"Setelah menikah nanti, kita akan tinggal di rumah siapa? Mama aku atau mama kamu?"
"Mama kita."
"Aku serius!"
"Aku lebih serius!"
"Setelah menikah nanti, kamu ingin berapa putra dan berapa putri?"
"Aku ingin bersama kamu, Davira."
"Aku serius!"
"Aku juga."
Ini adalah pilihan kita. Aku dan laki-laki itu. Kami mengabaikan apa yang terjadi di masa lalu. Bukan tak ingin menjadikannya sebagai sebuah pembelajaran berharga, kami hanya ingin ... menyimpan itu rapat-rapat dan menguburnya dalam-dalam hingga salah satu di antara kita tak bisa membuka dan mengambil ingatan buruk itu lagi. Semua adalah tentang kisah. Baik buruknya, hanya kita yang bisa menentukannya.
Benar, Tuhan memang mengatur semua alur kehidupan hamba-Nya. Namun, baik buruk akhir kisah kita sendiri lah yang menentukannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com