Ah, sial! Kenapa kolom chatnya malah kubuka? Centang biru dua pasti sudah terlihat olehnya. Panggilan telepon masuk lagi darinya.
Aku mengambil jarak dari Genggas, menjauh keluar dari ruangan kafe. Entah bagaimana kaki berhenti tapi aku sudah di luar pintu kafe. Tombol hijau kuusap. Dia langsung membombardir dengan pertanyaan setelah kuucap salam. Pertanyaan yang sama dengan yang dia kirimkan tadi.
{Saya lagi acara keluarga, jadi nggak bisa temui Bapak. Maaf, Pak.}
Kudengar suara kresek di telepon, kuyakin itu embusan napasnya. Hening di antara kami hingga akhirnya panggilan tersebut terputus. Aku terpaku bingung melihat layar ponsel yang menghitam. Dia mematikan panggilan telepon barusan?
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com