webnovel

Marriage in lost Memories

Hidup ku seperti potongan puzzle Banyak nama yang aku hapus dalam memori ku, otak ku menolak mereka yang pernah menyakiti ku dan sekarang mereka muncul satu persatu. Salah satunya adalah Devan-suami ku! Suami dalam pernikahan berlatar bisnis ini. Dan dia-J juga kembali dari koma mencoba membawa ku kembali dalam kehidupan nya! Saat kenangan itu kembali bisakah aku menerima mereka kembali.

Daoist253276 · History
Not enough ratings
74 Chs

Enam Puluh Lima

Pov Devan..

Aku Senyum-senyum sendiri, mengerjai Alena seperti nya memberikan candu. Terlebih saat ia mengungkap kan kecemburuan nya tadi malam rasanya aku seperti berubah jadi burung phoenix langsung terbang mengarungi ke angkasa. Senang, bahagia dan segala apapun aku puji saat bersamaan setelah mendengar bibir ranum nya mengatakan dengan tegas ia cemburu. Cemburu tanda nya dia sayang dengan ku!! Akhirnya perasaan nya kembali untuk ku setelah hilir mudik diberikan konflik melulu sama author nya!!

Aku juga sudah menghubungi Mami-Papi di tanah air. Mengumumkan aku akan rujuk dengan Alena dan siap mencetak 3-5 cucu lagi buat mereka. Tentu Mami-Papi senang bukan main apalagi Mami yang sudah nyaris mehapus ku dari hak waris gara-gara menyetujui cerai dengan menantu kesayangan nya.

Dan si burung phoenix makin melayang layang saat melihat nya menangis, secara tersirat tergambar bagaimana sukses nya aku membuat Alena luluh. Dan dia mengerti bagaimana perasaan ku dulu saat ia terus terusan ingin lari dari ku dengan pria lain. Sampai berlibur berbulan bulan lalu merencanakan aksi picik nya menjebak ku yang mau tak mau menceraikannya.

Lalu hari ini aku mengerjai nya terus terusan. Membuat nya selalu berhadapan dengan ku. Aku yakin dengan sangat setelah pengakuan nya ia akan merasa sangat dermawan bersembunyi dariku. Itu sudah sifat Alena. Lalu hari ini sengaja mengajak nya ke sebuah fakultas di Universitas ternama di kota ini.

Aku ingin melihat bagaimana seorang Alena terusik jika laki laki yang ia sayangi saat ini di goda perempuan lain. Ternyata dia cukup gesit menghindarkan ku dari godaan gadis belia yang lebih muda dari nya. Dan aku yakin sekarang ia pun bersembunyi setelah sadar tingkah lucu nya barusan. Rasanya mau aku kurung saja dia nanti dalam mobil ini.

Aku menunggu 20 menit di mobil, Alena belum muncul juga.

" Paul.. Coba kamu cari Alena di dalam kampus" Perintah ku seraya mengambil smartphone ku.

" Baik, tuan" Jawab Paul di depan sana dan segera keluar.

Ku pencet nama kontak Alena dan dalam beberapa detik tak ada sambungan, tau tau layar ku sudah kembali ke menu awal. Telepon nya di matikan! Apakah ia semarah itu kalau ngambek, aku masih kegirangan sambil tersenyum senyum bahagia.

Hingga sekitar 1 jam lama nya Alena tidak muncul

Juga, senyum ku sudah mengering. Ini ga lucu!!!Bahkan Paul kembali dengan hasil nihil.

Apakah dia pergi sendiri??

Aku segera menghubungi Clara dan menanyakan apakah Alena sudah kembali ke kantor. Clara bilang tidak ada.

" Hilda! Apa Alena ada disana?" Kali ini aku menghubungi Hilda.

" Tidak ada tuan"

Damn it..

Kemana wanita itu!!

Aku jadi kesal, memikirkan wanita ini berada di luar sendirian rasanya membuat hati was was terlebih ia pernah tersesat dan nyaris di rampok.

Apa dia pergi bermain dengan teman kuda nya itu??

Pikir ku sempat terlintas.

Tapi seperti nya tidak mungkin.

" Paul.. Balik ke kantor dulu" Pinta ku pada Paul.

Dan mustang ini segera meninggalkan tempat ini.

Aku mampir ke toko bunga dulu sebelum ke kantor. Alena sangat suka bunga. Dan mungkin dengan itu dia bisa tersenyum gengsi lagi.

*

" Apa ada informasi dimana Alena?" Tanya ku pada Clara dan Rudy saat sampai.

" Belum ada sir" Jawab Clara lalu mengikutiku di belakang.

Aku menarik nafas dulu. Firasat ku jadi tidak enak.

" Miss Alena" Tiba tiba Clara bersuara dan aku berbalik kaget. Dibelakang sana rasanya aku senang melihat wanita itu berlenggak lenggok dari pintu masuk Lobby dengan wajah arogan nya. Bibir nya mengerucut menggemaskan.

" Alena...

Panggil ku dengan riang merentangkan tangan sambil tersenyum manis tapi dia hanya malah ia lewati dengan dingin.

Wussss..

Serasa ada angin tornado melintas.

Sekira nya wibawa ku sebagai presdir di perusahaan besar ini cukup tercoreng, terlebih di sini tempat catwalk ku lenggang lenggok dengan pujaan dari setiap pegawai ku langsung retak begitu saja.

Sempat kulihat Rudy menunduk mengulum senyum. Apa dia berani menertawakan ku sekarang!!!

Aku pun segera kembali berjalan bersifat cool lagi. Okey harus siapkan rudal pertempuran di atas sana.

Saat sampai di lantai ruangan ku. Perempuan itu sedang duduk manis di kursi nya. Dadanya yang besar seolah membusung memberikan aura plus plus di otak ku. Aku terkekeh melihat cara nya disana sedang merajuk.

" Kalian kembali lah, dan jangan ada yang datang ke ruangan ku sebelum aku menghubungi kalian" Titah ku pada Clara dan Rudy.

Mereka berdua saling melirik lalu mengangguk. Dan aku segera keluar dari pintu lift.

" Masuk lah..." Kata ku sambil melewati nya.

Aku menunggu ia di kursi kebesaran ku hingga wanita itu masuk dengan perlahan. Wajah nya masih di Tekuk saat berdiri 1 meter dari meja ini.

" Kemari lah..." Pinta ku disana ingin sekali memangku nya.

Ia menaikan kepala dan melihat ku seperti busur panah.

" Anda mau minum sir?" Tanya nya disana membuat ku ingin tertawa saja.

" Aku ingin dessert!" Kata ku sambil mengusap dagu ku yang mulai kasar oleh bulu bulu halus.

" Dessert??

" Ya.. Dessert manis yang kenyal, besar dan enak di makan ! "

Matanya berkeliaran kesana kemari. " Baik saya akan siapkan" Katanya hendak mangkir dari sana.

" No no... Kemari kemari... " Panggil ku membuat nya lagi lagi waspada.

" Aku ingin Dessert ku sekarang juga!!"

" Maksud nya?" Ia mulai curiga dengan ku.

" Kemarilah dulu aku bisa kasih tahu dimana kamu bisa menemukan dessert yang aku ingin cicipi"

Alena mulai melangkah dengan ragu. Mata nya terus melihat ku dengan waspada.

" Kesini..

Aku meminta nya kedepan ku.

Dan dengan canggung ia menurut.

Jarak ku hanya 20 cm dari nya berdiri.

Kulihat wanita ini dari atas yang sudah sip dengan 2 bongkahan melon yang padat berisi lalu Pinggul yang kecil tapi pantat nya seperti buah kesemek yang merekah terbalut indah dengan rok yang ia kena kan dan kaki jenjang nya juga terlihat enak ditelusuri.

Alena mulai tak nyaman dengan pandangan mesum ku. Wanita ini punya insting yng kuat ia memiliki semacam kekuatan cenayang yang bisa menebak isi kotor dikepala ku sekarang.

Dan ia juga punya daya pikat yang kuat. Melihat bibir nya saja sudah membuat ku tak bisa tahan untuk melumat nya.

Aku mengambil bunga yang tadi kubeli.

" For you" Kata ku memberikan keranjang bunga itu ditangan nya.

Ia terlihat kaget lalu kembali melihat ku curiga.

" Apa ini? Apa ini hadiah dari fans fans mu??"

Tuhkan dia sudah semakin berani menunjukan rasa ketidaksukaan nya.

Aku tak bisa tidak menyembunyikan senyum bahagia ku.

" Cemburu lagi??" Tanya ku dengan senang menggoda nya.

Tau tau ia meletakkan keranjang bunga itu di meja ku.

" Tidak! Aku hanya benci dengan pria yang punya kekasih malah genit-genitan dengan wanita lain" Umbar nya sama saja mengatakan ia cemburu.

" Hmmm benar kah.. ? Aku mendongak kearah nya dengan senyum simpul. " Apa aku cukup keren di mata wanita-wanita?" Goda ku membuat air muka berubah menjadi ingin muntah.

" Dev.. ! Kamu alay" Jerit nya sukses mengundang tawa ku. Aku tertawa sampai perut ku rasanya sakit. Dan Alena hanya menonton ku penuh tanda tanya.

" Alena... Aku suka tu cara mu kesal. Kocak banged. Oh iya tadi kemana aja! Tau ga kami nungguin di parkiran udah mirip patung pancoran..hmmm"

" Aah udah ah. Dev.. Jadi ni ga ada kerjaan yang aku kerjain?"

Katanya lagi dengan kedua tangan di dadanya. Melihat ku kembali dengan jengkel.

" Aaiissh... Ngambek lagi. Sini deh Alena Humours...."

Mendengar nama belakang nya dulu ai sebut Alena seperti habis di sunat. Keget juga terperangah. Tangan nya aku tarik dan dia sukses mendarat di pangkuan ku. Segera deh aku kukung biar ga kemana mana.

" Jangan gerak! Bahaya tau kalau gerak gerak gitu nanti ada yang bangun" Bisik ku memperingati nya yang bergerak kesana kemari mau meloloskan diri.

Bruk..

Hidung ku tau tau di hantamnya dengan kepala nya sendiri. Dia ini benar benar liar tak terkendali. Ada begitu wanita semanis dia tapi sifat nya ya ampun!! Dan ini hidung ku rasanya patah, dan sakit nya uuugh mantab! tapi kefokusan ku tetap terjaga. Ia masih tidak bisa keluar dari kukungan ku. Coba saja sekali lagi memberontak aku tidak akan memberinya ampun.

" Dev.. Kamu ini apa maksud nya hah.. Kamu kira aku wanita murahan mau di peluk peluk begini. Mau aku laporkan ke bini loe.. Hah"

Ancam nya disana langsung ku comot bibir nya dengan tangan.

" Silahkan aja lapor sama Alea paling dia bakal nyumpahin kita dapat umbi-umbian lagi" Kata ku lalu memeluk nya lagi dari belakang dengan kepala menyender di belakang nya. Menikmati sikutan Alena yang makin runcing. Dikiri kanan.

" Devaaaan" Teriak nya lagi membuat ku semakin mempererat tubuh nya. Lalu seperti bayi mungil. Badan nya kugeser hingga kali ini aku memangku nya menyamping mata nya sampai mau keluar melihat dirinya diperlakukan seperti itu.

" Kamu mencintai ku kan! Jadi jangan malu malu..." Goda ku langsung mencubit cuping hidung nya. Saat ku lepas hidung nya semerah tomat. Kaki nya menggapai gapai di udara ku tahan di paha nya agar dia diam, Rasanya sungguh melelahkan juga menjinakkan Alena yang seperti ini. Mengingatkan ku bagaimana ia pernah sangat Agresif saat diranjang karena obat perangsang sewaktu di club bersama Susan dulu itu. Mengingat itu aku merasakan gelora yang mengebu.

" Devan. Turunin ga.. "

Kali ini ia mencakar ku di pipi, rasanya perih.. Ya ampun. Kena lagi. Hidung, sekarang pipi. Harus segera di tanggulangi ini wanita sungguh mengerikan kalau dibiarkan memberontak terus menerus, dan seperti biasa cara nya cuma satu yaitu mengunci bibir nya dengan bibir ku.

Bibir nya kembali aku lahap dengan mudah.

Tuh kan dia diam walau tangan nya masih mencoba mencekik leher ku. Semakin ia bringas semakin aku dalam mempermainkan lidah ku disana. Tubuh nya saja sudah aku kurung begini. Tapi kekuatan nya masih ada aja dimana mana.

" Dev.. Jangan kurang ajar..." Teriak nya sangat marah saat aku mencoba memberi nya oksigen.

Matanya setajam elang siap mencabik ku hidup hidup.

" Aku akan menuntut mu hmmmmp.....

Bibir nya yang sedikit bengkak kembali ku serang. Kali ini lebih lembut. Kali ini ia terlihat melemah. Mungkin karena kecapean. Ia membiarkan bibir nya ku cicipi semau ku. Hingga ku lepas ia masih menatap ku dengan tajam. Ku selusupkan jari ku ke tekuk nya dan menjilati kuping nya. Alena tampak gelisah.

" Devan.. Sumpah setelah ini aku akan melaporkan mu kepolisi. Tindakan mu ini pelecehan..." Ancam nya lagi.

Aku tak peduli. Jari ku merambat ke rambut nya dan mengusap nya disana.

" Laporkan saja. Bukan nya kita suka sama suka..." Aku mencoba memacing emosi nya lagi.

" F*ck! Siapa yang suka di giniian. Aku begini wanita yang punya harga diri! Kamu sudah punya pasangan dan aku anti dengan pria yang tak ada harga dirinya seperti kamu"

Mendengar itu aku menarik kepala ku dan menatap nya dalam. Dia sungguh sangat marah bahkan matanya tak berkedip. Jelas sekali ini tatapan membenci. Mengingatkan dulu saat aku mengakui aku memperkosa nya. Begini lah tatapan nya.

" Benarkah! Bagaimana kalau aku bilang kalau aku dan Alea itu hanya sandiwara! Apa kamu senang??? Hmmm

Pupil nya mengecil dengan hidung mengerut " Bullshit! Kamu bohong"

Ku kedipkan mata berulang kali dan seperti biasa ia mencoba mencari kebenaran dari mata ku. Dengan senang hati aku melebarkan mata ku. Dia kan semacam cenayang yang bisa mengetahui seseorang berbohong.

" Bagaimana!! Aku tidak bohong kan??

Alena masih bimbang tapi mata nya masih bilang ia tak percaya.

" Okey.. Karena sudah terlanjur mengaku! Aku ada bukti"

Ia lalu ku lepaskan.

Ku ambil ponsel ku dan dia yang sudah berdiri di sebelah ku dengam masih memiliki aura negatif

Aku memutar video dimana aku saat Alea menginap itu. Ini cara ku tiru dari cara nya dulu. Dengan menyiapkan kamera lain.

Di sana Alea hanya duduk di sofa dan aku yang sengaja membuat konten prank ini terasa nyata. Berdiri di sisi ranjang dengan memutar video porno agar di tempel kan di dinding. Kemudian tayangan di kamera menjadi dua. Ada kamera lain yang aku pasang di kamar Alena agar membuktikan kalau saat aku memutar Video, kamera di kamar nya juga menjelaskn bagaimana ia saat itu yang artinya punya kesamaan waktu.

Alena tercekat melihat ia sendiri di sana yang menguping seperti cicak didinding mengumpat umpat lalu pergi ke kamar mandi.

" Taraaaaaaaaaa, bagaimana. Sukses kan prank ku..." Seru ku bangga.

Ia masih mematung disana. Bahu nya naik turun pasti jiwa nya lagi berada di alam lain sekarang.

Kemudian aku mencari kontak Jack langsung melakukan panggilan video.

Telepon ku kemudian di angkat. Disana jelas wajah sepupuku sedang makan dan diseberang nya terlihat wajah Alea.

" Ya Dev. Ada apa?" Tanya nya disana dengam bahasa indonesia yang pasih. Alena kembali terkejut.

" Ini ada yang ambekan! " Kata ku lalu mengamit pinggangnya lagi. Spontan kembali dapat tepisan tangan nya. Camera ku arahkan ke wajah Alena.

" Aku udah ngaku kalau sandiwara dengan istri loe jack! Tapi seperti nya harus dapat pernyataan langsung dari kalian berdua"

Jack disana mendapatkan suapa dari istri tercintanya. Ia lalu meletakkan ponsel ke salah satu sudut hingga bisa menangkap posisi nya dan Alea sekarang yang memang lagi makan.

" Bagus dong!aku jijik terus di rayu kamu Dev...! Brasa nambah dosa kesuami" Kata Alea disana sambil terus menyuapi Jack seperti anak kecil. Mulut Jack sampai penuh begitu.

" Jadi kamu menipu ku Alea! " Pekik Alena disana berang.

Alea lalu meletakkan sendok nya dan mengambil ponsel itu.

" Yeaaah ini ide eks husband kamu yang mesum itu. Dan kamu jangan maafkan dia Alena.. Siksa dia dulu kalau perlu tinggalin lagi biar dia gila.. Lalu bunuh di-

Bip

Aku segera mematikan sambungan video call itu. Bisa bisa Alena terpengaruh. Dia kan jago nya dalam hal melarikan diri.

" Bagaimana...ini sudah jelas kan" Kata ku sambil tertawa kemenangan.

Alena melirik ku tajam. " Kamu... Aah " Ia mencakar-cakar ku di udara. "aku pusing" Teriak nya lagi lalu mendorong bahu ku kemudian memijit kening nya dan berjalan menjauhi ku dengan langkah lebar.

Seperti nya ia mencoba mencerna fakta yang baru aku beberkan.

Hingga sosok itu keluar dari ruangan ku seperti orang linglung. Aku masih tertawa mengingat reaksi Alena barusan. Harus nya aku masih mengerjai nya lagi. Dan membuka kebenarannya dengan sedikit dramatisir biar readers termehek-mehek.

*

*

*

Ada yang sedikit aneh dengan Alena. Selesai jam kerja aku mengajak nya jalan jalan ke Eye London. Tempat wisata kincir ria yang besar, bukan  untuk menaiki wahana disana hanya mengajak nya jalan jalan santai di dekat sana karena banyak taman dan pohon pohon bermandikan lampu berwarna biru. Disana adalah tempat romantis favorit yang sudah terkenal didunia. Rencana aku ingin melamar nya disana. Dan harusnya aku bisa melihat mata indah Alena yang berbinar di tempat cantik disini. Seperti tadi malam ia sangat menikmati tempat dinner yang kupesan. Senyum indah nya tak pernah lepas ya sebelum melihat Alea. Dan mestinya malam ini ia sudah tak salah paham lagi dan harusnya aku bisa melihat senyum cantik nya yang tanpa beban tapi ia melihat semua nya kosong melopong seperti ada yang dipikirkan nya. Sepanjang jalan pun ia tak berkicau. Hanya diam saja sampai tiba disini. Apa ia masih memikirkan gurauan ku dengan Alea itu. Rasanya tidak mungkin.

" Bagaimana.. Ini tempat yang indah kan" Kata ku sambil merasakan udara dingin disana yang terasa sejuk seperti udara dipagi hari hingga kuhirup dalam-dalam dan memasuki rongga paru-paru ku.

" Yeaah cantik sekali" Sahut nya melihat keatas langit yang mengintip di balik daun daun rindang di atas sana. Meski tersembunyi tapi langit ini memang tampak sangat cantik apalagi dengan dilihat dari sini yang dikelilingi lampu.

Tapi tetap ada yang aneh. Ia mengucapkan hanya sekedar bicara tanpa jiwa mendalami.

Tangan nya lalu ku ambil dan kumasukan kedalam kantong mantel ku. Kami kembali berjalan di sana. Tidak tau kenapa rasanya ada perasaan gugup. Gugup yang bahagia seperti dulu menikahi Alena dan perasaan itu terasa hidup saat ini. Kilirik ia yang hanya menatap lurus kedepan dengan kaki mengayun pelan.

" Apa ada ya-

Kalimat ku terpotong saat suara ponsel nya berbunyi. Alena segera berhenti dan menarik tangan nya dari saku ku.  Ia tampak gelisah.

" Sebentar ya" Katanya disana dan membuka tas nya. Bahkan ia melihat sipenelepon dari dalam tas itu.

Kegelisahan nya seolah terbaur. Ia mengambil nya dan mengangkat nya.

" Ya Rand..

Sapa nya sambil kembali berjalan.

Rand? Siapa Rand??" Aku diam diam memasang telinga tajam-tajam sambil mengingat panggilan Rand itu siapa. Tidak ada nama teman nya nama nya yang depan nya Rand.

Alena tampak mendengarkan sipenelepon dengan seksama. Tanpa menjawab.

" Tidak mungkin" Kata nya disana dengan sahutan bahasa Indonesia. Itu artinya yang si Rand ini orang indonesia. Dan samar samar aku dengar suara pria. Apakah yang menelepon ini pria??

Jadi siapa lagi pria bernama Rand ini???

Rasanya ingin aku rebut ponsel Alena. Tapi takut dia akan marah. Hubungan ku saja belum di resmikan secara harpiah. Jadi tahan dulu bikin masalah. Okey bersikap santuy saja dulu Dev.. Jangan bar-bar.

Telinga ku ini jenis kelelawar kalau di perlukan bisa mendengar samar samar obrolan disana meski tak jelas tapi aku dengar ada nama ku disebut. Ya dia sebut nama ku Devan dan ada kata Mantan suami kamu!! Tangan ini rasanya gatal ingin merampas nya.

" Okey. Nanti aku coba" Kata   lalu ia mematikan telepon dan mengembalikan nya kedalam tas.

Aku mendehem keras. Rasanya  mau melakukan hal romantis jadi enggan, mood nya Alena seperti kurang bagus.

Kami hanya berjalan menelusuri jalan lurus ini dalam diam.

" Dev..

" Hmm

Alena berhenti, ia lalu menarik nafas dan melihat ku sekilas. Kemudian mengambil ponsel di tas nya. Memberikan nya ketangan ku.

" Randy ga bisa bantu! Dia saranin kasih ke kamu aja! Kamu kan master hal beginian.. "

Kulihat ponsel Alena dan beralih padanya. Aku masih tak paham. Lagian tadi nama nya Randy. Apa dia peretas itu Yang juga pengacarany yang sialan itu yang mengurus perceraian kami dulu.

" Buat apa?" Tanya ku minta lebih spesifik.

" Kita pulang dulu deh" Kata Alena mengulur, membuat ku penasaran.

Padahal aku masih mau mengajak nya santai dulu disana. Ada tempat makan romantis dan cincin di kantong mantel ini masih menunggu.

Tapi melihat keadaan seperti nya bukan sekarang aku melamar Alena. Ketimbang nanti di tolak mending ngikut alur dia aja dulu.

Kami kembali ke mobil beberapa menit kemudian.

" Ada apa?" Tanya ku lagi.

" Sambil jalan" Kata nya disana, aku pun menurut. Menyalakan mesin dan menjalankan mobil mustang ini dengan pelan.

Alena menarik nafas dan membuang nya lewat mulut. Aku tetap menunggu ia untuk bicara.

" Kemaren malam Jo menghubungi ku. Dia pakai nomor di negara ini. Bisakah bantu aku mencari keberadaan nya!

Rasanya darah ku mendesir dan naik dratis keatas kepala.

mendengar nama pria itu.

Aduh thor! Kenapa meski Jo lagi Jo lagi. Ga ada cecunguk lain apa yang di munculin!!!

" Jordan! Dia masih hidup???" Sungut ku sangat kesal.

" Hidup? Apa maksud nya?'

Aku kecoplosan! Tapi tak apa kalau Alena mengetahui nya.

" Aku sudah yakin melemparnya ke laut untuk santapan Hiu! Tapi dia berhasil menemukan mu.."  Kata ku kesal lalu mengambil ponsel Alena di dashbord. Kenapa aku tidak melakukan nya dari dulu.

Harusnya aku sudah memasang pendeteksi lagi disana dan memblok semua yang tidak penting. Seperti dulu.

" Hiu? Apa yang kamu lakukan? Tanya nya lagi membuat ku kesal kenapa ia malah ingin membahas pria itu terus.

" Aku menghukum nya. Itu balasan karena ia nyaris membunuh anak ku dan membuang nya" Sahut ku kembali merasa marah mengingat itu. Bahkan aku rasa nya ingin menginjak lagi kepala nya yang sudah berlumuran darah.

Saat ia di penjara, ya tentu seorang Jordan Collisson di laporkan dengan hal kecil begitu dia jelas akan bisa membeli hukum. Dan itu tidak berlaku untuk ku. Dia sudah nyaris membunuh Adela saat di dalam perut dan membuang nya dalam kondisi sebagai bayi prematur ke sebuah panti asuhan tanpa peralatan medis sama saja ingin membunuh Adela pelan-pelan.

Aku melakukan nya terlepas dari bagaimana ia memperlakukan Alena atau memenangkan hati Alena tapi tidak untuk anak ku yang mau ia lenyapkan. Aku tidak akan mengampuninya.

Aku mengutus seorang pembunuh bayaran untuk menculik nya dan membawanya ke pulau tak berpenghuni. Menyiksa nya dan melemparnya ke laut lepas.

Rupanya cecunguk itu jelmaan dewa kucing! Punya banyak nyawa!! Dan masih berniat ingin mengusik kami.

" Dev...

Alena berteriak kearah ku.

Aku memicingkan mata, desiran amarah ini rasanya semakin menggumpal. Apakah ia marah aku membuat nyawa Jo seperti mainan?

Atau ia marah karena aku menyakiti kekasih kesayangan nya??

" Kenapa? Kamu kesal aku menyakiti pujaan mu?" Tanya ku mulai tidak bisa meredakan emosi.

" Apa dia tidak pantas mati. Sedangkan aku yang kamu tuduh yang harus mati. Begitu!!"

Alena langsung terdiam. Wajah nya merah padam. Akupun merasa sedikit kecewa dengan nya. Apa ia masih berharap dengan cecunguk itu. Setelah apa yang dia lakukan pada Adela!!! Rasanya ingin aku banting stir ini karena sangat marah.

############

Tuh kan thor konflik lagi...

Suara reader terbanyak.

Hahaaa...😄

Jawaban author:

Soal nya ini memang 3 peran utama Dev-Alena-Jo

Dan ending Jo masih ngegantung. Biar alur nya komplit yaaa..