webnovel

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · Teenager
Zu wenig Bewertungen
368 Chs

82. Kebahagian dari Sahabat Untuk Sahabat

Keputusan gadis itu untuk terus melangkahkan kaki ke depan menerjang apapun yang ada di depannya kian tegas. Malam ditutup dengan segudang keraguan yang ada di dalam diri. Memejamkan mata terasa sulit untuk Davira kemarin. Raganya memang ada di atas ranjang. Matanya menatap langit-langit kamar yang menggelap kala ia memutuskan mematikan lampu utama dan menyalakan cahaya kuning yang indah warnanya.

Ia paham benar bahwa apapun keputusan dan langkah yang diambil, tak akan semua bisa berdampak baik. Akan ada konsekuensi dari setiap langkah keputusan yang dipilih oleh Davira. Entah mana yang akan lebih mendominasi, namun tak ada salahnya jikalau kita berharap bahwa semua akan terus baik-baik saja.

Jika tak bisa lama, setidaknya Davira ingin bertahan sampai ia menemukan sejuah kepastian yang melegakan.

"Kenapa matiin ponsel lo kemarin malam?" Suara Arka menyela langkahnya. Mengiringi sepasang kaki mungilnya untuk berjalan menyusuri lorong sekolah.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com