webnovel

Menikahi Barista Ganteng

Cielo William adalah seorang gadis yang cantik dan bergelimang harta. Hidupnya tampak begitu sempurna karena di usianya yang matang, ia sukses menjalankan bisnis Hotel Poseidon milik ayahnya dan ia pun memiliki seorang kekasih yang tampan, serta kaya raya. Justin Sugiatno, kekasih Cielo yang sempurna dan ia sangat tergila-gila pada pria itu hingga orang tua mereka pun setuju untuk menjodohkan mereka. Awalnya kisah cinta mereka berjalan baik hingga akhirnya Cielo bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan. Graciello Andreas, seorang karyawan di Hotel Poseidon, telah membuat perasaan Cielo jungkir balik. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja terjadi masalah dan Cielo sangat kesal pada pria itu. Cielo dan Justin akan segera bertunangan, tapi sesuatu terjadi. Justin mabuk, dan pria itu nyaris menodai Cielo. Graciello pun datang untuk menolongnya. Semenjak kejadian itu, Cielo pun tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Justin, tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya pada orang tuanya. Terpaksa, Cielo melakukan kawin kontrak dengan Graciello supaya orang tua Cielo percaya dan menjauhkan Justin dari hidupnya. Demi setumpuk uang untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang barista, Graciello pun setuju melakukan kawin kontrak tersebut. Apa yang akan terjadi jika kucing dan anjing disatukan dalam satu ranjang yang sama? Ikuti kisah perjalanan cinta Cielo. Hanya di Webnovel. PS: Buku ini adalah sekuel dari buku Terima Aku Apa Adanya.

Santi_Sunz · Urban
Zu wenig Bewertungen
402 Chs

377. Pengakuan Sang Nenek

Ello dan pria itu berjalan bersama ke arah farmasi terdekat yang letaknya tidak jauh dari lobi rumah sakit. Lalu Ello membeli obat gosok dan koyo.

"Ini, Pak." Ello menyerahkan obat-obatan itu pada sang pria yang diterimanya sambil tersenyum dan mengangguk.

"Terima kasih ya, Mas."

"Tidak usah berterima kasih. Ini sudah kewajiban saya. Sekali lagi, saya minta maaf ya, Pak."

Pria tua itu tersenyum manis, membuat Ello jadi berpikir sesuatu. Pria yang sudah tua ini masih bisa tersenyum meski pinggangnya sakit. Pria itu tidak mengeluh sedikit pun, apalagi marah-marah.

Terkadang Ello harus melihat ke sekelilingnya. Ia akan selalu mendapatkan alasan untuk bersyukur dan tidak lagi bersungut-sungut atas kehidupannya.

"Iya, Mas. Tidak apa-apa."

"Omong-omong, Bapak rumahnya di mana? Mau saya antar pulang?" tanya Ello menawarkan diri.

"Ah, tidak usah repot-repot. Rumah Bapak di belakang rumah sakit. Dekat sekali."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com