang dingin.
"Oke. Aku akan diam," jawab William.
Ia berdiri tanpa bergerak sama sekali. Membiarkan air mengalir menyiram sayuran, hingga airnya memercik kemana-mana. Sesuai perintah, ia harus diam.
Mentari menghela napas berat. "Ya Tuhan. Kamu mau membuatku mati muda? Kenapa kamu biarkan sayurannya di dalam situ terus? Harusnya kamu angkat dan matikan kran. Lihat! Bajuku basah," gerutu Mentari dengan kedua tangan gemetar menahan kesal.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com