webnovel

Menikahi Barista Ganteng

Cielo William adalah seorang gadis yang cantik dan bergelimang harta. Hidupnya tampak begitu sempurna karena di usianya yang matang, ia sukses menjalankan bisnis Hotel Poseidon milik ayahnya dan ia pun memiliki seorang kekasih yang tampan, serta kaya raya. Justin Sugiatno, kekasih Cielo yang sempurna dan ia sangat tergila-gila pada pria itu hingga orang tua mereka pun setuju untuk menjodohkan mereka. Awalnya kisah cinta mereka berjalan baik hingga akhirnya Cielo bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan. Graciello Andreas, seorang karyawan di Hotel Poseidon, telah membuat perasaan Cielo jungkir balik. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja terjadi masalah dan Cielo sangat kesal pada pria itu. Cielo dan Justin akan segera bertunangan, tapi sesuatu terjadi. Justin mabuk, dan pria itu nyaris menodai Cielo. Graciello pun datang untuk menolongnya. Semenjak kejadian itu, Cielo pun tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Justin, tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya pada orang tuanya. Terpaksa, Cielo melakukan kawin kontrak dengan Graciello supaya orang tua Cielo percaya dan menjauhkan Justin dari hidupnya. Demi setumpuk uang untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang barista, Graciello pun setuju melakukan kawin kontrak tersebut. Apa yang akan terjadi jika kucing dan anjing disatukan dalam satu ranjang yang sama? Ikuti kisah perjalanan cinta Cielo. Hanya di Webnovel. PS: Buku ini adalah sekuel dari buku Terima Aku Apa Adanya.

Santi_Sunz · Urban
Zu wenig Bewertungen
402 Chs

266. Surat Yang Hilang

"Cielo, surat itu hilang." Ello mengulangi perkataannya pada Cielo.

"Kamu bercanda kan," ujar Cielo sambil berjalan mendekati meja kerja.

Ia menarik paksa laci itu hingga terlepas dan kemudian menumpahkan semua isinya ke atas meja. Wajahnya panik dan hal itu menular pada Ello.

Dengan serabutan, Cielo memilah-milah kertas sampah yang tidak terpakai dan membuangnya ke tong sampah. Di dalam laci terdapat banyak bon bekas dan kertas-kertas brosur yang tidak terpakai.

Cielo mengambil satu kertas, membacanya sekilas, dan kemudian merobek dan membuangnya. Ia terus mengulanginya ke kertas-kertas yang lain. Ello hanya bisa diam dan tidak ikut-ikutan menyentuh kertas-kertas yang berserakan itu.

Akhirnya, setelah beberapa menit yang membuat putus asa, meja pun menjadi lengang. Hanya tersisa map-map yang berisi beberapa kertas yang penting menurut Cielo. Ia merapikannya dan memasukkannya lagi ke dalam laci.