webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Rumah Hantu

Zee tersenyum sambil memalingkan wajahnya kearah lain, pipinya memerah sedangkan Rapli terkekeh terlalu gemas jika Zee sedang salah tingkah.

Keranjang burung tersebut sudah berhenti, Rapli, Zee, Gibran serta Azzura sudah turun.

"Mau naik apa lagi nih?" tanya Azzura.

Gibran, Rapli serta Zee menatap sekeliling. Mereka melihat-melihat berapa wahana yang pas, Rapli tiba-tiba tersenyum jail. Rapli berjalan menghampiri Gibran, Rapli membisiki sesuatu ke telinga Gibran. Gibran dan Rapli saling pandang, lalu tersenyum. Azzura dan juga Zee memandang Gibran serta Rapli penuh curiga.

"Gimana kalo kita naik kora-kora? Pasti seru," usul Rapli.

"Setuju banget, pasti seru banget nih," sahut Gibran.

"Rapli! Lo tau sendiri, gue paling takut sama ketinggian," ucap Azzura kesal.

"Zee emang gak takut sih, sama ketinggian. Tapi Zee gak suka kalo naik kora-kora, bikin kepala pusing."

"Pokoknya kita harus naik kora-kora, titik gak pakai koma!" Paksa Rapli.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com