webnovel

Metamorfosa Cinta

Mereka telah membuat janji untuk bertemu dan menjalin hubungan yang lebih serius. Mereka begitu yakin bahwa 2 tahun itu adalah waktu yang sangat singkat. Mereka akan menjaga hati mereka untuk memenuhi janji itu. Jika salah satu mengingkari, mereka berjanji tidak akan menanyakan alasan apapun dari salah satu yang ingkar. Janji antar dua sejoli, Namira dan Jaelani. Dua tahun berlalu begitu cepat. Janji dari dua tahun yang lalu itu kini adalah waktunya. Pertemuan di tempat awal mereka bertemu dulu. Namun, salah satu telah mengingkari janji. Namira tidak datang saat itu, meninggalkan Jaelani yang menunggu dalam kesendirian. Entah siapa yang salah. Yang jelas, seterusnya mereka akan hidup dalam kesalahpahaman. Tak ada yang mau minta maaf lebih dulu. Jaelani juga tak berani menanyakan kenapa Namira tidak datang memenuhi janji. Mereka sudah bahagia dengan kehidupan yang mereka pilih masing-masing. Namun, pertemuan kembali setelah beberapa tahun membuat perasaan cinta mereka kembali membuncah. Di saat itu juga sifat buaya Jaelani muncul. Dia ingin memiliki lagi Namira, tanpa menyakiti istrinya? Dapatkan Kang Jae menentukan pilihan yang tepat?

Mijun_123 · realistisch
Zu wenig Bewertungen
292 Chs

Perkelahian Sengit

"Maju!" tantang Haikal, remaja yang paling sombong melebihi Toni.

Tae Joon merasa tertantang. Dia berlari maju dengan penuh semangat. Meski Haikal terlihat mukanya boros seperti berumur 25 tahunan, sebenarnya dia masih berusia belasan. Tapi, Tae Joon tidak peduli. Bahkan sebelumnya dia tidak peduli dengan nyawa seseorang.

Kepala Tae Joon menubruk perut Haikal dan mendorongnya sekuat tenaga jauh ke depan hingga punggung Haikal membentur pohon mangga besar.

Terlihat Haikal mengaduh punggungnya sakit. Tae Joon tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia kesal pada para pemuda itu yang telah membuat wajah imut Ryushin babak belur. Dia tidak terima muridnya dikeroyok seperti itu.

Tae Joon kemudian beralih ke arah Udin dan Didit yang sudah gemetar ketakutan saat ini. Tae Joon tidak kenal ampun. Dia lansung meninjuk pangkal hidung Didit dan Udin secara bergantian hingga hidung mereka mengeluarkan darah.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com