webnovel

Marriage in lost Memories

Hidup ku seperti potongan puzzle Banyak nama yang aku hapus dalam memori ku, otak ku menolak mereka yang pernah menyakiti ku dan sekarang mereka muncul satu persatu. Salah satunya adalah Devan-suami ku! Suami dalam pernikahan berlatar bisnis ini. Dan dia-J juga kembali dari koma mencoba membawa ku kembali dalam kehidupan nya! Saat kenangan itu kembali bisakah aku menerima mereka kembali.

Daoist253276 · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
74 Chs

Enam Puluh Tiga

Kali ini aku sengaja memasak terang-terangan.

Dan melakukan sedikit sarapan kasih sayang tak terhingga buat  aa Devan. Biar dia lebih kurusan dikit dengan banyak joget joget challange.

Jurus ku simple dan udah melehenga. Yaitu dengan mencampurkan sedikit udang dimakanan nya hanya untuk Devan bukan Jeremy. Only Devan. Kalau Jeremy sudah kapok sekapok nya. Banyak di hujat haters!!

Kulihat ia sudah memasuki meja makan. Tunggu beberapa menit aku akan kesana.

Dan sekitar 5 menit aku datang sambil memasang jam tangan.

Menggoyangkan pantat sambil berdendang.

Kulihat Devan disana sarapan dengan anteng. Dia sudah memakan yang ada campuran udang nya. Kena!! Lalu wajah tak berdosa ini di kumandangkan.

" Astaga.. Dev..." Pekik ku nyaring.

Pria ini menoleh kaget.

Kulihat ia memakan lauk yang aku taroh campuran udang dengan miris. Air muka ku serasa meleleh.

" Ada apa? " Tanya nya heran.

Aku menatap nya lirih pura-pura syok dan dengan mata berbinar binar. Seolah baru melakukan dosa terbesar.

" Ada apa Alena? Bilang ada apa?" Tanya nya disana ikut cemas.

" Dev.. Kamu punya obat alergi kan.. Hiks. Aku aku tadi yang masak. Aku lupa bilang.. Kalau..

Wajah Devan memutih..

" Kalau apa?? Tanya nya dengan suar tertahan.

Aku memejamkan mata dan meringis sambil melenggek lenggok seperti ulekkan sambal buat memperlambat waktu.

"Anu"

"Anu apa?

Aku meringis lagi menggaruk tekuk belakang yang tak gatal.

" Aku tadi yang masak, lidah kepengen banged bikin orak arik ayam suwir kan. Nah ada seekor udah kecil terbang, yaa aku sih ga papa karena pikir yang makan aku!! " Dengan polos ku ceritakan kronologis abal abal nya.

" Apa! Udang? Udang?" Ulang Devan dengan mata melebar.

Kuintip ia yang tampak syok dan menelan air liur dengan susah payah.

" Aku minta maaf Dev....

Cicit ku lemes.

Devan disana langsung berdiri dan menghentikan sarapan nya. Beberapa detik kemudian ia mengedik kan bahu. Dan mulai tak nyaman dengan pakaian nya. Dengan buru buru ia melepas kancing jas dan berjalan lebar lebar kemudian melompat lompat disana seperti ada yang masuk kedalam baju nya.

Aku mengikuti nya sambil berdendang dangdut lagi

Deng tak edut endut tak endut endut...

Setiap ketukan gendang ku adalah gerakan challenge Devan bergoyang-goyang dengan bahu mengendik dan pinggul bergoyang

Devan juga disana berusaha menggaruk garuk punggung nya lalu melompat lompat lagi seperti akang pocong yang kebelet pipis.

Melihat rencana ku sukses besar,rasanya ingin jingkrak jingkrak kesenangan sambil dalam hati terus berdengdang ria serasa mau ikut goyang ala ala india dulu. Muter muter sekeliling London juga boleh.

" Duh Dev... Kamu ga papa.. Kamu.. Ya ampun. Apakah udang nya udah bereaksi

.." Jerit ku dengan wajah khawatir bersalah disana. Dalam hati sedang syukuran 7 hari 7 malam. Rasakan rasakan..

Devan melepas jas nya dan kemeja nya dengan cepat. Menanggalkan nya begitu saja, membuat rahim ku mendadak minta dihangatin melihat tubuh altetis nya disana. Ia mulai mulai mengaruk garuk sambil melepas celana nya kerjanya Menggaruk lagi di tangan kanan-kiri, punggung, leher, kepala, Melompat lagi dua kali. Dan yang terakhir kulihat ia hanya menggunakan boxer ketat. Membuat suara ini mengkikik mirip tante "K" Alias nyai kunti. Melihat ada tonjolan buah timun gede di selangkangnya!

Kulihat lagi seluruh tubuh nya merah merah plus bentol bentol sebesar kacang sukro.

" Telepon Rudy!! Belikan obat alergi ku..." Teriak nya disana sambil terus berakrobat menggaruk, melompat hingga sampai gulung gulung dilantai.

Aku yang disana semakin panik ya panik bohongan dengan cepat aku telepon Rudy dengan gerak lamban. Dan meminta nya membelikan obat Alergi untuk Devan. Berharap Rudy datang nya telat biar Devan merasakan pembalasan kecil dari ku.

" Apa aku bantu garuk Dev... " Cicit ku menawarkan bantuan memperlihatkan Kuku-kuku runcing ku sambil mengaum.

" Ga usah... Aku butuh obat dari Rudy! Suruh dia cepat datang" Lolong nya disana sangat menderita.

Kulit nya sudah bentol bentol merah nya beranak pinak tumbuh mekar seperti cinta ini ceiyeeeh..

Bahkan rambut nya juga ia tarik tarik karena gatal yang seperti nya sangat spektakuler padahal aku hanya mencampur kan 1 ekor udang kecil tapi dampak nya sebegitu nya. Aku nobatkan kepada siudang kalung penghargaan miss Universe karena sudah membantu ku melancarkan pembalasan.

Rudy muncul setengah jam kemudian dan langsung memberikan obat untuk gatal gatal Devan.

" Iih kok cepat sih... Padahal aku berharap kamu terdampar di pulau Jeju" Ringis ku hanya di lihat Rudy dengan bingung.

" Maksud nyonya apaan? Jeju kan di korea nyonya..kita di London"

Aku mengendik pada Rudy yang gagal terlahir sebagai pria no peka.

" Ya sudah! Aku kasih dulu obat nya sama presdir terhormat, kasian badan nya seperti ladang kacang sukro!"

" Ih wow.. Bisa panen dong Nyonya! Jadi juragan kacang sukro" Cengir Rudy dalam sejarah bisa juga bercanda. Seperti nya ia tahu aku mengerjai Devan.

" Aaah.. Nanti kita bagi hasil" Kata ku mengedipkan mata.

Rudy hanya tersenyum lebar lalu berlenggang dari sana.

Aku segera memberikan obat nya pada Devan yang sudah karatan menunggu kedatangan ku.

Menunggu obat nya bereaksi Devan masih menggaruk sampai sampai kulit nya berdarah ia cakar cakar, hmm kasian juga sih. Tapi hati ku lebih tercakar karena ulah nya. " Halaah peak kau Alena"

Dan hari ini ia tidak masuk kerja karena kejadian barusan. Semua pekerjaan nya dilimpahkan pada Rudy juga Clara.

Aku masuk ke kamar nya lagi dengan wajah merasa bersalah.

Kulihat pria itu telengkup dengan bentol merah yang mulai memudar. Kacang sukro nya udah tenggelam lagi. Mengyisakan lautan pulau yang melebar lebar.

" Dev.. Apa kamu baik baik saja" Tanya ku dengan hati-hati.

Devan mengangkat kepalanya dan melihat ku dengan alis bertautan.

Aku yakin dia siap menendang ku ke laut Samudera Hidia saat ini.

" Tidak baik" Sahut nya disana. Ketus.

" Oh.. Sungguh kah. Aku sungguh lupa memberitahu Hilda, Tadi kebelet mules jadi aku tinggal..." Cicit ku beralasan merasa sangat menyesal. Padahal pengen merayakan kemenangan dengan buka tutup botol wine dan mengarak nya lagi keliling London.

" Lupakan! Aku perlu istirahat 24 jam. Nanti juga akan membaik dengan sendirinya" Katanya disana dengan gampang memaafkan ku.

Hmm tuh kan. Siapa suruh mau berinteraksi secara alami dengan ku. Susah kan kalau ga maafin nya.

" Begitu.. Baik lah. Kamu istirahat saja kalau gitu. Aku mau nelpon Clara dulu tentang jadwal kamu hari ini" Kata ku undur diri. Dan segera keluar dari kamar Devan lalu bersorak sorak tanpa suara.

Bergoyang ke kanan kekiri menggetar kan dada maju mundur lalu berputar 10 kali.

Inilah nama nya kebahagian yang hakiki.

*

*

*

Author Pov.

" Dimana Alena?" Tanya Devan yang baru bisa keluar dari kamar saat langit sudah berwarna agak ke orange an. Ia tak menemukan Alena di kamar nya. Anak-anak hasil produksi nya juga tak ada lengkap dengan para dayang si Marissa dan Becca.

" Ada di depan Tuan" Jawab Hilda yang sibuk memperhatikan anak buah pelayan nya yang membersihkan perabotan disana.

Dengan terseok seok Devan berjalan mencari keberadaan Alena juga anak anak tercintanya. Selain sekujur tubuh gatal-gatal badan nya juga panas dan nyeri. Dan harus di istirahat kan beberapa jam untuk kembali normal.

Hal terkutuk yang ada adalah mengalami alergi udang seperti ini. Sangat menyiksa nya. Beruntung ia sudah gede. Kalau tidak nasib naas seperti anak nya dulu bisa terjadi padanya.

Terbaring di Rumah Sakit.

Kalau saja pelaku nya bukan Alena bisa ia pastikan orang itu ia kutili dulu. Ini karena Yayank Alena mau tak mau ia maafkan.

Di luar sana ia lihat Alena, Marissa, Becca dan Jeremy sedang berkumpul. Mereka menggerumbungi 1 binatang yang berkaki 4 berwarna hitam. Si kuda yang berwajah terlalu tampan.

Lalu dari balik kuda itu muncul pria yang tak lain adalah Max.

Max bak superstar disana. Di gerumbungi 4 cewek sekaligus termasuk di bayi Adela di bekapan tangan nya sedang berceloteh ria. Bergelayutan di lengan pria berkuda itu seperti sudah dekat 1000 tahun lama nya.

Mereka tampak sumringah dan bercakap cakap terlebih lagi Alena. Sangat jelas interaksi nya dengan Max, Menepuk nepuk tangan ke arah Adela dan Max menggoyang goyangkn Adela hingga bayi gendut itu tertawa tawa. Dan Marissa juga Becca sebagai penyanyi latar nya.

Rasanya ada batu menimpuk dada nya. Bahkan Devan sudah mengubah strategi dengan membiasakan Alena bersikap alami pada nya tapi melihat Alena sebegitu lancar tertawa, menyanyi pada Max membuat nya cemburu dan kesal. Apalagi lagi ia lagi sakit wanita itu malah asik bersenda gurau dengan pria lain.

Dan hati nya makin panas saat melihat Max yang menggendong Adela itu. Bayi gendut itu nampak sangat kegenitan disana. Berceloteh dengan suara nya yang nyaring saat berdendang dangdut ria, Max mendekatkan Adela ke kuda nya makin gelak tawa Adela yang membahana disana.

Jeremy yang sedang duduk di kursi Roda juga tampak ikut tertawa.

Rasanya seperti dianak tirikan. Itu yang Devan rasakan.

Kenapa malah dengan pria baru dikenal bukan hanya anak nya tampak lengket tapi juga mantan istri nya itu. Bahkan tak segan segan Alena memukul pundak Max sambil tertawa-tawa.

Tidak bisa dibiarkan! Sungut Devan serasa ingin meremukkan leher Max.

" Hilda...

Wanita paruh baya ini muncul dengan tergopoh gopoh. Apalagi Devan berteriak keras seperti itu. Membuat nya nyaris terbang dengan sapu di tangan nya.

" Iya tuan..

" Cepat kasih tau Alena untuk pulang dan siap siap. Anak anak juga. Katakan siap siap untuk makan malam diluar"

" Ba baik tuan" Hilda segera permisi keluar dari sana dan ia berlari dan segera menuju arah tempat nongkrong itu. Hilda berbisik pada Alena dan Alena mengarahkan mata nya ke dalam. Spontan Devan bersembunyi di balik pintu.

Dan mengintip lagi.

Alena segera mengambil Adela dari tangan Max.

Kemudian Jeremy juga di bawa Becca.

Pasukan itu akhirnya kembali kedalam dengan wajah tam ikhlas. Buru buru ia segera kembali masuk kamar.

Alena Pov.

Aku memilih milih gaun yang cocok untuk nanti malam. Ini makan malam pertama kami sekeluarga. Ops... Anggap begitu kali ya.

Dengan penuh pertimbangan aku memilih gaun sederhana namun masih memperlihatkan sisi keanggunan nya.

Adela dan Jeremy pun didandani layak nya putra putri mahkota kerajaan dengan baju senada dengan ku.

Mereka terlihat sangat senang dengan ajakan mendadaknya Devan. Padahal kupikir dia masih sakit ternyata tiba tiba meminta kami siap siap untuk makan malam. Ternyata tindakan ku memang benar mengerjai nya dengan udang bisa dinner sekomplit dengan nya.

Kulihat Devan mengenakan baju casual yang rapi ia selalu miliki postur sempurna dengan pakaian yang ia pakai dan seperti semua sudah di jahit khusus untuk nya juga tentu saja wajah tampan nya juga mendominasi. Rambut hitam nya di sisir dengan rapi dan parfume nya sudah membuat seisi mension ini mencium nya.

" Kalian semua tampak memukau" Puji nya melihat kami bertiga yang penuh detail untuk nanti malam. Dan mata nya mengarah ke aku. Sedikit turun ke gaun yang aku pakai. Apakah terlalu mencolok aku berpakaian malam ini. Aku khawatir ia tau kalau aku berpakaian dan berdandan dengan khusus untuk malam ini.

" Kamu cantik malam ini Alena" Puji nya terasa membakar pipi ku. Kurasakan ada yang menggelitik di dada dan rahim ini menghangat lagi.

Aku sangat tersanjung dengan pujian nya yang pertama kali setelah perang dunia ke3 kemaren.

" Benarkah. Terimakash Dev.. Kamu juga sangat tam.. Ah.. Keren.." Puji ku lalu mengacungkan dua jempol sekaligus. Sebisa mungkin aku bersikap biasa saja padahal dalam hati semriwing...

Bibir nya tersenyum lebar lalu mengambil alih Adela yang mengenakan bando mahkota kecil di tengah nya.

Si bayi gendut itu langsung memekik riang dan langsung menempel di badan bapak nya.

" Mommy cantik sekali ya sayang.. Sama seperti kamu juga cantik" Kata nya disana sambil menggoyangkan tangan Adela.

Aku hanya nyengir dan mendorong nya agar cepat masuk ke limosin yang akan mengantar kami malam ini. Kalau terus terusan di puji. Aku cemas kalau nanti malah menarik Devan ke kamar.

Sepanjang jalan mereka bertiga berceloteh. Lagi lagi aku merasa kami sudah saling melengkapi walau rasanya mengingat status kami tentu ini hanya keluarga yang mencoba melengkapi didepan anak anak saja dan perasaan diam diam ku yang bisa aku pendam.

Kemudian mobil panjang ini tiba di sebuah Gedung Restoran megah dengan arsitek gaya spayol yang kental. Sebelum nya aku bisa melihat kincir ria gede dari jauh di atas gedung Resto ini.

Kami semua turun dan Devan tampak terus berada disebelah ku menggenggam tangan ini dengan erat.

Anak anak pun di ikuti pengasuh dibelakang. Becca dan Marissa.

Lalu kami menaiki lift yang mengantar kan sebuah lapangan kosong yang luas dan tinggi jauh dari permukaan tanah. Hingga sebuah mobil kembali menjemput.

Sekitar 2 menit mobil itu membawa kami kedepan sebuah kareta kaca yang besar. Dari sana tampak meja makan-kursi untuk beberapa orang berjejer di depan pintu.

Dan kulihat ada rumah kaca lain disebelah sana yang sudah diisi orang orang. Benda itu bergerak lalu berjalan mengudara di atas sana.

Sangat keren. Itu mirip kareta yang makan di atas angin. Dan ini malam yang sejuk. Pasti sangat indah di atas sana yang bertabur binatang.

Setelah masuk ke bilik kaca besar itu. Kami disambut beberapa pelayan dan juga iringan music biola. Mereka sangat ramah bak memberi suguhan penjamuan kepada Raja dan Ratu yang akan naik ke singgasana lengkap dengan pasukan ku di belakang.

Aroma mawar segera menusuk penciuman ku sangat harum. Apalagi saat masuk. Ornomen setiap sudut berupa pahatan pahata gaya Spayol kuno. Sungguh keren dan mengundang decak kagum.

" Apa kamu suka tempat ini? " Bisik Devan sangat dekat dengan bibir ku.

" Ya.. Tempat nya sangat keren" Jawab ku gugup.

Ia tersenyum lalu menarik ku dan mengamit pinggang ku. Kami kembali berjalan di karpet merah yang di tabur mawar merah, lalu kami semua di persilahkan duduk dan dilayani dengan sangat baik.

Aku bersebelahan dengan Devan Sedankan anak anak di dampingi pengasuh masing-masing.

Aku tak henti nya melebarkan senyum. Melihat ke bintang di atas yang nampak sangat dekat bersinar siap dipetik, rasanya tak sabar kareta ini mengudara. Hanya saja. 5 menit berlalu Kenapa kareta kaca besar ini belum berangkat.

Bahkan pelayan-pelayan disana juga tak bergeming. Apakah masih ada yang akan datang??

Aku menoleh kearah Devan yang tampak menunggu.

" Dev... Kulihat kareta di tempat lain tadi bergerak keatas.. Apakah tempat ini tidak??"

" Oh ya. Sebentar lagi. Alea bilang dia sudah dekat"

Duaar gubrak..

Itu lah yang bisa aku rasakan. Sudah enak enak terbang ke langit eeh di tarik paksa turun lagi.

" Alea??" Ulang ku rasanya ingin menendang anu nya pria ini biar tau bagaimana di tarik paksa dari negeri kayangan tadi.

" Iyaa.. Aah itu dia" Devan tersenyum lalu mata nya menuju kedepan pintu dengan berbinar.

Hati ku kembali terbelah saat melihat wanita itu dengan sangat cantik, gaun hitam sangat indah membalut tubuh nya yang molek dan berkulit terang seterang mutiara. Wajah nya juga seperti dewi dewi. Sangat sempurna.

Hanya saja kemudian dia berhenti disana dan di belakang nya ada seorang pria bertubuh tinggi dengan stelan jas hitam yang mewah. Tapi tangan nya di balut perban.

Alea kemudian mengamit lengan sebelah nya pria itu. Mereka terlihat sangat serasi dan senyum senyum saat disapa pelayan penyambutan. Jadi siapa pria itu???

" Hallo. Mr. Alex... " Sapa pria ini lalu menjabat tangan Devan.

Devan juga tampak sumringah.

" Hy Jack!! Bagaimana luka nya??" Tanya Devan disana dengan santai.

" Yeaah begini lah masih bisa hidup" Jawab pria itu melebarkan senyum.

Mereka lalu terkekeh bersama.

" Aah kenalkan ini Alena, dan ini putra putri kami" Kata nya disana memperkenalkan ku juga anak anak. Aku membusungkan dada.

" Alena" Aku menjabat tangan pria ini.

" Jack, suami Alea.

istri mu cantik sekali Mr. Alex.."

Kata pria bernama Jack ini.

" Oh.. Terimakasih Jack"

Rasanya aku ingin menyela tapi aku tak cukup enak menyela obrolan mereka. Aku lebih terkejut dengan status Jack barusan. Dia bilang suami Alea.

Kuping ku beneran mendengar itu kan??

Jadi Alea sudah bersuami. Ya amplop.. Demi apa ini!!

Mendadak aku merasa pening sekarang.

Alea dan Jack lalu duduk di seberang kami.

Kulihat Alea menaikan alis kearah Devan. Lalu bibir mungil nya tersenyum tipis. Ku lihat juga Devan disana mengangguk seperti mereka sedang bicara melalui bahasa tubuh. Berbicara melalui tatapan itu lebih romansa ketimbanh dari bibir.

Sumpah.. Ini menjengkel kan.

Apa yang mereka isyaratkan. Apakah mereka sedang melakukan hubungan terlarang????

Oh my god!!

Otak ku blank seketika.

Dan rasanya dada ku sesak. Apakah tadi dia mengaku ngaku aku ini istri nya agar suami Alea tak curiga??

Mengira aku ini pion yang tepat.

Rasanya aku makin kesal.

Lalu tempat ini bergerak dengan pelan. Kudengar Jeremy sampai memekik kegirangan dan Adela yang tak tahu menahu malah ikut berteriak juga. Melihat itu ada sedikit hati ku yang syok di beri nafas dulu.

Kulihat Jack dan Alea sibuk memilih menu.

" Steak disini yang terenak. Kamu mau coba??" Tanya Devan menunjukan gambar steak kearah ku yang memang menggiurkan.

" Ya apa saja.." Sahut ku tidak bisa bersuara lembut lagi. Darah ku sudah naik diubun ubun.

" Okey..

Devan lalu memesan apa saja untuk makan malam couple super double ini.

Kareta kaca besar ini bergerak lambat mengitari langit malam yang indah. Seperti benaran sedang makan malam diatas udara. Dengan pemandangan mengagumkan disana. Kota London seperti di jerat kerlap kerlip lampu mirip ratusan bintang lainnya.

Tapi gara gata mereka aku tidak bisa menikmati makan malam ini. Bagaimana tidak selama makan malam berlangsung aku harus menyaksikan kegelian dan rasa jijik luar biasa pada pasangan mengerikam ini yang selalu unjuk gigi berkomunikasi lewat bahasa tubuh.

Secara terang-terangan Devan menyenggol kaki Alea dan itu mengenai kaki ku juga. Sampai 3 kali. Rasanya ingin ku tendang dia dari sana.

Lalu Devan tersenyum lembut pada Alea. Seperti remaja yang sedang minta perhatian Alea.

Alea yang was was nampak melototi ulah pacar gelap nya itu tapi kemudian senyum malu malu juga. Ya ampun pasangan ababil dari jaman mana ini??

Ohhhh

Rasanya udara ac disini kurang bagus

Ingin sekali mereka ini aku uyel uyel dulu baru di lempar keluar biar jadi bintang di atas sana.

Apakah tidak bisa nanti nanti saja mereka bermain mata.

Disana ada Jack! Sosok suami yang harus nya Devan hormati. Dimana letak pangkat terhormat yang Devan ayomi?

Kulirik Devan dengan kesal. Mengumpat umpat dalam hati betapa hina nya pria ini. Jelas jelas Alea sudah punya suami dia malah bermain hati. Apa otak nya udah harus di kebiri biar normal??

" Alena? Apakah steak nya kurang enak? Kamu terlihat resah??

Tanya Alea disana dengan suara lembut.

Aku menoleh kearah nya. " Makan ku kurang tenang! Jadi rasanya ga terlalu enak" Sahut ku dingin padanya. Tapi ia malah memberikan senyum termanis nya. Hueek.

" Benarkah. Mungkin kamu mau coba yang lain.

Oh anggur disini juga sangat enak lho Alena. Benar kan Dev.. Anggur yang kemaren kamu rekomendasi kan kemaren sungguh pas rasanya...

" Oh ya betul. Aku juga sudah memesan nya. Kita bisa minum setelah ini" Ujar Devan di sana dengan senyuman merekah.

Bahkan mereka sering kesini. Ckck...

Aku mengumbar senyum lebar dan mengiris kembali daging ini dengan geram.

" Kamu sudah lama menikah Alea?" Tanya ku menekan kata menikah.

Alea menghentikan makannya bahkan sempat sempat nya ia melirik pada Devan. Apakah aku membicarakan yang salah??

" Lumayan, sudah 8 tahun" Jawab nya lalu bersandar pada Jack. Dan mereka tersenyum bersama.

My god.. Wanita rubah ini bahkan masih bisa menunjukan sisi romantis nya setelah main mata dengan Devan.

Oh mungkin sekarang dia lagi bangga kali ya di temani suami juga pacar.

" Hmm lumayan juga ya. Kalian sangat serasi. Benar kan Dev? Tanya ku melihat kearah Devan yang kutangkap ia tak nyaman dengan pertanyaan ku. Mungkin aku menyinggung nya. Atau ia sakit hati aku bilang kekasih nya lebih serasi dengan suami nya. Pasangan nya!!

Devan mengangguk disana. Mata nya lalu lurus ke makanan nya.

" Aku permisi mau ke kamar kecil sebentar ya..." Alea lalu bangkit dari sana dan dengan anggun nya wanita itu berlalu dari ruang lingkup meja makan.

" Aku juga mau ke toilet" Kata ku dengan cepat segera bangkit dari sana.

Mumpung emosi ku lagi ramah aku mau silahturahmi sebentar dengan Alea.

Aku mencuci tangan ku di wastafel saat Alea keluar dari bilik kamar kecil. Ia lalu berada di sebelah ku menyalan kran juga.

" Suami kamu kelihatan nya baik dan sayang sama kamu" Kata ku disana berusaha basa basi.

" Yeah.. Dia memang sayang banged sama aku, kami pacaran dari jarak jauh sampai menikah sudah hampir 13 tahun" Kata Alea dengan senyum bangga. Bisa tergambar bagaimana perjalanan mereka yang panjang. Dan tampak bahagia.

" Wow.. Lama juga ya. Tapi kok aku kasihan sama dia.. Diselingkuhin sih? Dosa besar lho selingkuh... " Kata ku lagi dengan sok nya menggurui Alea.

" Kalau di tivi indonesia. Istri yang selingkuh nanti saat mati tubuh nya kurapan dan juga panuan" Sambung ku lagi.

Alea kembali menoleh padaku. " Selingkuh? Hmm aku??

" Ya elo siapa lagi. Loe sama Devan kan selingkuh..." Kali ini aku tidak bisa meredam ramah tamah. Bahman nada ku cuku tinggi.

Alea nampak terkejut dengan perubahan bahasa juga nada ku.

" Aku rasa kamu ga usah ikut campur deh... Ini bukan hal yang perlu kamu urusi" Ucap nya disana membuat ku keki. Bahkan dengan suara anggun.

" Hah.. Ini urusan ku juga! Kamu tau kan Devan itu siapa!! Dia bapak anak ku. Dan aku disini akan menjaga nama baik anak ku juga. Aku ga mau nanti nya anak ku di kata-katai orang karena perbuatan tercela kalian, azab kalian nanti merembes ke anak ku juga!!

Aku mengomel dengan bebas nya.

Alea menyebik. Kedua tangan nya lalu berlipat didada.

" Anak mu atau kamu?" Tanya disana membuat ku membulatkan mata. Aku meringis geli mendengarnya.

" Apa ini karena kamu masih mencintai Dev??? Katanya lagi seolah ingin menelanjangi ku disini.

" Aku! Devan? Ga mungkin" Sela ku keras.

" Ayolah Alena.. Jujur saja. Aku cewek dan aku tau kalau sebenarnya kamu itu sayang kan sama Devan?? Hmm mantan suami kamu??

Entah dia punya kekuatan magis apa. Aku merasa tertampar di depan nya. Biasanya aku jago dalam bermuka dua. Tapi sekarang seolah topeng itu di rebut paksa dan diinjak injak.

" Dengar ya Alena! Kalau kamu tidak jujur sama hati mu dan sama Devan aku rasa nanti aku akan memiliki Devan, Jeremy dan...

Ia berbisik.

" Adela...

Aku terdiam begitu saja. Kalimat itu semacan ancaman besar yang langsung berkecamuk hebat.

Tangan nya langsung ku tarik dan ku cengkram kuat. Ia sampai meringis kesakitan.

" Kamu ga bisa melakukan nya Alea. Kamu sudah bersuami..

Ia malah tertawa" Ayolah Alena. Ga ada yang ga mungkin kan.! Kamu saja bisa hamil setelah resmi bercerai. Yang ga mungkin bisa mungkin" Katanya disana dengan suara mengejek.

Kudorong ia dengan kasar hingga bahu nya menabrak pengering tangan. Alea merintih kesakitan. Tapi itu aku cukup ramah. Di beruntung mulut nya ga ku jejal dengan closet.

" Aku ga akan membiarkan nya" Kata ku disana dengan yakin lalu meninggalkan nya.

Mood ku benar benar buruk gara gara rubah itu.

Kulihat Alea kembali ke kursi nya dengan wajah manis lagi. Malahan ia mengajak Adela mengobrol dan menyubit nyubit pipi Adela disana. Rasanya aku tak rela kulit anak ku disentuh wanita itu. Mungkin setelah ini mereka perlu di mandikan bunga 7 rupa.

Tak hanya Adela. Jeremy juga ia ajak bicara. Tapi untung nya Jeremy memang kurang suka dengan Alea. Ia malah berlari kearah ku. Rasanya aku harus berterimakasih dengan Jeremy yang ingin menunjukan rasa suka nya hanya untuk ku. a

Aku pun bisa tersenyum penuh kemenangan pada Alea.

Tapi perkataan Alea yang barusan seolah membekas di sini dan ada ancaman yang membuat ku tak kan rela kalau wanita ini bisa menjadi ibu sambung Adela.

Harus kah aku jujur pada Devan?

Sungguh tak bisa menunjukan perasaan ku pada Devan. Aku bisa gila kalau ia mengetahui nya lagi pula aku tahu siapa dihati Devan sekarang kan. Dan itu bukan aku!!!