webnovel

Di Alam Iblis

Hanya menempuh perjalanan singkat, kini Qian Xun telah tiba di pintu gerbang menuju alam Iblis. Melihat gerbang itu, ia teringat kembali dengan ucapan Dewa Liao Bo pada malam sebelum keberangkatannya. Dewa Liao Bo mengatakan bahwa ibu Qian Xun, Li Fen, telah dibuang oleh Alam Iblis karena telah melanggar peraturan Alam Iblis yakni larangan menjalin hubungan percintaan dengan Dewa-Dewi Alam Langit. Dewa tua itu pun memperkirakan bahwa Qian Xun mungkin tidak akan disambut baik jika memasuki Alam Iblis. Namun, hal itu tidak mematahkan tekad Qian Xun untuk mencari tau tentang penyakitnya.

Pintu gerbang yang ada di depannya dilindungi oleh kekuatan sihir dan ia harus menggunakan tenaga dalamnya untuk membuka pelindung tersebut. Para penjaga pintu yang bertugas di dekat situ telah menyadari kehadiran Qian Xun. Mereka semua langsung berkumpul mengepung Qian Xun.

"Siapa?... Berani-beraninya seorang Dewa memasuki Alam Iblis tanpa izin." bentak seorang pengawal.

"Aku ingin bertemu dengan Raja Iblis."

Qian Xun kemudian mengusapkan dua jarinya ke dahi dan muncullah gambar bunga Iblis di dahinya. Semua Iblis memiliki tanda Bunga Iblis di dahi mereka.

"Ahhh....Dia adalah Iblis." mereka semua terkejut.

"Baik. Silahkan ikut kami." kata seorang prajurit menunjukkan jalan.

Qian Xun langsung menuju Istana Iblis dikawal oleh dua orang prajurit. Namun sebelumnya, seorang prajurit telah lebih dulu melaporkan hal itu pada Raja Iblis mendahului mereka.

"Lapor, Yang Mulia Raja Iblis." kata seorang pengawal yang baru saja tiba.

"Ada apa?"

"Ada yang menerobos pelindung. Dia adalah Dewa setengah Iblis. Ia mengaku ingin bertemu Yang Mulia. Prajurit sedang mengawalnya kemari. Mereka dalam perjalanan."

"Mmmm...Dewa Setengah Iblis?"

"Benar, Yang Mulia."

"Bagaimana perawakannya?"

"Ia masih muda dan berwajah tampan."

"Dewa setengah Iblis yang masih muda dan berwajah tampan hanya satu di jagat raya ini. Dia pasti Pangeran Langit, Xue Qian Xun."

Tak lama kemudian, pengawal lain telah tiba di istana.

"Lapor, Yang Mulia. Ada yang ingin bertemu."

"Mmmm....Aku sudah tau. Persilahkan dia masuk."

Qian Xun pun melangkahkan kakinya memasuki aula besar Istana Iblis.

"Salam hormat, Yang Mulia Raja Iblis." katanya sambil menunduk memberi hormat.

"Mmmm.... Aku sudah menebak. Kau pasti Xue Qian Xun, anak Li Fen."

"Betul sekali, Yang Mulia. Hamba, Xue Qian Xun."

"Baiklah. Ikut aku."

Raja Iblis mengajak Qian Xun ke ruang pribadinya.

"Duduklah."

"Terima kasih, Raja Iblis."

Mereka pun duduk berhadapan. Raja Iblis menuangkan teh untuk Qian Xun dan Qian Xun pun menyambutnya dengan sopan.

"Ini adalah pertama kalinya kau ke Alam Iblis. Aku minta maaf karena tidak bisa menyambutmu dengan resmi karena ibumu telah dibuang oleh Alam Iblis."

"Ah... Bukan begitu, Raja Iblis. Justru Qian Xun sangat berterima kasih bisa bertemu langsung dengan Raja Iblis."

"Baguslah. Kau memang seperti ibumu, sangat rendah hati. Tapi, cinta telah membutakannya dan meninggalkan rumahnya sendiri. Ibumu adalah adik ku. Sekalipun yang lain telah membenci dan melupakan dia, tapi aku sebagai saudara kandungnya mana mungkin melupakannya. Aku bahkan tidak bisa menemaninya di saat-saat terakhirnya. Qian Xun, aku adalah saudara ibumu, Li Zhuang. Kau boleh memanggilku 'Paman'."

"Baik, Paman Li."

"Istana Iblis adalah rumahmu. Kau boleh datang ke mari kapan saja."

"Terima kasih banyak, Paman. Tapi, kedatanganku ke sini adalah untuk menanyakan sesuatu tentang Ibuku."

"Kau boleh menanyakan apa saja, Qian Xun."

"Paman, apakah benar ibuku memiliki penyakit keturunan?"

"Oh? Penyakit keturunan? Aku baru pertama kali mendengarnya. Aku tidak mengerti maksudmu, Qian Xun."

"Sebenarnya, Aku telah menderita penyakit hawa dingin sejak lahir. Saat penyakitku kambuh, hawa dingin akan menyelimuti tubuhku dan aku merasakannya sampai ke tulang-tulangku. Tabib istana mengatakan bahwa itu adalah penyakit keturunan. Ibu pun ketika masih hidup, menderita penyakit yang sama. Katanya itu bermula saat aku dikandung."

"Benarkah? Tapi kita, Klan Rajawali, sama sekali tidak memiliki penyakit keturunan. Aku tumbuh bersama dengan ibumu dan dia adalah wanita yang sehat dan kuat. Mana mungkin dia mengidap penyakit semacam itu?"

"Baru-baru ini, hawa dingin dalam tubuhku kambuh lagi lalu seorang Dewa mengatakan padaku kalau hawa dingin itu semakin lama akan semakin parah dan bisa saja menyerap seluruh kekuatan dalam tubuhku."

Raja Iblis hanya bisa menggelengkan kepala.

"Benar-benar parah. Penyakitmu memang sangat berbahaya. Mendekatlah ke mari, biar aku memeriksa tubuhmu."

Qian Xun pun mendekat ke arah Raja Iblis dan Raja Iblis memeriksa denyut nadinya. Dan seketika itu juga mata Raja Iblis membelalak menyadari ada yang salah dengan tubuh Qian Xun.

"Ada apa, Paman?"

Raja Iblis menghela nafas panjang.

"Qian Xun, yang ada dalam tubuhmu bukan penyakit melainkan Racun Hawa Dingin."

"Racun Hawa Dingin? Racun apa itu, Paman? Mengapa aku baru pertama kali mendengarnya?"

"Racun Hawa Dingin adalah racun terlarang di Alam Langit. Mantra dan bahan ramuannya tercatat dalam Buku Kegelapan yang telah dimusnahkan oleh Kaisar Langit sebelumnya karena dianggap dapat membawa malapetaka bagi seluruh Alam."

"Jika buku itu telah dimusnahkan, lalu dari mana asalnya racun dalam tubuhku?"

"Entahlah. Paman curiga, buku itu belum sepenuhnya musnah."

"Jadi, maksud Paman, ada orang yang membaca Buku Kegelapan dan membuat Racun Hawa Dingin lalu memasukkan ke dalam tubuhku dan ibu?"

"Betul. Tapi, sepertinya, targetnya adalah ibumu dan saat itu ibumu sedang hamil. Jadi, tentu saja racun itu juga masuk ke dalam tubuhmu."

"Lalu, apa ada obat yang bisa menawarkan Racun Hawa Dingin, Paman?"

Raja Iblis menghela nafas panjang.

"Paman telah mempelajari banyak jenis racun sejak masih muda. Tapi, Setahu Paman, Racun Hawa Dingin tidak ada penawarnya."

Raja Iblis pun mulai menangis tersedu-sedu.

"Maafkan Paman, Qian Xun. Paman tidak bisa melakukan apa-apa untuk melindungi mu."

"Sudahlah Paman. Mungkin memang ini sudah takdir Qian Xun. Tapi, aku benar-benar bersyukur setelah mengetahui kalau ternyata ini bukan penyakit. Rupanya, ibu meninggal karena diracuni. Paman, aku harus segera kembali untuk menyelidiki hal ini dan menegakkan keadilan untuk ibu."

"Baiklah. Oh yah, Paman akan membungkus beberapa obat, mungkin bisa menekan hawa dingin untukmu. Tunggu sebentar di sini."

Raja Iblis pun mengambil beberapa obat dan memberikannya pada Qian Xun.

"Kalau begitu, Qian Xun kembali dulu, Paman."

"Baiklah. Hati-hati di jalan. Ingat, Alam iblis adalah rumahmu. Datanglah kapan-kapan."

"Baik, Paman. Qian Xun pamit."

Qian Xun pun meninggalkan Alam Iblis.