webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Black and White

Gadis itu berjalan mengendap-endap. Degup jantungnya berdetak kencang. Ia seperti maling di rumahnya sendiri. Perlahan-lahan membuka pintu utama dan mendorong motornya dengan hati-hati.

Saat sudah aman, Naya segera dengan menancap gas motornya. Ia tersenyum lepas. Sudah lama ia tidak night ride. Naya benar-benar merindukan angin malam dan segala suasananya.

Gadis itu memacu motornya ke tempat biasa teman-temannya berkumpul. Namun sesampainya di sana, Naya tidak menemukan seorang pun. Ia memutuskan untuk pergi ke kosan Marsha. Sudah lama ia tidak melihat wajah perempuan itu.

"Sumpah, lo hobi banget gangguin orang." Marsha dengan muka bantalnya mempersilakan Naya masuk.

Naya menyengir lebar. Sudah berapa lama ia tidak melihat wajah kesal Marsha.

"Lo ngapain sih datang ke sini? Ntar lo dicariin lagi." Marsha sudah membasuh wajahnya sehingga sekarang tampak lebih segar.

"Gue kangen ama lo, Kak. Kita udah lama nggak ketemu." Naya melebarkan senyumnya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com