Wanita itu menatap Jisung dengan wajah yang penuh tanda tanya. Jisung hanya membalas tatapan wanita itu dengan senyuman. Jisung pun langsung memeluk tubuh Ibundanya dengan erat. Ntah mengapa saat ini Jisung ingin memeluk Ibundanya. Jisung tidak tau apa yang harus dia katakan. Tak lama kemudian Jisung melepaskan pelukannya.
"Iya Bun, tadi Jisung seneng banget main sama temen Jisung."
"Oh ya? Emang kamu main apa aja?"
"Banyak pokoknya, capek kalo disebutin."
"Yah kamu pelit nih!"
"Hehehe... Jisung ke kamar dulu ya, Bun."
Jisung mencium kening Ibundanya sebelum berlari ke lantai atas menuju kamarnya. Jisung langsung mengunci pintu kamarnya. Dia duduk bersandar membelakangi pintu kamarnya. Ntah mengapa tangis Jisung pecah begitu saja. Jisung menangis sambil memeluk erat lututnya. Tiba-tiba HP Jisung bergetar, ada panggilan masuk dari Minho.
"Jangan nangis sayang....."
"Kok kakak tau sih? Padahal aku tahan nangisnya biar gak kedengeran."
"Kakak taulah, kan kamu belahan jiwa kakak."
"Hehehe...."
"Jangan nangis, tenang aja. Kakak akan selalu belain kamu kok."
Sementara, di tempat lain.....
"Mungkin kakak suka sama kak Seungmin." Kata Jeongin.
"Masa sih? Gak mungkin ah! Kakak tuh sukanya sama kamu...." Jawab Hyunjin sambil mngecup pipi Jeongin.
"Iiihhh! Jangan cium-cium."
"Terserah kakak dong!Kan Jeongin adek kakak, berarti Jeongin tuh milik kakak."
"Aku tuh miliknya Mama."
Mereka berdua berdebat santai cukup lama dan akhirnya tertidur. Kemudian pagi pun telah tiba. Changbin bangun lebih awal dari biasanya, tapi Jeongin bangun lebih dahulu dari Changbin. Seperti biasa Jeongin selalu bangun pertama dan membangunkan seluruh makhluk yang berada di rumahnya. Lalu para penghuni rumah sarapan bersama.
"Kamu kalo ada masalah sama Felix, diselesain baik-baik." Celetuk Dahyun.
"Kenapa tiba-tiba ngomongin Felix??" Tanya Changbin dengan kesal.
"Mamah kan cuma nasehatin doang." Jawab Dahyun sambil mengunyah.
"Emang lo kenapa sih sama Felix?" Tanya Hyunjin.
"....." Changbin tidak menjawab.
"Cerita aja kali Bin, Mama gak marah kok." Kata Dahyun.
"Hmm....." Changbin ingin menjawab tapi ragu.
"Aku! Aku! Aku tau semuanya!" teriak Jeongin sambil mengangkat tangan kanannya.
"Hah? Apaan maksud lo?" Tanya Changbin kesal.
"Kalo mau tau, harus ada syaratnya." Jawab Jeongin sambil menyeringai.