"Hasshh, jangan, Om! Mereka bisa mati!" gumam Ryushin sambil memegang tangan Tae Joon yang masih membawa batu besar.
Tae Joon melepaskan batu dari genggamannya. Dia menghela napas dalam-dalam untuk mengendalikan emosinya lagi.
Hanya Toni dan Didit yang tersisa. Sebenarnya, Didit terlihat sangat ketakutan saat ini. Hampir saja kepalanya hancur terkena hantaman batu om warga asing itu.
Meski tangan Ryushin sudah mencapai batasnya, ia tetap bertahan. Ryushin lengah sebentar dan tidak memperhatikan Tae Joon beberapa saat.
Tae Joon meraih cutter yang berada di dekat kakinya. Tae Joon berlari ke depan dan berencana akan menyabet leher dua remaja yang kurang didikan itu.
Tapi, Toni dan Didit bertindak cepat dan mereka lari terbirit-birit karena ketakutan.
Tae Joon tertawa terpingkal-pingkal melihat dua bocah yang lari tunggang langgang. Dia juga tertawa karena celana Toni dan Didit yang basah karena mereka kencing di celana.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com