webnovel

Perang Dingin (3)

Sore harinya, para mahasiswa baru diminta berkumpul di lapangan karena akan ada pembekalan materi dari salah satu rektor universitas. Anggota BEM berjaga di sekitar mahasiswa baru.

Sementara itu masing-masing senior ekskul briefing di barak mereka masing-masing.

Di sana terlihat Ade dan Anto sedang memberikan pengarahan kepada yang lainnya.

"Untuk acara Jelajah Malam nanti kalian akan terbagi ke dalam beberapa pos. Rizal, aku dan Dewa ada di POS 1, Vina, Gina, dan Puspa di POS 2, Anto, Desta dan Putra di POS 3."

"POS 1 merupakan POS KEDISIPLINAN. Dimana kalian harus mengecek apakah mereka membawa peralatan yang harus dipakai dan dibawa saat Jelajah Malam. POS 2 adalah POS KEKOMPAKKAN dimana kalian harus menguji kekompakkan masing-masing kelompok. Sementara POS 3 adalah POS KETANGGUHAN dimana nanti kalian harus menguji mental para mahasiswa baru." jelas Anto.

"Masing-masing POS juga wajib memberikan petunjuk kepada masing-masing kelompok agar mereka bisa menemukan POS selanjutnya. Bagi yang tidak kebagian POS wajib berjaga di sepanjang jalur kita, khawatir ada mahasiswa yang tersesat." tambah Ade.

"Ada pertanyaan?" tanya Ade.

Semua menggelengkan kepala menandakan bahwa mereka sudah mengerti apa yang harus dilakukan.

"Kalau begitu kalian boleh bubar." kata Anto.

Mereka pun kompak menunggu para mahasiswa baru diluar barak sambil berbincang-bincang.

"Desta, kamu tahu mahasiswi baru yang bernama Ditya kan?" tanya Puspa.

Putra yang tadinya sedang membicarakan rencana-rencana untuk Jelajah Malam nanti, tiba-tiba teralihkan begitu mendengar nama Ditya.

"Iya, memangnya ada apa?" tanya Desta.

"Apa kamu tahu kalau Ditya juga mengenal Kak Randy?" tanya Puspa lagi.

"Kak Randy?" tanya Putra bingung. Selama ini Ditya hanya terlihat bersama teman-teman sekelasnya. Jadi sejak kapan Ditya mengenal Kak Randy, pikir Putra.

"Kenapa kalian menanyakan hal itu?" tanya Desta balik.

"Tadi Kak Randy mampir ke barak kami." cerita Puspa.

"Terus..?" tanya Putra penasaran.

"Dia datang bersama Niar dan Ditya." jelas Gina.

"Dan bukan hanya sekedar datang bersama, tapi Kak Randy juga membantu mereka membawakan ember yang berisi piring-piring yang sudah mereka cuci. Padahal Kak Randy kelihatannya baru saja sampai disini, karena aku melihat Ditya membawakan ransel Kak Randy." tambah Puspa dengan nada suara yang dilebih-lebihkan.

"Mungkin mereka kebetulan bertemu tadi. Kalian kan, tahu bagaimana sifat Kak Randy. Dia paling nggak bisa melihat orang lain kesusahan." kata Desta.

"Atau mungkin sebenarnya Niar yang mengenal Kak Randy." tambah Dewa.

"Awalnya juga kami berpikiran seperti itu." sambung Gina. "Tapi Niar bilang, dia mengenal Kak Randy karena Ditya. Dan Ditya juga membenarkan hal itu."

'Apa mungkin mereka benar-benar saling mengenal? Sial! Kenapa aku jadi begitu penasaran tentang hubungan mereka, sih?' Putra mengutuk dirinya sendiri dalam hati.

"Eh, Put, kalian ingat nggak waktu kita kumpulan BEM sama Kak Randy?" tanya Vina.

"Tentang apa?" Putra mencoba mengingat-ingat perkumpulan beberapa hari yang lalu. Namun tidak berhasil mendapatkan jawabannya.

"Waktu itu kan, Devi bertanya kepada Kak Randy kenapa dia mau repot-repot datang kesini padahal dia bukan lagi anggota BEM." jelas Vina. "Lalu Kak Randy menjawab alasannya karena dia ingin menjaga seseorang disini."

"Jangan-jangan orang yang dimaksud Kak Randy itu adalah Ditya?" tebak Gina.

"Apa mungkin mereka berpacaran?" tanya Dewa.

"Masa sih?" tanya Putra tidak percaya dan sepertinya benar-benar tidak ingin mempercayai kabar ini.

"Aku pikir Kak Randy berpacaran dengan Kak Sarah." kata Vina.

"Kak Sarah yang mantan anggota BEM juga?" tanya Ade.

"Iya. Aku sering melihat mereka jalan bersama, jadi aku pikir mereka berpacaran." jelas Vina.

"Mungkin mereka sering bersama karena mereka satu jurusan dan aku dengan pembimbing 1 mereka itu sama." kata Desta mematahkan rumor yang tersebar diantara mereka.

"Jadi, kamu membenarkan kabar kalau Kak Randy dan Ditya berpacaran?" tanya Putra serius.

"Nggak juga." bantah Desta, "Maksud aku, coba kalian pikir, apakah hanya karena aku sering terlihat bersama dengan Ditya lantas kalian juga akan mengatakan bahwa kami berpacaran?"

"Nah, itu juga yang bikin aku penasaran. Apa kalian benar-benar berpacaran?" tanya Dewa sambil meletakkan tangannya di pundak Desta.

"Oh my God! Dikasih pencerahan bukannya paham malah tambah butek!" Desta merasa gemas dengan teman-temannya.

"Tapi, Des. Apa kamu benar-benar tidak mengetahui hubungan antara Kak Randy dan Ditya?" tanya Putra lagi.

"Nggak. Aku nggak mau ikut campur urusan mereka. Dan berhentilah bergosip tentang mereka. Mereka berpacaran atau tidak itu adalah hak mereka dan kita semua nggak berhak ikut campur."