webnovel

Part 7-Kenyataan di Balik Kedamaian

"Jadi ini kamarnya?" Tanya Kairi pada Toma.

"Iya." Ucap Toma.

"Baik ayo!"

Pintu terbuka, Lalu tampak sesosok gadis yang sedang duduk di atas ranjang pasien dengan rambut hitam panjangnya yang terhembus oleh angin. Namun hal yang paling mengejutkan ketiganya adalah, saat mereka mengenali siapa gadis itu.

"Sakura!" Sahut Umika pada gadis itu.

Sakura membuka matanya lalu melepaskan kedua Earphone yang tersangkut di kedua telinganya dan beralih kepada para Trio Jurer yang sejak tadi terpaku menatapnya dengan pandangan yang aneh di depan pintu.

"Ada apa dengan kalian? Seperti baru melihat hantu saja." Ucap Sakura.

"Kenapa kau di sini, seharusnya yang disinikan ....Hmp! Hmp!" Kairi tidak melanjutkan ucapannya saat sebuah tangan tiba-tiba menutup mulutnya.

"Aha, jangan dengarkan dia. Dia salah bicara." Ucap Umika sambil memegangi mulut Kairi.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu? Ini memang kamarku." Balas Sakura.

"Apa, apa kita salah kamar?" Tanya Umika sambil melihat kearah Toma.

"Tidak, jadi itu kau! Kau adalah, Lupin Black?" Tanya Toma sambil menatap kearah Sakura yang ada di depannya.

Seketika mendadak menjadi sepi saat semua pandanga tertuju pada Sakura yang sedang duduk diatas ranjangnya.

"A-apa maksudmu Toma itu ...."

"Benar. Aku memang Black, Lupin Black senang bertemu kalian para Lupinranger." Ucap Sakura sambil menatap kearah Kairi, Toma dan Umika.

Sontak suasana menjadi hening, para Trio Jurer terdiam setelah mendengar pengakuan gadis itu. Sebelum akhirnya Umika berjalan ke arah ranjang dan meletakkan keranjang buah yang ia bawa di sana, lalu mengambil kotak yang ada di tangan kairi dan membukanya di depan wajah Sakura.

Kotak terbuka dan langsung memperlihatkan isi yang ada di dalamnya, sebuah Vs Changer dengan Black Dial Fighter tersusun bersebelahan di sana. Sakura melihat kedalam kotak lalu beralih pada wajah teman lamanya itu, yang sudah tidak bisa menenangkan dirinya lagi. Kenapa Kogurei harus memperkerjakan mereka, menyebalkan. Pikirnya.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Sakura lalu kembali beralih pada hp nya yang tergeletak di ranjang.

"Jelaskan semuanya padaku kenapa kau menjadi seorang Lupinranger Sakura, ini bukan dirimu?" Sambil menatap wajah Sakura.

"Benarkah!" Sahut Sakura memecahkan suasana.

"Kau yakin tidak salah orang?" Sembari beralih pada wajah Umika dengan ekspresi yang dingin.

Umika membisu, belum pernah ia melihat sikap Sakura yang begitu dingin kepadanya. Namun sekarang? Kejadian ini sudah memperlihatkan dengan jelas fakta yang harus ia terima. Bahwa temannya itu kini bukan lagi orang yang sama.

"Hei, Umika ada apa denganmu?" Tanya Kairi sembari menarik lengan baju Umika. Sementara Toma mengambil kotak berisi Vs Changer dan Black Dial Fighter yang ada di tangan Umika, lalu meletakkannya di ranjang.

Umika mengalihkan pandangannya dari Sakura, kekecewaan yang tergambar jelas diwajahnya. Sakura melihat itu namun tidak ingin mengambil pusing, karna ia tahu saat kau sudah memilih jalan ini segalanya tidak akan berjalan seperti yang kau harapkan. Maaf Umika, perasaanmu hanya akan memperburuk keadaan. Karna itulah aku disini. Tutur Sakura dalam hatinya.

-----

Di saat yang sama....

SRUK!

Pintu ruangan terbuka lalu Keichiro masuk dengan wajahnya marahnya disusul oleh Sukasa dan Sakuya yang berada di belakangnya. Melihat itu Komandan Hiltof dan Jem saling berpandangan sementara Noel yang juga ada di sana hanya terdiam.

"Ada apa? Apa Black mengatakan sesuatu?" Pikirnya saat melihat Keichiro.

"Bagaimana, bagaimana bisa seperti ini?" Tanya Keichiro pada Sukasa dan Sakuya.

"Tenanglah Keichiro...." Ujar Sukasa berusaha menenangkannya.

"Kita tidak bisa berbuat apapun jika kau bahkan tidak bisa tenang Pak!!!" Ucap Sakuya.

"Bagaimana aku bisa tenang hah? Katakan padaku Sakuya bagaimana? BAGAIMANA?" Sambil menarik kerah baju Sakuya.

Sontak tempat itu menjadi ricuh saat melihat Keichiro yang sudah hampir mendorong Sakuya kelantai, saat itu juga Sukasa, Noel, Komandan Hiltof dan Jem berusaha menenangkan Keichiro yang sudah terlampau batas.

"Sudah Keichiro tenanglah!" Sahut Noel berusaha melepaskan genggaman Kechiro pada Sakuya.

BUKK!

Keichiro tidak sengaja memukul wajah Noel yang berusaha meleraikan keduanya hingga terjatuh.

"KEICHIRO....!!!" Pekik Sukasa saat melihat Noel terjatuh kelantai

"Hah! Ma-maaf....!" Ucap Keichiro, menyesalinya.

Akhirnya suasana mereda, Komandan Hiltof memanggil beberapa staf untuk membawa Noel keluar dan mengobati lukanya. Sukasa dan Sakuya duduk di meja kerja mereka, sambil melihat kearah Keichiro yang terdiam di sofa tamu. Begitu juga dengan Jem dan Komandan Hiltof, yang dihadapkan pada banyak pertanyaan. Apa yang membuat Keichiro sampai semarah itu?

Suasana hening menyelimuti tempat itu untuk pertama kalinya. Kini ruangan itu terasa seperti rumah yang tertinggal tanpa seorangpun didalamnya. Entah apa penyebabnya, mungkinkah seseorang berusaha melepas ikatan yang terjalin antara kedua kelompok ini?

SRRKK!

Angin bertiup lembut memasuki kamar lewat mulut jendela yang terbuka, menerbangkan rambut hitam Sakura yang kini sudah tidak tertata. Mengalihkannya dari pandangan para Lupiranger yang sudah duduk di depannya.

"Kenapa kau datang ke Jepang?" Tanya Kairi.

"Untuk melanjutkan tugasku yang sempat tertunda."

"Tugas?"

"Tugas apa maksudmu?" Tanya Toma.

"Sebuah, kesepakatan." Lanjut Sakura saat pandangannya mengarah pada Black Dial Fighter yang ada di dalam kotak.

"Kudengar kau memiliki kesepakatan tersendiri dengan Arsen?" Tanya Kairi lagi.

"Benar."

"Apa itu?"

"Kenapa kau ingin tahu?" Tanya Sakura sembari mengalihkan pandangannya pada Kairi.

"Karna kami tidak mempercayaimu." Ujar Toma yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Sakura.

Gadis itu tersenyum sambil sesekali tertawa kecil lalu mengalihkan pandangannya ke jendela.

"Apa yang lucu?" Tanya Toma.

"Tidak hanya aneh saja, mengingat kalian bisa berada disisni karna diriku. Kalian berhutang padaku!" Seru Sakura. Sambil melihat kearah mereka.

"Baiklah, kau benar kami memang berhutang padamu. Dan kami berjanji akan membayarnya nanti, kau puas?" Tanya Kairi mulai jengkel.

"Kairi..." Sahut Umika.

"Tidak juga, aku tidak yakin kalian akan membayarnya. Karna kalian tidak mempercayaiku." Ucap Sakura sambil tersenyum.

"Terlihat aneh, kau tersenyum saat mengatakan hal itu." Komentar Kairi.

"Yah, beginilah aku."

"Oh iya Sakura, apa yang kau bicarakan dengan para Patranger tadi?" Tanya Umika yang sejak tadi hanya mendengarkan.

"Kau bertanya padaku, memangnya kau sudah tidak marah lagi?" Tanya Sakura padanya.

"Tidak, kupikir....mungkin aku terlalu ikut campur tentang urusanmu."

Sakura terdiam sejenak lalu mengalihkan pandangannya ke jendela lagi. Bersamaan dengan pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka. Saat Noel berdiri disana dengan luka lebam itu di wajahnya, dan menatap tepat kearah Sakura yang terkejud saat melihatnya.

"Noel!"

-----

KRAUK! KRAUK! KRAUK!

Suara kunyahan terdengar jelas dari dalam sebuah gua. Tampak seorang gangler yang sedang memakan sesuatu berwarna putih yang tertumpuk banyak di depannya, seperti kerupuk. Dia terlihat sangat menikmati makanannya sampai seseorang mendatangi gua.

"Kebiasaanmu benar-benar jorok Tiranuga. Kau makan tapi bersuara berisik, Itu tidak sopan namanya!" Sahut orang itu.

"Siapa kau, datang-datang menggangguku saja kau mau tulangmu kumakan juga?" Balas gangler yang membuat suara tadi sambil berjalan keluar gua.

"Ternyata kau Empusa, tidak biasanya kau berkunjung. Ada apa?" Tanyanya pada wanita yang ada di depannya.

Empusa, gangler dengan wujud seperti manusia bergigi taring yang biasanya menggoda para pria muda yang menarik perhatiannya dengan wajahnya yang cantik. Kau tidak akan menyadari jika ia adalah gangler sebelum ia merobek tubuhmu dan menghisap darah yang keluar dari sana dengang gigi taringnya yang setajam silet. Gangler dengan status gold, yang merupakan hasil percobaan aneh dari Zanjio.

"Enak saja bicara, kalaupun kumau aku tidak ingin datang ketempat seperti ini!"

"Kau bicara soal kesopanan? Kau sendiri tidak menghargaiku bagaimana aku bisa bertindak sopan terhadapmu hah? Gangler hasil percobaan!" Sahut Tiranuga.

"Untuk apa aku menghargaimu? Statusku lebih tinggi dari padamu, dasar pemakan tulang!"

"Jika kau kemari hanya untuk mengganggu lebih baik kau cepat pergi, sebelum kumakan juga tulangmu sama seperti mereka." Tunjuknya kearah tumpukan tulang yang ada di dalam goa.

"Huh, Nona Medusa memintamu untuk mengunjungi dunia manusia. Kau bisa makan disana sesuka hatimu." Ujar Empusa.

"Untuk apa, yang di dalam saja belum habis." Balas Tiranuga.

"Siapa peduli, yang terpenting kau harus mendapatkan salah satu Lupin atau Patranger. Jika berhasil Nona akan mengabulkan keinginanmu sebagai gantinya."

"Jika aku gagal."

"Kau akan jadi seperti mereka." Sambil menunjuk ketumpukan tulang yang ada di dalam.

"Baiklah, aku akan melakukannya. Akan kuminta pada Nona untuk menurunkan Statusmu biar kau tau rasa!" Sambil beranjak pergi.

"Sombong sekali, padahal belum tentu dia bisa mengalahkan mereka tapi sudah berlagak. Hah, sebaiknya aku pergi dari sini. Nona....kenapa kau menyuruhku ketempat seperti ini!" Rengek Empusa.

-----

"Apa yang kau katakan pada Keichiro?" Tanya Noel.

Mendengar pertanyaan itu seketika pandangan para Lupinranger kembali tertuju pada Sakura yang baru turun dari ranjang rawatnya. Sakura hanya diam lalu memalingkan wajahnya dari Noel tanpa menjawab.

"Jawab pertanyaanku, Black! Apa yang kau katakan pada Keichiro?" Tanya Noel sekali lagi.

"Hanya memberitahu padanya. Tentang kenyataan di balik kedamaian yang sudah ia rasakan."

"Apa?"

"Sa-sakura." Sahut Umika.

"APA MAKSUDMU? APA YANG KAU KATAKAN PADANYA?" Tanya Kairi yang tiba-tiba meletekkan genggamannya pada pundak Sakura, dengan tatapan penuh amarah.

"Ka-kairi!!!"

Sakura membalas tatapannya lalu melirik kearah tangan Kairi yang ada dipundaknya dan melepaskannya.

"Hah....sudah kukatakan kan? Aku memberitahunya kenyataan yang sebenarnya."

"APA? APA KAU SUDAH TIDAK WARAS! SITUASI KITA SUDAH BURUK DISINI! DAN KAU MEMBUATNYA SEMAKIN BURUK!" Pekik Kairi di depan Sakura.

"Kairi, tenanglah." Ucap Toma sambil berusaha menghalau Kairi.

"Benarkah! Apa karna itu kau marah padaku?" Tanya Sakura dengan ekspresi dingin.

"Black!"

"DIAM! Aku sedang bicara." Ujar Sakura lalu berjalan pelan, menghampiri Kairi yang sedang dipegang oleh Toma.

"Kau marah karna aku memperburuk situasi kita? Atau karna aku memperburuk hubungan kalian dengan para polisi itu?" Bisik Sakura di telinga Kairi.

Kairi tertegun tiba-tiba ia mengalihkan pandangannya dari Sakura. Toma yang melihat itu perlahan melonggarkan pegangannya pada Kairi lalu melepaskannya. Kairi berjalan kearah tembok sambil sesekali memukulnya sebelum akhirnya membuka pintu dan pergi keluar.

BRAK!!!

Pintu dibanting dengan keras memecahkan kesunyian rumah sakit. Lalu Kairi pergi meninggalkan ruangan, Rumah Sakit, Bahkan Jurer tanpa memberi kabar sedikitpun.

"Dua pita yang berbeda diikat oleh simpul yang sama, hanya akan membuatnya semakin kusut. Hubungan ini hanya akan menjadi beban, menyebalkan." Pikir Sakura.