webnovel

Menikahi Barista Ganteng

Cielo William adalah seorang gadis yang cantik dan bergelimang harta. Hidupnya tampak begitu sempurna karena di usianya yang matang, ia sukses menjalankan bisnis Hotel Poseidon milik ayahnya dan ia pun memiliki seorang kekasih yang tampan, serta kaya raya. Justin Sugiatno, kekasih Cielo yang sempurna dan ia sangat tergila-gila pada pria itu hingga orang tua mereka pun setuju untuk menjodohkan mereka. Awalnya kisah cinta mereka berjalan baik hingga akhirnya Cielo bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan. Graciello Andreas, seorang karyawan di Hotel Poseidon, telah membuat perasaan Cielo jungkir balik. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja terjadi masalah dan Cielo sangat kesal pada pria itu. Cielo dan Justin akan segera bertunangan, tapi sesuatu terjadi. Justin mabuk, dan pria itu nyaris menodai Cielo. Graciello pun datang untuk menolongnya. Semenjak kejadian itu, Cielo pun tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Justin, tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya pada orang tuanya. Terpaksa, Cielo melakukan kawin kontrak dengan Graciello supaya orang tua Cielo percaya dan menjauhkan Justin dari hidupnya. Demi setumpuk uang untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang barista, Graciello pun setuju melakukan kawin kontrak tersebut. Apa yang akan terjadi jika kucing dan anjing disatukan dalam satu ranjang yang sama? Ikuti kisah perjalanan cinta Cielo. Hanya di Webnovel. PS: Buku ini adalah sekuel dari buku Terima Aku Apa Adanya.

Santi_Sunz · Urban
Zu wenig Bewertungen
402 Chs

305. Satu Kebenaran Di Antara Semua Sandiwara

"Bisakah kamu menjelaskan, apa maksudnya semua ini?" tanya Charlos sambil menyerahkan surat perjanjian pernikahan yang sudah ia tambal dengan selotip.

Wajah Cielo tampak semakin pucat. Charlos tahu jika putrinya itu sedang dalam keadaan yang tidak stabil. Ia baru saja bisa bicara dan ia baru saja bertengkar dengan Ello.

Jika tidak sekarang, kapan lagi? Charlos tidak akan membiarkan dirinya dibodohi oleh putrinya sendiri.

"Jawab aku, Ciel," ucap Charlos sambil menatap Cielo dengan tatapan tajam.

Mata Cielo pun melebar. Dengan tangan yang gemetar, ia mengambil surat itu. Cielo tidak membaca surat itu seolah ia telah tahu apa isinya.

"Da-dari mana Papih mendapatkan surat ini?" tanya Cielo gugup.

"Janganlah pertanyaan dijawab pertanyaan lagi. Cepat beritahu Papih. Apa maksudnya surat itu?"

Cielo menelan ludah dan wajahnya sudah tertekuk, nyaris menangis. "Maafkan aku, Pap," ucapnya dengan suara bergetar.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com