Beberapa hari sudah kepergian Revan ke luar negeri, dan selama itu pula Dinda selalu menemani Kiara tidur dirumah mertuanya, mertua Kiara pun selalu memperlakukan Dinda dengan baik, ia sudah menganggap Dinda seperti anaknya sendiri
pagi itu saat Dinda bersiap siap untuk berangkat kerja, ia pun terlebih dahulu menikmati sarapan pagi yang sudah disediakan oleh orang tua Revan bersama dengan Kiara
"Ki.....!" kak Revan hari ini akan pulang kan ?" tanya Dinda sambil menyantap sarapan paginya
"iya Din.....tadi pagi pagi sekali kak Revan hubungi aku, ia bilang bakalan sampai disini malam hari" jawab Kiara
"oh kalo gitu, aku nanti langsung pulang ke rumah ya habis pulang dari kantor" ucap Dinda
"iya...makasih ya Din !, kamu sudah temani aku beberapa hari ini" balas Kiara sambil memegang tangan Dinda
"iya, sama sama sayang !" balas Dinda sambil mencubit lembut hidung Kiara
"kalo begitu aku sekarang langsung berangkat kerja ya !" setelah Dinda pamit pada Kiara ia juga berpamitan pada ke dua orang tua Revan dan ia pun segera melangkah keluar untuk segera pergi ke kantor dengan menggunakan jasa taxi online yang sudah ia pesan sebelumnya
*******
sementara di tempat lain
"gimana kamu sudah mendapatkan no ponsel nya istri si Revan ?" tanya Sisca pada Karin saat keduanya bertemu di sebuah cafe
"tenang, kamu gak perlu khawatir,,,,,kalo masalah mencari info dan no ponsel itu urusannya gampang" jawab Karin sambil memasang tampang dengan senyum sinis nya
"good job !", berarti malam nanti kita bisa langsung melancarkan aksi kita untuk membalaskan dendam kita pada si brengsek Revan, karna aku dapat info katanya si Revan bakalan pulang dan tiba di rumahnya malam ini juga" ucapan Sisca penuh rasa percaya diri dan dipenuhi emosi, sementara hanya dibalas anggukan oleh Karin tanda ia juga setuju dengan rencana Sisca
dengan pelan Karin menggerutu "aku sudah tidak sabar ingin melihat, gimana reaksi kamu Revan saat kamu mengetahui istri tercinta kamu tidur dengan laki laki lain" ucap Karin dengan senyuman sinis penuh kelicikan
Sila pun tak kalah licik nya dengan tersenyum sinis, ia juga tak sabar menunggu aksi mereka berlangsung dan melihat reaksi Revan, orang yang sangat ia benci
*******
sementara sore harinya di rumah Revan
"Kiara sayang !, mama pergi arisan dulu ya !, kamu dirumah aja gak usah ngapa ngapain, kalo perlu sesuatu tinggal bilang aja, nanti biar asisten rumah tangga mama yang menyiapkan nya" pamit mama Revan pada Kiara yang tengah duduk duduk di ruang tengah
"iya ma...!" jawab Kiara sambil tersenyum
"kalo begitu sekarang mama berangkat dulu ya sayang !, lagian Revan datang nya kan nanti malam, jadi biar dia yang jemput kamu disini" ucap mama Revan sambil mengusap kepala dan mencium kening menantunya dengan penuh rasa sayang, Kiara hanya tersenyum dan merasakan keberuntungan mempunyai mertua yang sangat menyayanginya
setelah kepergian mertuanya, Kiara menikmati suasana sore diruang tengah sambil menonton acara televisi dan sesekali membaca sebuah majalah wanita yang tertata rapi di rak samping tempat duduknya, tak terasa waktu pun berlalu, hari sudah hampir petang, perasaan Kiara semakin tak sabar ingin segera bertemu dengan Revan suaminya, karna sudah beberapa hari rasa rindu dan kangennya terhadap suaminya hampir tak terbendung, lalu Kiara pun berniat masuk ke dalam kamarnya untuk melaksanakan sholat maghrib
Kiara pun melangkahkan kaki nya menuju ke dalam kamarnya, setelah beberapa menit ia melaksanakan sholat maghrib nya,.ia merasakan sesuatu di dalam perutnya, ternyata rasa lapar yang sedang menghampiri nya, kemudian ia pun segera berniat melangkahkan kakinya keluar kamar untuk menuju ke ruang makan, tapi belum sempat ia melangkah kan kaki nya keluar kamar, tiba tiba ponselnya berbunyi dan sebuah pesan singkat masuk ke ponsel nya
Kiara pun segera menghampiri ponsel nya yang tergeletak diatas tempat tidur nya, dan ia pun melihat sebuah chat masuk, dan Kiara pu. segera membuka ponsel nya dan ternyata sebuah nomor yang tak dikenal nya muncul di layar ponsel nya
"mengapa ada nomor baru ?, kira kira nomor siapa ya ini?" gerutu dalam hatinya saat ia melihat sebuah nomor yang tak dikenal nya, tanpa rasa ragu ia pun segera membuka nomor ponsel tersebut, senyum sumringah menghiasi bibir nya yang mungil rasa lapar nya pun menghilang tatkala ia membaca sebuah chat yang ada di ponsel nya, rasa ragu yang semula muncul pun hilang begitu saja karna ada nama Revan didalam nya
"sayang sekarang juga kamu cepetan datang di cafe tempat biasa kita makan malam, aku ingin kamu segera datang kesini aku sudah kangen sekali ingin makan malam sama kamu ( salam kak Revan mu ), oh ya sayang ini aku pakai nomor ponsel sekertaris aku ponsel aku low bat" kata kata itulah yang membuat Kiara tak menaruh sedikit pun rasa curiga, karna kepolosan nya ia berniat untuk menuruti semua kata kata uang ada di pesan singkat dalam ponselnya
"bi...! bibi.....!" panggil Kiara saat ia tiba di ruang tengah
"iya nyonya muda" jawab salah seorang asisten rumah tangga Revan
"mama belum pulang ya bi ?" tanya Kiara
"belum nyonya muda !"
"kalo begitu nanti bilang sama mama kalo mama sudah pulang, saya mau keluar sebentar" pamit Kiara tanpa memberitahu kan kepergiannya untuk menemui Revan suaminya
"tapi tadi nyonya besar bilang....!" ucapan asisten rumah tangga itupun terhenti saat Kiara memotong pembicaraan nya
"tidak apa apa bi !, saya akan baik baik saja" ucapan Kiara yang memotong perkataan asisten rumah tangga Revan, dan mendengar ucapan Kiara itu, asisten rumah tangga tersebut terpaksa mengiyakan nya, dan melihat Kiara langsung melangkahkan kakinya keluar dari kediaman orang tua Revan
tak lama setelah di depan rumah, Kiara segera naik ke taxi online yang sudah dipesan nya, karna saat itu tak ada seorang pun yang bisa mengantarkan dirinya, walaupun di rumah Revan ada sebuah mobil nganggur tapi karna dirinya tidak tahu sama sekali cara menjalankannya, akhirnya dengan terpaksa ia memesan sebuah taxi online
setelah beberapa menit perjalanan, sampailah Kiara di sebuah cafe yang dituju, saat ia berjalan memasuki ruangan cafe, pandangan matanya menyapu kesemua ruangan dengan sedikit rasa bingung, karna saat itu ia tak menemukan sosok Revan suaminya
"mana sih kak Revan ?!, dari tadi belum nongol juga, katanya aku suruh datang kesini, mana ponsel nya gak aktif pula !, ini juga nomor ponsel sekertaris nya juga gak aktif !" gerutu Kiara setelah hampir satu jam ia duduk menunggu sosok Revan suaminya yang tak kunjung datang menemui nya
"mba....mba....sini !" panggil Kiara pada salah seorang pelayan cafe tersebut
"iya mbak !, ada yang bisa saya bantu ?" pelayan tersebut langsung menghampiri Kiara
"iya mbak, saya mau pesan jus jeruk ya !" jawab Kiara dengan ramah, karna ia merasa tenggorokan nya kering selama ia menunggu kedatangan Revan
pelayan itu pun segera pergi untuk menyiapkan pesanan Kiara dan tak lama kemudian pelayan tersebut sudah berjalan kembali menuju meja Kiara sambil membawa nampan dengan segelas jus jeruk di atas nya... tapi belum juga pelayan tersebut sampai di meja Kiara, tiba tiba pelayan tersebut dihadang oleh seseorang di salah satu meja
"mba !, bisa minta tolong ambilkan saya segelas air putih !" pinta seseorang tersebut
"maaf mbak, tapi saya antarkan minuman ini dulu ya, ke pelanggan yang ada di meja sana !" jawab pelayan tersebut dengan ramah
"kamu ini bagaimana sih !, aku sudah mau keselek tau, dan minuman aku ini sudah habis !, kamu kan bisa letakkan minuman itu dulu disini, setelah kamu ambilkan aku minum, baru deh kamu antar minuman itu kesana !" nada bicara orang tersebut membuat pelayan itu terpaksa menuruti kemauannya, dan pelayan tersebut tak mungkin meminta bantuan pelayan yang lain karna saat itu cafe terlihat sangat ramai, sedangkan para pelayan tampak sibuk dengan tugas nya masing masing
setelah pelayan tersebut pergi untuk mengambilkan segelas air putih, dan meletakkan jus jeruk pesanan Kiara, nampak seseorang tersebut dengan senyum licik nya setelah berhasil memasukkan sesuatu kedalam minuman Kiara, dan tak lama kemudian pelayan tersebut datang dengan segelas air putih ditangan nya
"ini mbak, air putih pesanan nya !"
"iya !, terima kasih !"
kemudian pelayan tersebut kembali berjalan menuju meja Kiara dengan segelas jus jeruk pesanan nya
"ini mbak jus jeruk pesanan nya !"
"iya, terima kasih ya mbak !" ucap Kiara dengan senyum ramah nya
kemudian pelayan tersebut membalas dengan anggukan dan senyuman sebelum pergi meninggalkan Kiara yang langsung meminum jus tersebut karna ia merasa tenggorokan nya tak bisa lagi diajak kompromi
dan tak jauh di belakang meja Kiara yang hanya selisih beberapa meja, nampak seorang perempuan tersenyum puas sambil menggerutu "rasakan kamu perempuan murahan !!, kamu akan merasakan akibat nya karna kamu sudah mempermalukan aku di depan banyak orang" tak lain perempuan iyu adalah Sisca, matanya pun memandang ke arah Kiara dengan penuh rasa kebencian
beberapa menit kemudian nampak Kiara sedang memegang kepalanya, dan sesekali ia melihat ke arah pintu masuk cafe "kak Revan mana ya ?!, dari tadi kok belum datang juga !, mana kepalaku pusing sekali" gerutu Miara dalam hatinya dengan tak henti hentinya memegangi kepalanya yang semakin terasa sakit, dan tak lama kemudian Kiara pun pingsan tak sadarkan diri sambil kepalanya diletakkan diatas meja, saat itu pula nampak Sisca datang menghampiri nya, sambil memanggil seorang pelayan
"mbak ini bayaran minuman teman saya ini !, kayaknya dia sakit" setelah itu Sisca langsung memapah Kiara keluar dari dalam cafe, sedangkan pelayan tersebut hanya melihat nya tanpa berkata apapun
sementara itu dihalaman cafe nampak sebuah mobil yang sudah menunggu nya, dan Sisca pun segera masukkan Kiara kedalam mobil tersebut
"gimana, kamu sudah atur semuanya ?" tanya Sisca kepada Karin yang ternyata ada didalam mobil tersebut
"beres !, semua sudah aku atur dengan baik !" jawab Karin sambil mengangkat jempol nya ke arah Sisca, yang duduk di kursi penumpang
"ini teman aku, ia yang akan tidur dengan wanita murahan itu !" ucap Karin sambil matanya memberikan isyarat sambil menunjuk kearah lelaki yang duduk di belakang kemudi, dan kemudian tatapannya beralih ke pada Kiara yang tak sadarkan diri disamping Sisca
nampak Sisca pun tersenyum puas dan begitupun dengan lelaki tersebut yang nampak melihat Kiara dari spion depan dengan tatapan dan senyuman licik nya
Sisca pun segera mengeluarkan ponsel Kiara dan men silent nada dering nya, kemudian mereka semua pergi meninggalkan halaman cafe tersebut menuju ke sebuah tempat