webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Kehilangan Sosok Malaikat

Zee maupun Rapli tertawa karena candaan Suji. Lalu Rapli mengambil sepotong kue bolu, kemudian memakan kue tersebut. Zee tersenyum melihat Rapli yang sangat lahap memakan kue buatan Neneknya.

"Zee, kamu gak makan kuenya?" tanya Suji.

"Buat Rapli aja Nek, kayaknya Rapli kelaparan," ucap Zee sambil tersenyum.

Rapli yang berniat akan memakan lagi kuenya, tidak jadi karna mendengar perkataan Zee.

"Susu Zee, kalo ngomong yang bener ya! Gue itu gak kelaparan, cuman kue buatan Nenek tuh enak banget," seru Rapli kesal.

"Ya udah kalo enak di habisin aja," suruh Zee.

"Males," ketus Rapli sambil memalingkan mukanya.

"Ya udah," Zee mengambil kue tersebut lalu memakannya.

"Zee ntar masakin yang kaya kemaren lagi ya, gue ketagihan.

Zee tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

"Jangan kebanyakan senyum Zee, ntar gue diabetes lagi," gurau Rapli.

Zee memalingkan mukanya, ia tersenyum kecil mendengar perkataan Rapli.

"Susu Zee, lo kenapa? Baper ya?" tanya Rapli.

"Enggak Rapika!"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com