Saat malam, Ethan sedang membantu Luna untuk berkemas karena besok pagi mereka akan melakukan penerbangan kembali menuju Jakarta. Hanya ada keheningan di antara mereka, karena saling diam dengan perasaan dan batin yang saling berkecamuk.
"Ethan."
"Iya, Sayang ... kenapa?"
"Apa kamu marah padaku?" tanya Luna, karena sejak tadi Ethan tidak bicaea dengannya.
"Untuk apa aku marah? Aku biasa saja, Sayang." Ethan tersenyum tipis menunjukkan bahwa dirinya tidak apa-apa, akan tetapi hatinya sangat bimbang dengan keputusan nya memberi izin pada Luna untuk jadi model lagi.
"Aku kira kamu marah karena aku mengobrol dengan mantanku," gumam Luna sembari melipati pakaian si kembar, sedangkan Ethan menatanya ke dalam koper.
"Hanya mantan, aku juga punya dan memang wajar saja jika seseorang mengobrol dengan mantan," sahut Ethan dengan santai.
"Apa kamu masih sering ngobrol dengan mantan juga?" tanya Luna dengan menaikkan alisnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com