FATIMAH hampir tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengandung. Ia baru menyadarinya ketika ada perubahan fisik dan psikis di dalam dirinya. Meskipun tengah hamil, fatimah tetap melaksanakan aktivitas harinya dengan penuh semangat. Hanya saja, porsinya di kurangi. Kandungannya semakin membesar dan tenaganya semakin berkurang. Beberapa pekerjaan kemudian di ambil alih suaminya. Ali setia menemani dan membantu agar kondisi kandungan istrinya tetap sehat.
Pada tahun kedua hijriyah, Fatimah melahirkan putra pertamanya. Ali menyambut kelahiran sang putra dengan penuh suka cita. Ia usap kening sang istri dengan penuh kasih sayang selayaknya sebuah perhiasan yang sangat berharga.
Rasulullah Saw. diberi tahu tentang kelahiran cucunya. Beliau pun bergegas ke rumah putrinya dengan raut muka bahagia. Rasulullah memangku cucunya, lalu mengumandangkan azdani di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri. Beliau kemudian menghibur cucunya tersebut dengan ayat-ayat al-Quran.
Rasulullah bertanya kepada Ali. "Nama apa yang akan kalian berikan kepada anak ini?"
Ali menjawab dengan mantap, "Namanya Harb!"
Rasulullah segera menimpali, "Jangan. Nama anak ini Hasan."
Ali terdiam, kemudian ridha dengan pemberian nama yang diberikan oleh Rasulullah.
Penduduk Madinah menyambut kelahiran cucu Rasulullah dengan penuh sukacita. Rasulullah sendiri bersedekah untuk menyambut kelahiran cucunya. Beliau menyantuni fakir miskin dengan perak seharga berat rambut cucunya. Beliau juga menyembelih hewan aqiqah dan memberi maka warga.
Tidak lama kemudian, Fatimah mengandung putra keduanya. Saat itu Hasan sudah berumur lebih dari satu tahun. Anak kedua Fatimah dan Ali lahir pada Sya'ban, 4 Hijriyah. Sama seperti kelahiran cucu pertama, Rasulullah juga menyambut gembira cucu keduanya. Beliau melakukan sedekah, menyembelih hewan aqiqah, dan membagikannya kepada warga.