Seorang pria menyeruak di antara teman-teman Cynthia yang mengenakan gaun hitam. Pria itu mengenakan kemeja berwarna putih dan celana jeans hitam. Jas hitam yang kasual disampirkan di bahunya. Jemarinya mengait di jas itu.
Ia berhenti tepat di hadapan Cynthia dengan senyum yang mempesona. Lalu ia mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Cynthia.
"Hai, Cynthia," sapa Justin.
Bagaimana bisa Cynthia tidak kagum dan terpesona pada pria itu? Justin bagaikan seorang malaikat di antara para iblis yang serba hitam. Justin benar-benar terlihat bercahaya dan berbeda dengan yang lainnya.
"Itu Justin!" tunjuk teman-teman Cynthia.
"Eh, iya. Itu kan Justin, mantannya Cielo, kakaknya Cynthia."
"Kenapa dia bisa ada di sini?"
"Wah, mereka pacaran ya."
"Jangan-jangan yang tadi itu …."
Cynthia mengabaikan raungan gosip yang segera menyebar di udara. Ia menatap Justin dengan mata yang mengerjap-ngerjap, seperti yang silau karena kemejanya yang berwarna putih bersih.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com