Kliing..!!
Notifikasi dari temannya yang baru Ayun temui 1 bulan lalu di kampusnya, secara tidak sengaja memang dalam rangka battle gamers antar kampus. Tapi, entah kenapa Ayun merasa sangat senang mendapat perhatian dari lelaki yang kini tengah mendekatinya itu.
Yoan : Assalamualaikum!!
Ayun dari sini sudah mengetahui bagaimana bisa ia merasa nyaman dengan seseorang yang tak sama dengannya. Ini salah! Batin Ayun, seraya membuka pesan dari Yoan, lelaki yang menarik perhatiannya.
Ayun : Iya?
Yoan : Salam itu wajib dijawab bagi orang Islam!!
Ayun : Iya? Wajib?
Yoan : Wajib
Ayun : Ohhh iya
Yoan : Kok?
Ayun : Iya, aku bukan Islam
Yoan : Hah? Serius?
Jujur saja, saat ini Yoan melebarkan matanya melihat pesan dari Ayun yang mengatakan bahwa dirinya bukanlah orang Islam. Apakah aku sudah melangkah kearah yang salah? Tanya Yoan pada dirinya sendiri.
Ayun : Aku Non-Islam.
Singkat, padat dan menyakitkan bagi Yoan. Bagai tersambar petir, dirinya telah menaruh hati pada seorang gadis yang bukan seiman dengan dirinya. Apakah memang benar ada kisah nyata tentang lagu 'Seamin tapi tak Seiman', dan nyatanya sekarang dirinya mengalaminya.
Yoan : Nama kamu siapa?
Ayun : Lah? Nama aku kan Ayun.
Yoan : Nama lengkap?
Ayun : Grace Sri Ayun Nda Louisa.
Yoan : Nama aku, Muhammad Riyoande Simone. Gapapa, suatu saat nama kita bakal sama kok.
Sedikit memaksakan memang, tapi Yoan masih berpositive thinking saja. Allah SWT itu Maha membolak-balikkan hati manusia, terutama hamba-Nya.
Ayun : Gimana?
Yoan : Grace Sri Ayun Nda Louisa Simone, contohnya
Ayun : Kalau emang dari awalnya diciptakan dengan Tuhan yang berbeda, akhirnya juga akan beda. Jangan dipaksakan dengan hal yang gak mungkin.
Benar! Jika dari pertemuan sudah dengan jalan yang berbeda, tidak salah juga jika akhirnya akan lebih berbeda.
***
Hari ini adalah hari libur panjang dimulai bagi mereka yang mendapatkan IPK yang bagus dengan nilai di atas C, jangan tanya kenapa seorang Ayun yang menjadi perwakilan kampus kemarin sebagai tim battle gamers, kini mendapatkan nilai C pada mata kuliah 'Pemrograman Web Server Side', nyatanya otak Ayun tidak secepat tangannya yang menjadikannya Marksman dalam Onmyoji Arena. Walaupun memenangkan battle dengan kampus sebelah, nilai Ayun akan tetap dipertanggungjawabkan oleh dosen pembimbingnya.
"Jujurly, gue capek banget kelas jam 8 pagi, nih nyawa gue belom ngumpul bahkan sampe matkul kelar," kata Jane sahabat dekat Ayun yang sedari masuk kelas mengeluh mengantuk.
Beberapa mahasiswa dikelas tadi memang mengeluh karena jam kuliah yang terlalu pagi untuk ukuran kelas antara. Membuat beberapa mahasiswa tidak maksimal untuk konsentrasi kuliah dengan pertemuan 4x dalam seminggu.
"Udah kelar juga sekarang, kuy makan!" ujar Bella, sahabat Ayun satunya yang menarik Ayun dan Jane untuk segera pergi.
Ketiganya beranjak menuju kantin yang ada di lantai 2, disana tidak banyak memang yang datang ke kampus, paling tidak Ayun bukan seorang diri yang mengikuti kelas antara ini.
Jane duduk terlebih dahulu agar ketiganya mendapat tempat duduk disusul oleh Ayun, sedangkan Bella memilih makanan yang biasa mereka pesan di kantin. Tidak jauh dari Bella, Ayun melihat ada seseorang yang ia kenali dan yap, dia adalah Yoan. Seseorang yang membuat hatinya bergejolak tak jelas karena perbedaan mereka.
Bukan maksud Ayun memperhatikan Yoan, namun sepertinya Yoan sadar jika ada seseorang yang memperhatikan dirinya, sehingga Yoan dengan cepat menoleh dan mendapati Ayun yang tengah menaruh tangannya di dagu seraya menatapnya dengan tamat.
Tanpa sadar Yoan berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju kearah Ayun dan kawannya. Yoan terlihat sangat tampan ditambah dengan kacamata yang bertengger di hidungnya membuat kesan Yoan terlihat semakin pintar.
"Assalamualaikum Ukhti!" sapa Yoan pada Jane dan Ayun yang tengah duduk.
"Selamat Siang kak Yoan!" balas Jane pada Yoan dengan mata yang berbinar-binar.
Yoan menoleh kearah Ayun diikuti oleh Jane yang tak membalasnya, dan Ayun seakan gelagapan karena terus memperhatikan Yoan.
"Boleh duduk?" tanya Yoan dengan manisnya.
"Boleh", "Gak" ucap Jane dan Ayun secara bersamaan, membuat Yoan tertawa ringan. Dia tahu pasti bagaimana perasaan Ayun, adik tingkatnya itu semenjak percakapan mereka kemarin.
"Ayun, kenapa gak bales chat aku? Udah tidur kemarin?" tanya Yoan dengan sengaja agar Ayun tersipu malu.
"Nanti bales chat aku ya, yaudah aku balik dulu." ujar Yoan lalu pergi dari meja kedua gadis tersebut.
Jane masih berpikir, sejak kapan Ayun dan kakak tingkatnya ini chating? Bagaimana bisa? Sungguh dirinya hanya berpikir seputar bagaimana bisa, dia yang naksir tapi temennya yang chating? It's a damn chating.
"KOK BISA??" tanya Jane dengan penuih penekanan.
"Kenapa? Ngapain kak Yoan kesini?" tanya Bella yang baru saja duduk dikursinya.
"Dia satu tim game sama gue. Udahlah b aja, gausah lebay." kata Ayun yang sedikit takut jika Yoan sendiri yang membongkar bagaimana mereka chat dengan intensitas yang cukup sering.
"Lo chating sama kating yang gue suka, dan lo deket sama dia?" tanya Jane membuatnya bingung entah harus menjawab apa.
"Hah? Gimana maksudnya? Ayun chat sama kating yang lu suka? Siapa?" tanya Bella yang tidak tahu mengenai hal tersebut.
Bella mencari seseorang yang ditatap oleh Ayun, dan ternyata dia adalah kakak sepupunya. Marga Simone itu telah diperebutkan oleh kedua sahabatnya. Sungguh? Bella tidak tahu jika kakak sepupu itu sangat berperan penting dalam segala hal, kemarin battle game, sekarang sahabatnya.
"Yoan Simone?" tanya Bella meyakinkan jika bukan kakak sepupunya yang kini menjadi topik sahabatnya.
"Iya." jawab Jane singkat dan tajam.
"Jane, serius deh gue tuh cuma chat pasal game aja. Gak ada yang spesial." Ayun berusaha meyakinkan Jane.
Jane menghela nafas panjang dan tertawa dengan keras. Bahkan seisi kantin kini memperhatikan mereka bertiga.
"Komuk lu lucu parah, hahaha." kata Jane sambil terkekeh.
Bella dan Ayun bingung dengan tingkah Jane yang awalnya terlihat marah kini berubah tertawa ngakak.
"Yun, gue dukung kok kalo kak Yoan suka sama lu. Kali ini gue liat dari mata dia pas dia natap lu, jujur disini gue liat kalo dia sayang sama lu. Walau gue yang naksir duluan, tapi kalo pada nyatanya dia gak suka, masa iya gue harus maksa perasaan dia, gue gak mungkin egois Ayun. Percaya sama gue, apapun yang dipaksakan hasilnya gak akan baik. Tapi dengan Ikhlas gue yakin dia sayang beneran sama lu. Ya kan Bel?" kata Jane panjang lebar menjelaskan pada Ayun.
Bella baru kali ini melihat temannya yang manja ini ternyata bisa dewasa juga. Bella tersenyum pada Ayun dan berkata, "Bener kata Jane."
Kata-kata Jane membuatnya berpikir lagi jika memang sesuatu yang bukan hak kita maka tidak akan datang pada kita.
Hai everybody!! Hope you like it, this is my first story, please comment and vote at the below. Happy Reading :)