webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Abu-abu

Setelah Bella keluar dari ruangan, Dena dan Zelsa mulai berbincang-bincang, mulai dari bagaimana Zelsa tiba-tiba masuk rumah sakit dan sampai ke pelajaran sekolah serta berakhir dengan membahas kakak kelas cogan yang termasuk Most Wanted, siapa lagi kalau bukan Avin dan Radit.

"Zel, lo udah baikan beneran kan?" Tanya Dena sambil memegang lengan Zelsa.

"Udah Den lo tenang aja," jawab Zelsa sambil tersenyum simpul.

"Syukur deh kalo lo udah lebih baik," ucap Dena sambil menatap lekat sahabatnya yang sedang bersandar pada kepala bad hospital rumah sakit.

"Eh Zel, tadi kan lo gak masuk sekolah, nah gua tadi liat Kak Radit itu di kantin makan sama cewek kayanya sih seangkatan sama kak Radit," ucap Dena dengan menggebu-gebu.

"Masa sih Den, terus gimana?" Tanya Zelsa dengan raut wajah penasaran.

"Gak tahu sih soalnya gua juga gak berani negur atau nguping pembicaraan mereka, udah keburu bel bunyi tadi," ucap Dena sambil menghela napasnya pelan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com