Andi dan dua orang temannya tersenyum melihat Khalid dan Amira saling sahut menyahut, mencoba memenangkan adu mulut. Mereka kagum pada Sultan yang sabar menghadapi dua anak muda yang sedang bertengkar di hadapannya tanpa berniat menyela. Setelah beberapa lama membiarkan Khalid dan Amira bersitegang, akhirnya sultan menengahi dengan senyum yang senantiasa menghias bibir laki-laki tampan bijaksana itu.
"Amira, Sayang. Duduk di sini! Tidak baik membuat tamu yang datang ke rumah kita menjadi marah hanya gara-gara kau mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya."
Amira mengerucutkan bibirnya, lalu menuruti perintah Sultan. Amira duduk di sebelah ayahnya sambil sesekali memandang ke arah Khalid yang sedang menatapnya seolah mengejek kekalahannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com