webnovel

Sedikit Lagi, Dia Nyaris Menciumnya

Redakteur: Wave Literature

Bai Yanshen turut tersenyum menatap Su Xiqin. Su Xiqin merasa Bai Yanshen terus menatapnya dan akhirnya menyadari bahwa kata-katanya terdengar terlalu santai, sehingga ia pun berdeham dan segera meralat perkataannya, "Ehm… Maksud saya, itu karena Presdir Bai bukanlah binatang buas..."

Su Xiqin segera menghentikan kata-katanya lagi. Ia merasa bahwa semakin ia berbicara, kata-katanya terdengar semakin tidak pantas. Senyum Bai Yanshen membuat Su Xiqin merasa ia sedang dipermainkan. Ia pun segera mengalihkan tatapannya dan berhenti berbicara.

"Kamu sudah menempel di pintu. Masih gugup?" tanya Bai Yanshen memecah keheningan.

Begitu mendengar kata-kata Bai Yanshen, Su Xiqin memegang pipinya sendiri dan menatap wajah Bai Yanshen sesaat lalu kembali menunduk. Jarak antara keduanya semakin dekat. Su Xiqin bisa mencium aroma tembakau yang seharusnya adalah aroma rokok. Mo Xigu sebenarnya juga seorang perokok, tapi aromanya sering bercampur dengan aroma wanita lain. Berbeda dengan Bai Yanshen yang menguarkan aroma tembakau murni dan tidak ada aroma wanita.

"Desain selanjutnya nanti akan sangat penting. Prioritaskan desain itu ketika membuatnya," kata Bai Yanshen menatap Su Xiqin.

"Tenang saja, Tuan Bai. Saya akan pasti mengerjakan proyek desain ini dengan baik," kata Su Xiqin bersungguh-sungguh.

Suasana dalam mobil itu kembali hening. Su Xiqin menghela napas, lalu mendongak dan menatap Bai Yanshen. "Tuan Bai, saya ingin menanyakan sesuatu. Tapi, saya tidak tahu apakah pertanyaan ini pantas ditanyakan atau tidak," kata Su Xiqin.

Bai Yanshen yang sedang memejamkan matanya kemudian pelan-pelan membuka matanya, lalu berkata, "Kamu mau bertanya kenapa aku berubah pikiran dan membiarkanmu mengambil kontrak ini?"

Su Xiqin terkejut karena Bai Yanshen berhasil menebak apa yang akan ia tanyakan dengan tepat. "Benar," jawab Su Xiqin. Namun, Bai Yanshen terus menatap Su Xiqin. Bahkan, ia tidak memalingkan wajahnya ketika ponselnya berbunyi. "Ponsel Anda berbunyi," kata Su Xiqin.

Bai Yanshen mengambil ponselnya dan mengerutkan kening ketika melihat nomor yang tertera di layar ponselnya. Su Xiqin segera memalingkan wajahnya dan menghela napas lega setelah beberapa saat tadi sedikit panik. Saat ia berbalik dan menolehkan kepalanya, ia mendengar Bai Yanshen berkata dengan samar, "Aku pergi dulu karena ada urusan. Kamu kembalilah sendiri."

Setelah selesai berbicara, Bai Yanshen menutup telepon itu dan meletakkan ponselnya ke tempat kecil yang berada di pintu. Suasana mobil kembali menjadi tenang. Su Xiqin menoleh ke arah Bai Yanshen dan berniat ingin melanjutkan topik tadi, tapi Bai Yanshen sudah menyandarkan kepalanya ke belakang dan kembali memejamkan matanya. Tuan Bai sangat tidak bisa di tebak, pikir Su Xiqin. Namun, karena Su Xiqin tidak mau terus-terusan curiga, ia mengurungkan niatnya untuk membahas topik tadi.

Ji Qingyang mengatakan bahwa Zhuo Sheng tidak akan melewatkan desain yang bagus. Ini adalah kesempatan bagi Su Xiqin untuk menunjukkan kemampuannya. Setelah proyek itu selesai, pasti Su Xiqin akan mendapat insentif dan kebetulan sekali ia sangat membutuhkan uang. Di saat yang sama, ia juga akan mendapat pengalaman berharga sehingga ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah memikirkan hal itu, Su Xiqin kembali memalingkan wajahnya ke jendela.

Baru saja Su Xiqin menoleh, suara berat Bai Yanshen kembali terdengar, "Kenapa kamu tidak jadi bertanya?"

Su Xiqin kembali menatap Bai Yanshen yang sedang memejamkan mata, lalu menjawab dengan ringan, "Saya percaya Zhuo Sheng akan fokus pada desain."

Bai Yanshen membuka mata dan menatap Su Xiqin dengan tenang. Tatapan itu sangat mendalam dan tidak dapat ditebak. Su Xiqin malu karena ditatap seperti itu sehingga ia pun memalingkan muka, menyampirkan rambut ke telinga, dan berkedip-kedip karena gugup. Hanya saja, ia tidak tahu bahwa wajahnya yang tadi putih pucat karena gugup perlahan menjadi kemerahan. Sirkulasi darahnya menjadi meningkat dan pipinya menjadi kemerah-merahan. Ia tampak malu-malu, tapi juga terlihat menggoda.

Su Xiqin tidak berani menoleh ke arah Bai Yanshen karena ia merasa ada orang yang selalu menatapnya dengan tatapan mendalam. Ia menoleh ke sana kemari, tapi tiba-tiba ia merasa seperti ada kekuatan yang menariknya dan membuatnya jatuh ke dalam pelukan yang begitu hangat. Mata Su Xiqin terbelalak karena terkejut. Wajahnya saat ini begitu dekat dengan pria itu. Pikiran Su Xiqin sesaat kosong dan tubuhnya berangsur-angsur menjadi panas.

Su Xiqin meletakkan tangannya di dada Bai Yanshen untuk berusaha menjauhkan diri. "Tuan Bai, tolong kendalikan diri Anda sendiri," kata Su Xiqin.

Bai Yanshen sama sekali tidak menunjukkan emosi di wajahnya. Ia hanya bergumam, "Jika aku bilang aku tidak tahu bagaimana harus mengendalikan diriku, bagaimana?"

Su Xiqin mengerutkan kening dan menatap Bai Yanshen dengan bingung bercampur curiga. Ia tetap berusaha mendorong Bai Yanshen. "Lepaskan..." kata Su Xiqin dengan perasaan malu bercampur kesal.

Kemudian, saat Su Xiqin memutarkan tubuhnya, aroma tubuhnya yang harum memancar dan menyerang hidung Bai Yanshen. Bai Yanshen bisa melihat kulit halus Su Xiqin dengan pipi yang merona dari jarak sedekat ini. Bibir halusnya yang sedikit melengkung dan matanya yang berbinar membuat Bai Yanshen semakin menatapnya dengan tajam. Tangan Bai Yanshen yang semula memegang pinggang Su Xiqin beralih memegang kepala wanita itu dan menekannya ke bawah.

Tepat ketika bibir Bai Yanshen nyaris mendarat di bibir Su Xiqin, mobil mendadak direm. Jaraknya keduanya saat itu begitu dekat. Karena mereka tidak siap dengan kondisi itu, tubuh mereka seketika tersentak. Dahi Bai Yanshen menghantam kursi depan hingga membuatnya mengerutkan kening karena sakit.

Begitu melihat kesempatan, Su Xiqin langsung mengulurkan tangannya dan mendorong Bai Yanshen menjauh. Ia bergerak dengan begitu spontan, lalu segera memperbaiki posisi duduknya dan kembali duduk menempel pada pintu. Sedangkan, Bai Yanshen memandang Su Xiqin yang kembali menyusut ke samping. Tatapannya pun terlihat kesal dan wajah muramnya menggelap seperti arang. Tangannya juga berpegangan erat ke pintu mobil sebelah kiri.

"Kenapa mobilnya?" tanya Bai Yanshen.

"Tuan Bai, tadi baru saja ada mobil di depan," Jiang Cunyu menjelaskan dengan susah payah.

"Asisten Jiang, Anda bisa menurunkan saya di sini saja," kata Su Xiqin dengan gugup.

Jiang Cunyu memandang Su Xiqin yang sedang duduk di kursi belakang lewat cermin, lalu mengalihkan pandangannya ke Bai Yanshen. Jiang Cunyu adalah orang yang peka. Apalagi ia juga sempat samar-samar mendengarkan pertengkaran kedua orang itu. Namun, ia tidak berani membuat kesimpulan sendiri. "Nona Su, tidak boleh berhenti di sini," kata Jiang Cunyu.

Tiba-tiba, Bai Yanshen berkata dengan dingin, "Biarkan dia turun."

Jiang Cunyu seketika berpikir, Kali ini sepertinya aku salah menebak. Ia pun menghentikan mobilnya di tepi jalan, kemudian Su Xiqin segera membuka pintu dan turun dari mobil. Su Xiqin hanya bisa melihat kepergian mobil itu, namun hatinya tidak bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya ia rasakan.

Su Xinqi berpikir, Aku adalah wanita yang sudah menikah. Jadi, untuk apa membayangkan Bai Yanshen? Ia tidak akan mau bermain-main dan tidak mau meremehkan dirinya sendiri. Terlebih lagi, ia tidak akan melakukan apa yang Mo Xigu penah lakukan. Jika Su Xiqin melakukan hal seperti itu selama masih terikat pernikahan, itu berarti ia tidak akan ada bedanya dengan Mo Xigu, meskipun Mo Xigu sendiri menarik kesimpulan bahwa ia memang sudah berselingkuh.