webnovel

Menikahi Barista Ganteng

Cielo William adalah seorang gadis yang cantik dan bergelimang harta. Hidupnya tampak begitu sempurna karena di usianya yang matang, ia sukses menjalankan bisnis Hotel Poseidon milik ayahnya dan ia pun memiliki seorang kekasih yang tampan, serta kaya raya. Justin Sugiatno, kekasih Cielo yang sempurna dan ia sangat tergila-gila pada pria itu hingga orang tua mereka pun setuju untuk menjodohkan mereka. Awalnya kisah cinta mereka berjalan baik hingga akhirnya Cielo bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan. Graciello Andreas, seorang karyawan di Hotel Poseidon, telah membuat perasaan Cielo jungkir balik. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja terjadi masalah dan Cielo sangat kesal pada pria itu. Cielo dan Justin akan segera bertunangan, tapi sesuatu terjadi. Justin mabuk, dan pria itu nyaris menodai Cielo. Graciello pun datang untuk menolongnya. Semenjak kejadian itu, Cielo pun tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Justin, tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya pada orang tuanya. Terpaksa, Cielo melakukan kawin kontrak dengan Graciello supaya orang tua Cielo percaya dan menjauhkan Justin dari hidupnya. Demi setumpuk uang untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang barista, Graciello pun setuju melakukan kawin kontrak tersebut. Apa yang akan terjadi jika kucing dan anjing disatukan dalam satu ranjang yang sama? Ikuti kisah perjalanan cinta Cielo. Hanya di Webnovel. PS: Buku ini adalah sekuel dari buku Terima Aku Apa Adanya.

Santi_Sunz · Urban
Zu wenig Bewertungen
402 Chs

226. Visi Misi Yang Sama

Senyum Justin benar-benar hilang dari wajahnya. "Aku pikir kita sudah setuju untuk bekerja sama. Aku kecewa padamu."

"Hei, coba pikirkan sekali lagi," kata Cynthia. "Kak Cielo sudah menikah dengan Kak Ello. Percuma saja kamu mengungkapkan sesuatu hal yang menurutmu itu memang ada. Namun, tidak akan mudah membuat Kak Cielo kembali mencintaimu, Justin. Aku bisa melihatnya sendiri kalau Kak Cielo itu sangat mesra dengan Kak Ello. Semua itu nyata, bukan sekedar main-main."

Justin mendesah. "Ya sudahlah. Kalau kamu tidak mau menolongku, tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksa. Kamu sebaiknya pulang saja."

Cynthia membuka mulutnya untuk bicara, tapi kemudian ia mengatupkan lagi rahangnya. Justin telah kecewa padanya dan kini, pria itu mengusirnya.