webnovel

CERITA 42

sambil memakan kue pesanannya Tiya filia sesekali menatap kagum pada Prayoga, terutama pada saat Prayoga sedang bicara.

Saat itu seperti yang sudah mereka rencanakan untuk bertemu dengan Operator Catatan sipil itu, Dan disinilah mereka di sebuah kafe kecil dekat kantor catatan sipil. Prayoga yang sedang bernegosiasi untuk mendapatkan informasi dari operator itu terlihat mengagumkan dimata Tiya filia, suara dan cara bicara Prayoga terdengar pelan dan kalem tapi disana juga terdengar berwibawa dan ketegasan, cara Prayoga juga menatap orang itu seakan mengunci orang itu untuk mau melakukan apa yang dia inginkan. Sesekali disaat Prayoga bertanya senyum bangga di wajah Tiya filia tak bisa di sembunyikan, dia bukan hanya kagum dengan Prayoga dia juga merasa bangga sebagai seseorang yang berada disamping Prayoga. Mungkin seperti itulah cara orang hebat mempergunakan kelebihan mereka untuk semakin sukses pikir tiya filia.

"untuk hari ini beres, kita tinggal menunggu bapak itu mengirimkan apa yang kita inginkan." kata prayoga melirik manja pada Tiya filia dan tersenyum bahagia, ketika mereka telah kembali kedalam mobil mereka dan berjalan pulang.

"tadi aku mengagumkan ya.. ku lihat kau tadi tersenyum begitu cantik, syukur tadi senyum itu untukku.." lanjut prayoga, tapi langsung di potong oleh Tiya filia.

"ih apaan sih.. dasar sombong, gitu aja bangga.."

"pokoknya aku senang sekali tiya.. bisa sekali lagi kau menatapku seperti itu? aku ingin melihatnya lagi..."

"apaan.. gayamu yang seperti ini bukannya mengagumkan tapi menjijikkan..mana bisa aku menatapmu seperti tadi.." Cemooh Tiya filia tapi sebuah senyum malu tak bisa dia sembunyikan dari wajahnya.