MASA pengucilan yang penuh penderitaan telah berlalu. Sungguh Allah Swt telah menuliskan kemenangan bagi Rasulullah Saw dan para pengikutnya. Masa pengucilan membuat Khadijah menderita. Ia tertekan dan terbebani. Allah Swt pun kemudian berkehendak untuk mengambil ia kembali ke sisi-Nya. Khadijah akhirnya meninggal pada tahun ketika Rasulullah Saw beserta keluarga dan para pengikutnya bebas dari pengucilan. Tahun tersebut bertepatan dengan tahun kesepuluh kenabian Rasulullah Saw.
Pada tahun yang sama, Abu Thalib, paman Rasulullah Saw. Yang selalu menjadi pelindung dakwahnya, dipanggil oleh Allah Swt. Rasulullah Saw merasakan kesedihan yang amat mendalam. Setelah kehilangan Khadijah sang kekasih, penolong, dan penghibur hati, beliau juga harus kehilangan pamannya yang menyusul menghadap Allah Swt. Rasulullah Saw kemudian menamai tahun ini sebagai tahun kesedihan.
Fatimah yang saat itu masih belia dan belum kenyang merasakan kasih sayang seorang ibu, turut merasakan kesedihan. Perasaannya yang halus terluka. Fatimah kecil benar-benar terpukul. Ia mencari ibunya di setiap sudut. Malaikat jibril pun turun dan berkata kepada Rasulullah Saw, "Tuhanmu menyuruhmu untuk memberi salam kepada Fatimah. Katakanlah kepadanya, 'sesungguhnya ibumu berada di sebuah rumah dari Zamrud, di mana tidak ada rasa letih dan lelah di sana'."
Rasulullah Saw merasakan tekanan kesedihan dalam diri Fatimah. Hati beliau terasa hancur. Jiwa kebapakannya yang tulus tersentuh. Sungguh Rasulullah Saw mencintai Fatimah dan mengasihinya, begitu pula sebaliknya.