webnovel

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
181 Chs

Chapter 57 - Markas Keamanan Pusat

Di sebuah rumah di distrik perumahan mewah, pasukan berjubah yang mengepung Edward dan Karma karena menerobos masuk rumah yang diduga sebagai tempat Fornelia, Ivaldi dan Retto berada, mereka bersujud dihadapan Edward yang melepaskan sihir penyamaran pada wajahnya, menunjukkan kepada mereka siapa yang sudah mereka lawan sebenarnya.

Kaisar Void, kenapa beliau ada disini? Begitu pikir mereka yang gemetaran melihat penguasa tertinggi ras Iblis dihadapan mereka.

Void menatap mereka penuh rasa jijik, amarah dalam dirinya masih meluap meski telah membunuh sebagian dari mereka dengan tangannya sendiri.

Kenapa? Amarahnya tidak bisa dikendalikan, rasa takut yang juga harusnya ia rasakan ketika mengayunkan pedang pun lenyap. Seolah ia bukanlah dirinya lagi.

Edward melangkah mendekati mereka, menarik kepala mereka dengan tangannya dan mengangkatnya hingga memaksanya menatap dirinya.

"Dimana mereka?"

"E--eh?"

"Penjaga yang kalian bawa, dimana mereka?"

"I--itu ... A--aaaaaaaaagh!"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com