webnovel

Legenda Dewa Harem

Dulu dia dikenal sebagai Ares, dewa perang yang tak terkalahkan, tak tertandingi! Sekarang dia adalah Randika, penjual mie ayam pinggir jalan Akibat siasat busuk musuh bebuyutannya, dewa perang yang tegap dan kekar ini terpaksa menjadi pedagang kaki lima untuk memastikan teman-teman seperjuangannya tidak dihabis. Tanpa kawan, tanpa uang, tanpa apa-apa, Randika dipaksa menanggalkan masa lalunya yang penuh darah. Namun takdir berkata lain! ”Aku mau kamu jadi suamiku! Sekarang!” Teriak perempuan yang tidak mau menerima jawaban ‘tidak’ dari Randika. Perempuan sinting macam apa yang mau kawin dengan penjual mie ayam? Apalagi perempuan itu adalah Inggrid Elina, CEO super kaya yang bisa mendapatkan laki-laki siapapun yang dia ingini! Apa yang membuat Elina memaksa penjual mie ayam ini menikahinya? Bagaimana Radinka bisa menolak tawaran Elina yang kaya dan cantik jelita? Apapun jawaban Randika, sebuah sosok akrab dari masa lalunya akan segera kembali menghantuinya. Akankah ia menghadapi sosok itu seorang diri? Akankah kehadiran CEO sinting nan cantik ini membantu atau justru memperburuk keadaan Radinka?

Lao_Ban69 · Ost
Zu wenig Bewertungen
420 Chs

116 Aku Tidak Akan Mengintip

Posisi Randika dan Viona ini sangat canggung. Meskipun ini adalah perusahaan besar, satu bilik toilet didesain untuk menampung satu orang jadi keadaan mereka berdua bisa dikatakan sangat sempit.

Pada saat ini, keduanya benar-benar berdekatan dan bisa mendengar suara napas masing-masing.

Viona duduk menghadap pintu di pangkuan Randika sedangkan Randika merangkulnya di pinggangnya. Bau harum dan kelembutan kulit Viona benar-benar bagaikan ekstasi bagi Randika. Apalagi salah satu tangannya itu sedang beristirahat di paha putih Viona.

Benar-benar perasaan yang nyaman baginya.

Mendengar napas Randika, Viona sedikit tersipu malu. Namun, dia merasakan bahwa napas Randika semakin keras dan tangan Randika perlahan mulai bergerak, benar-benar tidak bisa diam.

"Ran…" Viona berkata dengan suara pelan.

Randika tersenyum dan berbisik pada telinganya. "Tenanglah, mereka tidak akan menemukan kita di sini."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com