webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Teman Baru

"Dah ibu mau pergi arisan dulu, bye anak-anak. Itu bunga ibu sama rumput-rumput jangan lupa dipotong dan disiram yaa. Oh iya ini ada sedikit makanan dari rumah, dibagi rata sama yang lain." Ibu Jubaedah memberikan dua kotak pizza ukuran jumbo.

"Wihh si ibuu, kirain tadi ibu bawa kotak pizza buat acara arisan. Makasih loh Buu, ibu makin cantik ajaa." Haekal malah kegirangan.

"Iya iya, ibu tau ibu cantik, kalau gak mah si bapak gak mungkin terpikat sama ibu. Dah ya, ibu pergi dulu. Rendra baik-baik ya, semoga nyaman. Assalamu'alaikum." Pamit Bu Jubaedah.

"Waalaikumussalam, hati-hati Bu. Sering-sering kesini bawa makanan ya Bu." Ema melambaikan tangannya sambil tersenyum. Kebiasaan emang.

Rendra tersenyum kikuk. Penghuni kosan itu menatapnya penuh selidik. Mungkin mereka akan beranggapan hal yang sama dengan Haekal.

"Naha sih? Ngan kenalan. Setipe kok modelannya kek maneh." Dahi Haekal langsung ditoyol Ema. Iya, cowok beralis tebal layaknya orang Arab itu namanya Ema.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com