Mereka semua berlari menghajar para anak SMK Bantet. Baku hantam tidak terhindarkan, tetesan darah mulai membasahi baju dan tanah. Pabrik tua menjadi saksi bisu kebrutalan kedua kubu sedang baku hantam. Akhirnya, kubu SMK Bantet kalah dan uang hasil taruhan berhasil dirampas. Bang Tigor, membagikannya pada mereka semua terutama dua petarung terbaiknya. Sedangkan anak-anak SMK Bantet, tersungkur sambil merintih kesakitan.
Anak-anak SMK Tunas kembali ke rumah masing-masing dengan wajah babak belur. Bang Tigor, Arthur dan bawahan Roki bernama Ferdi mengantar kedua petarung terbaik menuju klinik kesehatan. Sesampainya di sana, mereka ditanya mengenai apa yang terjadi. Mereka beralasan, bahwa kedua temannya diserang oleh orang tidak dikenal. Tanpa banyak basa-basi, Aciel dan Jhon langsung melakukan perawatan. Bang Tigor dan Roki, duduk di depan menunggu mereka selesai perawatan.
"Roki, ini bagian elu," ujar Bang Tigor sembari memberikan dua puluh lembar uang sepuluh ribu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com