Ketika mendengar kata "putus", Lee Donghae bergidik ringan. Di dalam hatinya hanya ada ketakutan dan kekhawatiran yang membuatnya ingin menangis.
Ia sudah terlalu dalam menyukai Park Chunghee, jadi ketika ia mendengar perkataan itu, itu lebih menyeramkan dari apapun, bahkan jika sebilah pisau mengancam kerongkongannya sekalipun.
Lee Donghae memegang Park Chunghee lebih erat, bahkan tidak sedikitpun melonggarkan jari-jarinya. Setelah perjuangan dan keragu-raguan di matanya, ia akhirnya menyerah untuk tersenyum lebih lama. Kecerahan di wajahnya yang tampan dan menyenangkan dipenuhi dengan air mata pahit, "Chunghee, bagaimana bisa kau berkata seperti itu... kau bilang, kau mencintaiku, tapi kenapa perkataan seperti itu masih bisa ada di kepalamu? Jangan katakan itu lagi... aku tidak bisa mendengarnya... aku tidak bisa..."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com