Pintu kamar Dulmana terbuka, secara bersamaan Yesi dan Ardi menoleh ke arah pintu.
"Kenapa kalian masih di sini?" cetus Dulmana begitu tatapannya beradu dengan Yesi dan Ardi.
"Kami nunggu bapak, bapak ikut kami pulang ya," ajak Yesi dengan tatapan mengiba.
Tak ada sepatah kata pun yang Dulmana keluarkan. Dia kembali masuk ke kamar. Dengan segera, Yesi menyelesaikan jemuran baju kering untuk dilipat. Bahkan, Ardi ikut membantu agar cepat selesai. Takutnya Dulmana kembali keluar lagi.
Hingga azan Dzuhur berkumandang, Dulmana tidak juga keluar dari kamar. Yesi memberanikan diri mengetuk pintu kamar Dulmana untuk mengajaknya salat zuhur berjamaah.
"Pak, Bapak," panggil Yesi diiringi ketukan pintu di kamar sang bapak.
Beberapa kali mengetuk pintu, tak ada jawaban dari Dulmana. Yesi menoleh ke arah Ardi yang masih tadinya hendak mengambil wudu di kamar mandi.
"Buka saja, Yang," saran Ardi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com