Setelah melihat isi ponsel Lian kemarin, Sandi tidak bisa tidur dengan nyenyak sama sekali. Ketika ia mencoba untuk memejamkan matanya bayangan apa yang ia lihat terlintas begitu saja begitu saja. Apalagi ketika lelaki cantik itu menceritakan padanya tentang bagaimana Lian bisa menyukai hal seperti itu. Bahkan lelaki cantik itu juga menunjukkan kepadanya video BL dan Anime yang ada diponselnya. Sandi tidak habis pikir bagaimana bisa lelaki cantik itu menyukai hal tersebut sampai sebegitu overnya. Apa Lian tidak merasa risih ketika melihatnya? itulah yang Sandi pikirkan. Tapi, ketika melihat ekspresi Lian yang terlihat biasa saja itupun membuat Sandi terkejut. Sepertinya Lian memang sangat menyukai hal seperti itu.
Wajah Sandi saat ini terlihat buruk dengan sedikit mata panda yang terlihat dibagian matanya. Hal itu membuat orang tuanya khawatir. Tapi, ketika ditanya Sandi akan menjawab bahwa ia baik-baik saja. Begitu juga dengan Rey yang bertanya padanya ketika mereka akan berangkat sekolah.
Sampai di sekolah, Sandi langsung pergi meninggalkan Rey yang masih ada diparkiran. Sandi hanya ingin segera masuk kedalam kelasnya dan istirahat untuk beberapa saat disana. Hal itu membuat Rey menggelengkan kepalanya. Ia merasa setelah kejadian kemarin di balkon kamar lelaki cantik itu, Rey melihat bahwa Sandi terlihat aneh setelah mengerjai temannya. Lelaki tampan itu tidak berani bertanya kepada Sandi lebih lanjut karena takut akan kena marah lagi nanti. Baru saja ia baikan dengan Sandi masa harus kena marah lagi oleh Sandi, Rey tidak mau itu terjadi.
♣
Sampai di kelasnya, Sandi langsung duduk dibangkunya bersama Lian. Beruntung lelaki cantik itu belum datang jadi Sandi tidak perlu memikirkan apa yang harus ia lakukan ketika mereka bertemu. Ia fikir suasana diantara mereka berdua pasti akan merasa canggung jika keduanya bertemu nanti. Kemudian Sandi menidurkan kepalanya diatas meja dengan tangan sebagai bantalnya. Tak lama ia memejamkan matanya.
♣
Aldi dan Lian sampai di sekolah secara bersamaan dengan Lian yang diantar oleh ayahnya sedangkan Aldi memakai motornya sendiri. Lian dengan setia menunggu Aldi yang masih memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Tak lama setelah itu, Aldi datang dan mereka berdua langsung berjalan bersama menuju kelas sambil bercanda gurau.
"hey Li" panggil Aldi ketika mereka berdua sempat terdiam selama beberapa saat. Panggilan itu membuat Lian menoleh kepada Aldi.
"kemarin apa yang terjadi antara kau dan Sandi?" tanya Aldi ketika mendapat tolehan dari Lian. Sebenarnya Aldi dan Gilang tidak tahu apa yang terjadi diantara keduanya karena ketika Sandi masuk kembali kedalam kamar, ia langsung mengajak mereka untuk membahas kerja kelompok mereka dan ketika mereka pulang Lian malah ingin tinggal di rumah Sandi lebih lama dan dijemput oleh supir saat pulang.
"dia melihat isi ponselku saat aku sedang membaca komik" jelas Lian sambil menggeruk lehernya yang tidak gatal.
"lalu? apa kau menjelaskannya?"
Lian menganggukkan kepalanya.
"dan sepertinya Sandi masih belum bisa menerimanya…aku tidak tahu harus berbuat apa ketika bertemu Sandi nanti"
"tenang saja nanti aku akan membantumu bicara dengan Sandi"
Lian tersenyum mendengan perkataan Aldi dan lelaki cantik itu tanpa sadar memeluk Aldi dari samping. Hal itu membuat Aldi mengedipkan matanya, terkejut dengan apa yang dilakukan Lian itu. Jantungnya pun berdetak dengan tak karuan dan ia berdoa dalam hati agar Lian tidak mendengar detak jantungnya tersebut.
♣
Sampai didalam kelas, Lian dan Aldi berjalan menuju bangku mereka. Kedua lelaki itu sempat bertatapan ketika melihat Sandi yang tidur dibangkunya. Dengan pelan dua lelaki itu meletakkan tas mereka dan duduk dengan pelan juga dibangku masing-masing. Ngomong-ngomong Gilang dan Aldi duduk dibelakang Lian dan Sandi begitu juga sebaliknya.
"PAGI SEMUANYA!" sapa Gilang yang baru saja datang dan masuk kedalam kelas. Lian dan Aldi yang mendnegar itu melotot kearah Gilang yang masih ada didepan pintu sedangkan Sandi berjengit kaget dengan sapaan keras dari salah satu temannya.
"ck" decak Sandi sambil menatap tajam kearah Gilang dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.
Gilang yang tidak tahu apa-apa itupun berjalan dengan santai sambil tersenyum kearah bangkunya.
"ada apa dengan tatapanmu itu?" tanya Gilang pada Sandi yang masih menatapnya tajam. Sandi yang ditanya tidak menjawab pertanyaan tersebut dan hanya menatap tajam Sandi. Sadar tidak ada jawaban dari Sandi itupun, Gilang duduk dibangkunya dengan heran.
"kau ini! dia tadi sedang tidur tadi aku dan Lian saja pelan-pelan" omel Aldi sambil berbisik dengan Gilang setelah lelaki itu duduk dibangkunya.
"aah! sebab itu dia menatapku tajam?" tanya Gilang yang diangguki oleh Aldi.
"maaf San, aku tidak tahu jika kau tidur" kata Gilang sambil menepuk pundak Sandi.
"menyebalkan!" kata Sandi sambil beranjak dari duduknya. Hal itu tidak lepas dari pandangan ketiga temannya.
"kenapa dia?" tanya Gilang yang merasa ada yang aneh dengan Sandi.
"kemarin ia melihat ponsel Lian" kata Aldi.
"waaah luar biasa"
"kenapa jadi luar biasa?" tanya Lian yang tidak mengerti dengan apa yang diluarbiasakan Gilang.
"dia jadi tahu jika kau suka hal seperti itu, mungkin juga dia akan menyukainya"
"sebaliknya" jawab Lian dan Aldi.
"sepertinya dia tidak menyukainya sama sekali karena ketika aku menjelaskan dia hanya diam dan ekspresinya sulit diartikan" jelas Lian.
"aah sulit juga"
"makanya itu aku akan membantu Lian menjelaskan lagi pada Sandi"
"ah begitu, aku percaya dia akan mengerti dengan hal itu" tambah Gilang.
"semoga saja" gumam Lian yang tampak agak sedih.
♣
Sandi pergi ke kamar mandi yang berada tak jauh dari kelasnya. Ia mencuci mukanya yang terlihat buruk agar terlihat lebih baik. Ia merasa jengkel saat terkejut dengan kehadiran Gilang tadi. Benar-benar menyebalkan. Setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, Sandi memilih untuk kembali ke kelasnya.
Sampainya, Sandi di kelas bel masuk berbunyi setelah itu.
"perhatian semuanya!" Ketua kelas berkata didepan kelas membuat semua siswa menatap kearahnya, termasuk Sandi yang baru saja masuk kedalam kelas dan langsung melesat menuju tempat duduknya "..ada tugas dari pak Johan untuk mengerjakan halaman 27 dan dikumpulkan setelah pelajarannya selesai!"
Setelah mendengar perintah tersebut, semua siswa mulai mengerjakan tugas yang disuruh tersebut. Sandi mulai mengerjakan tugasnya dengan tenang ditempatnya sedangkan Lian menghadap belakang dan mengerjakan tugasnya bersama Aldi dan Gilang.
Gilang menunjuk Sandi dengan dagunya ketika lelaki manis itu tidak melakukan hal yang sama dengan Lian. Aldi dan Lian hanya menatap Sandi, lalu mereka mengedikkan bahu bersama.
Lian menjadi merasa tidak enak dengan Sandi karen dirinya, Sandi menjadi lebih diam sekarang.